Home  »  News   »  
News

Geliat EMTEK di Bisnis Digital Indonesia

Dari situs berita, marketplace, vendor pernikahan hingga pembelian tiket online kini sudah ada dalam genggaman bisnis EMTEK (PT Elang Mahkota Teknologi Tbk). Perusahaan yang bermarkas di Senayan City ini tidak main-main masuk ke bisnis digital. Mengeluarkan dana besar untuk mendatangkan ahli dari Silicon Valley dan mengakuisisi bisnis lain pun tidak jadi masalah.

EMTEK awalnya merupakan perusahaan distributor elektronik. Belakangan EMTEK bergeser ke bisnis media dengan menguasai kepemilikan stasiun televisi SCTV. Dan seperti bisnis konglomerat lainnya, perusahaan milik keluarga Sariaatmadja ini pun belakangan merambah ke dunia digital, kebanyakan melalui anak perusahaannya KMK (Kreatif Media Karya). KMK dipimpin langsung oleh Adi Sariaatmadja, putra dari sang komisaris utama EMTEK, Eddy Kusnadi Satriaatmadja. Apa saja portofolio EMTEK di bisnis digital?

4 Serangkai

Ini adalah produk-produk yang 100% dimiliki oleh KMK:

  • Liputan6.com: Portal berita
  • Bola.com: Portal vertikal, spesifik tentang sepakbola.
  • Bintang.com: Portal vertikal, spesifik tentan dunia hiburan (ala KapanLagi atau DetikHot)
  • Vidio.com: Situs berbagi video, yang kabarnya konsepnya berbeda dengan YouTube

Ketiga portal di atas sebenarnya menggunakan platform sistem CMS tunggal yang dikembangkan oleh KMK Labs sendiri.

3 Serangkai

Ketiga perusahaan ini bermuara pada Suitmedia -sebuah creative digital agency. Bisnis Suitmedia adalah mengembangkan website, aplikasi mobile, jasa konsultasi strategi konten dan pemasaran digital.

Didirikan pada pada tahun 2009 oleh Achmad Zaky dan Nugroho. Keduanya merupakan alumni Teknik Informatika ITB. Belakangan rekan mereka Muhamad Fajrin Rasyid (juga alumni ITB) turut bergabung setelah meninggalkan pekerjaannya di Boston Consulting Group.

Dari Suitmedia inilah akhirnya lahir Bukalapak.com dan Hijup.com.

  • Bukalapak.com: Beberapa kali mendapatkan investasi dari KMK. Pada Januari 2015, KMK sudah memiliki 49% saham di Bukalapak. Investasi terakhir KMK ke Bukalapak Rp 280 miliar.
  • Hijup.com: E-commerce untuk produk muslimah. Dijalankan oleh istri Zaky, Diajeng Lestari. E-commerce ini juga mendapatkan investasi dari KMK. Tetapi tidak ada informasi berapa besar kepemilikan KMK di Hijup.com
  • Suitmedia (PT Suitmedia Kreatif Indonesia): Pada Oktober 2015 KMK akhirnya mengambil alih  50% saham Suitmedia. Dalam laporan tahunannya, perusahaan ini masih merugi di tahun 2015, walaupun nilainya tergolong kecil, Rp 57 juta.

Rumah.com (PT Allproperty Media)

Rumah.com merupakan situs listing properti yang paling masuk akal bagi saya. UI/UX situs ini sangat memudahkan pengguna mencari properti, hasilnya pun sesuai harapan (terlepas dari ketidakakuratan pengisi data). Ini yang tidak saya temui di situs pesaing mereka: Rumah123.com, UrbanIndo.com, dll.

KMK tercatat dua kali memberikan investasi di situs listing properti ini:

  • September 2014: Dengan kepemilikan akhir 30%, KMK menyuntikkan dana Rp 56.228.300. Ini membuat valuasi perusahaan ini “hanya” Rp 187 juta.
  • September 2015: KMK menambah kepemilikannya sebesar 4.814 lembar saham dengan menyuntikkan dana Rp 15.990.000. Hasil akhirnya jumlah kepemilikan KMK tetap 30%, tetapi valuasi Rumah.com sudah melambung menjadi Rp 2,4 miliar. Namun laporan tahunan EMTEK tahun 2015 mencatat perusahaan ini masih merugi Rp 39,3 miliar.

Kudo (Kudo Digital Solutions Pte. Ltd.)

Walaupun pendirian perusahaan tercatat di Singapura, kantor Kudo bermarkas di Radio Dalam, Jakarta Selatan, menggunakan gedung bekas kantor Java Musikindo.

Bisnis Kudo adalah menyediakan platform yang bisa menjangkau orang-orang yang kurang familiar dengan dunia teknologi untuk bisa berbelanja online.

EMTEK bersama EMV (anak perusahaan EMTEK) memiliki 25,05% saham di perusahaan ini. Investor lain Kudo adalah: GREE Ventures, East Ventures, IMJ Investment Partners dan 500 Startups.

