Home  »  News   »  
News

2.500 Unit CCTV Segera Terpasang di DKI Jakarta, Dilengkapi Software Analisa Video Termutakhir

[Foto: Pixabay.com]
Kalau Anda pernah menyaksikan acara televisi yang menampilkan rekaman-rekaman unik dari kamera pengawas, alias kamera Closed Circuit Television (CCTV), kemungkinan sebentar lagi DKI Jakarta bakal punya koleksi rekaman serupa. Kejadian-kejadian luar biasa di jalanan, mulai dari kecelakaan, kejahatan jalanan, kejadian-kejadian aneh dan unik, semua akan terekam oleh 2.500 kamera CCTV yang tersebar di seantero ibukota.

Yap, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang berencana memasang kurang lebih 2.500 unit kamera pengawas digital yang tersambung dengan sistem pengamanan milik pemerintah. Sistem CCTV dan pengamanan tersebut dipasang untuk memantau aktivitas warga, untuk meminimalisir gangguan keamanan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Upaya Pemprov DKI untuk membentuk sistem keamanan berbasis teknologi ini sesuai dengan konsep “Jakarta Smart City.”

Proyek ini akan melibatkan tiga instansi, yakni Pemrov DKI, Polda Metro Jaya, dan Kodam Jaya. Untuk melaksanakannya, instansi-instansi tersebut akan melibatkan Hitachi Insight Group, perusahaan yang bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis internet of things (IoT) secara global dan strategi go-to-market (GTM) untuk perusahaan Hitachi, Ltd.

Solusi yang ditawarkan Hitachi Insight Group adalah berupa software (perangkat lunak) analisa video bernama Hitaci Video Analytics (HVA) yang baru saja diluncurkan pada hari Jumat, 10 Februari 2017 lalu. Perangkat lunak ini kan melengkapi portofolio sistem keamanan publik dari Smart City, untuk membuat upaya peningkatan keamanan yang dilakukan Pemprov DKI lebih efektif dan efisien.


HVA menggabungkan visi komputer dan teknologi analisa video termutakhir untuk mendapatkan wawasan lebih luas mengenai kejadian di jalanan (atau di tempat umum lainnya) dan memberikan peringatan real-time saat diperlukan. Sistem ini memper pantauan video yang menyeluruh, yang tak hanya bisa diaplikasikan oleh Pemprov DKI Jakarta, tapi juga instansi dan perusahaan, seperti bandara, kampus, agen transportasi, serta kota-kota lain yang mengusung konsep smart city.

Beberapa informasi yang bisa dihadirkan oleh HVA di antaranya:

Pengawasan operasional kota atau bisnis: meliputi penghitungan orang, deteksi terbentuknya antrian, analisa aktivitas, penghitungan secara langsung, perbaikan gambar video, yang semuanya bisa dimanfaatkan untuk menekan risiko penyimpangan atau kejahatan, dan liabilitas.

Manajemen transportasi: mencakup di dalamnya pengaturan lalu lintas dan parkir yang lebih pintar melalui penghitungan jumlah kendaraan, analisis lalu lintas, deteksi tempat parkir, dan pengenalan plat kendaraan. Selain membantu tata kota dan ketertiban lalu lintas, fitur ini juga bisa digunakan oleh manajemen bangunan, manajemen area perkantoran atau area perumahan.

Solusi keamanan dan perlindungan publik: mencakup deteksi keamanan dan ancaman, deteksi obyek yang tertinggal, fitur pengenalan wajah, dan peringatan jika terjadi sabotase kamera pengawas. Hal ini akan memperkuat sistem keamanan publik di kota-kota besar untuk membantu mengamankan warga dan properti.

“Kota-kota dan bisnis yang menginginkan keuntungan penuh dari transformasi digital membutuhkan visibilitas atas pengetahuan data yang bervariasi. Dan karena serangan serta bencana alam di area-area publik dan privat terus meningkat, keamanan telah menjadi prioritas utama,” kata Ruthbea Yesner Clark, Direktur Global, Strategi Smart Cities dalam rilis persnya.

Menurut dia, meskipun adanya video keamanan berperan signifikan dalam meningkatkan keamanan, efisiensi operasional, dan menambah daya bagi penegakan hukum, namun keberadaan video seringkali dikaitkan dengan isu-isu menyangkut privasi. Namun sistem perangkat lunak HVC dirancang khusus untuk membantu berbagai organisasi di sektor publik dan privat untuk memanfaatkan potensi dari aset-aset video mereka secara utuh tanpa mengganggu privasi dari warga ataupun karyawan.