Lainnya

Selain perusahaan di atas, EMTEK juga memiliki saham di perusahaan berikut:


  • Karir.com: Situs lowongan kerja. 99,99% sahamnya dimiliki oleh KMK.
  • Oshop.co.id: Situs untuk homeshopping, bekerja sama dengan saluran televisi O Channel (milik EMTEK)
  • BoboBobo.com: Situs e-commerce khusus pakaian wanita berkualitas. EMTEK memiliki tak sampai 20% saham di sini. Nilai investasinya pun tak sampai Rp 50 miliar.
  • BrideStory.com: Pada dasarnya situs directory listing vendor-vendor untuk pernikahan.
  • Lakupon.com: Situs daily deals seperti halnya Groupon dan LivingSocial. Anehnya walaupun linknya masih dipasang di Liputan6.com dll, situs ini sama sekali tidak disebut dalam laporan tahunan EMTEK tahun 2015.
  • HomeTesterClub.com: Tempat menemukan produk-produk baru dan berbagi ulasan.
  • Reservasi.com: Tempat membeli (reservasi) tiket dan hotel. Nantinya akan ada paket wisata juga. Baru saja muncul. Untuk teknologinya bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Inter Park.

Saya sempat mendengar kabar jika EMTEK juga memiliki saham atau berinvestasi di Tiket.com. Terasa janggal, karena EMTEK juga memiliki Reservasi.com (walaupun saat itu belum diluncurkan). Salah satu penguat argumen ini adalah foto dari akun Twitter @arioadimas ini (yang diambil dari Majalah SWA).

Saya akhirnya mendapatkan konfirmasi resmi dari pihak Tiket.com jika informasi ini tidak benar. Hingga saat ini Tiket hanya memiliki satu orang angel investor, tidak ada investor lain. Walaupun memang saya pernah mendengar kabar dari mantan karyawan KMK jika angel investornya Tiket.com ini kebetulan juga petinggi di EMTEK.

Keseriusan EMTEK/KMK

Tidak hanya keluarga Sariaatmadja saja yang masuk ke bisnis digital. Keluarga Hartono (Djarum via GDP Venture), keluarga Riady (Lippo via Venturra), keluarga Wijaya (Sinarmas – via SMDV atau Ardent Capital) dan gabungan beberapa keluarga konglomerat lain juga masuk ke bisnis digital.

Namun dari sekian banyak bisnis konglomerat ini, menurut saya EMTEK adalah salah satu yang paling rapi eksekusinya. Bukan soal target exit, strategi marketing, dsbnya, tapi soal pengembangan produknya. Tidak tanggung-tanggung, dari informasi yang saya terima, KMK menggunakan jasa dari sebuah konsultan yang dulu mengembangkan Twitter di masa awal berdiri. Karena itulah pengembangan produk KMK pun kini dilakukan dengan sangat disiplin. Scrum Extreme Programming sudah jadi standar, pair programming tidak hanya jadi teori, tetapi juga dipraktekkan.

[Update: Versi asli tulisan ini menyebutkan Scrum, seharusnya Extreme Programming]

Walaupun masih ada kekurangan di sana-sini (misal: “drama” di level manajemen, perbedaan pendapat antar karyawan yang meruncing menjadi perdebatan), namun sejauh ini hasilnya terlihat cukup baik dan cukup stabil. Setidaknya untuk produk yang 100% berada di bawah tangan EMTEK.

EMTEK dan KapanLagi

Ini sekadar kilas balik.

Dulu EMTEK sempat hampir mengakuisisi KapanLagi Network, sudah sampai tahap due-diligence malah. Tetapi di detik-detik terakhir, berkat kelihaian Andy S Boediman (Ideosource), KapanLagi Network akhirnya merapat ke MediaCorp. 52% saham KapanLagi network dilepas ke MediaCorp dengan nilai sekitar $ 45 juta (sekitar Rp 600 miliar).

Mungkin suatu hal yang bagus juga EMTEK tidak jadi mengakuisisi KapanLagi dan akhirnya membangun portal medianya sendiri. Melihat situs KapanLagi.com yang mungkin 70% layarnya tertutupi iklan, tentu saja Bintang.com menjadi pilihan yang jauh lebih baik bagi mata pengunjung.

Target

Lalu apa target EMTEK/KMK dengan portofolio sebanyak ini? Dengan KMK sendiri berada di bawah EMTEK yang sudah Tbk, kemungkinan besar targetnya tentu saja IPO. Dengan IPO, semua dana investasi yang sudah dikeluarkan selama ini akan membuahkan hasilnya. Pertanyaannya, secepat apakah KMK bisa IPO? Selain itu, apakah pasar sudah siap menyerap saham bisnis digital yang melakukan IPO?

Seingat saya, terakhir kali ada bisnis online yang melakukan IPO di Indonesia adalah Kopitime.com pada tahun 2001. Dan ini berakhir buruk, tahun 2003 Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI) akhirnya menghapus portal berita dengan kode saham KOPI ini dari bursa saham. Semoga ini tidak terjadi dengan EMTEK.