Home  »  Opinion   »  
Opinion

2016: Ke Mana Arah Perkembangan Teknologi Online?

[Gambar: baliciptateknologi.com]
[Gambar: baliciptateknologi.com]
Saya sangat tertarik membaca artikel yang ditulis oleh Roee Ganot di portal Business2Community tentang laporan yang dibuat beberapa peneliti mengenai tren terkini dan arah perkembangan teknologi online dan pemasaran. Laporan-laporan itu begitu lengkap untuk mempersiapkan Anda menghadapi ‘perang’ media di luar sana dalam mendapatkan perhatian pengguna, tetapi tidak dapat saya bagikan semuanya di sini.

Kini, kita berada pada kuartal keempat tahun 2016. Hanya beberapa bulan lagi kita akan berada di awal tahun 2017. Beberapa bulan ini perkembangan yang ada di internet mulai memberikan kita sedikit gambaran dan beberapa bagian penting yang dapat disimpulkan.

Video untuk semua. Dampak yang dibuat oleh video jauh lebih baik dari tulisan artikel, poster, maupun infografik. Rasa malas orang-orang untuk membaca, membuat video menjadi media penting untuk memperoleh informasi. YouTube tidak lagi menjadi tempat terbaik untuk mengunggah video, kini Facebook, Twitter, Snapchat, dan Vimeo juga mulai mendapat banyak perhatian.

Banyak merek masih menggunakan teknik pemasaran tradisional. Google dan Facebook kini mengontrol 76 persen periklanan online di dunia. 76 persen! Namun walaupun sering dikatakan bahwa media pemasaran tradisional hampir punah bahkan sudah punah, ternyata media tradisional masih menjadi bagian penting dalam penyampaian pesan oleh banyak merek. Mereka masih setia dan yakin dengan investasi yang dibuat dalam iklan di koran, televisi, radio, papan reklame, brosur, katalog, dan majalah.

Ekonomi kemitraan. Perkembangan sharing economy atau ekonomi kemitraan kini semakin mendapat tempat di kalangan pengguna masa kini. Laporan ini menulis, mobil merupakan alat transportasi yang semakin jarang digunakan terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Selain biaya yang harus dikeluarkan tiap bulannya tinggi, harga bahan bakar dan biaya-biaya lain seperti pajak dan biaya operasional, biaya tol, dan biaya parkir juga menjadi faktor penting mengapa tingkat penggunaan mobil kurang dari 40 persen dari yang seharusnya, walaupun mereka rata-rata mempunyai 2-3 mobil di rumahnya. Tingkat kepemilikan SIM di kalangan muda pun semakin menurun, karena mereka menganggap bahwa memiliki mobil tak lagi penting. Sebaliknya, mereka lebih suka menyewa mobil untuk berpergian. Dengan perkembangan ini, Uber mulai mendapat tempat dan tingkat permintaan layanannya naik begitu pesat. Uber lebih mudah, murah dan hemat, tidak perlu mengemudi, dan sebagainya.


Pembayaran melalui telepon pintar. Perkembangan unik ini dimulai ketika Apple meluncurkan Apple Pay, Samsung dengan Samsung Pay dan WeChat mulai mengembangkan WeChat Payment dengan begitu agresif di Tiongkok. Dengan hanya bermodalkan aplikasi ini di telepon pintar, yang dihubungkan dengan akun bank yang ada, setiap pembayaran dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat tanpa menggunakan uang tunai maupun kartu kredit dan debit.

Meningkatnya investasi dalam aplikasi handsfree/voice command. Teknologi yang dikenal sebagai Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan ini mulai mendapat perhatian ketika Siri buatan Apple dan Cortana buatan Microsoft sukses membantu para pengguna di Amerika Serikat dan Eropa untuk melakukan berbagai hal melalui telepon pintar hanya dengan menggunakan perintah suara. Melalui Kecerdasan Buatan, fitur ini akan tersemat di dalam telepon pintar, wearables, dan peralatan elektronik yang ada di rumah ataupun kantor. Jika peralatan itu dinyalakan, perintah-perintah seperti memindahkan tayangan televisi, membuat rekaman untuk suatu episode drama, menghidupkan lampu dan pendingin ruangan, dan sebagainya dapat dilakukan hanya dengan berbicara.

Formula baru kesuksesan bisnis ritel. Laporan yang dibuat oleh Roee Ganot juga menemukan semakin banyak merek ritel yang sukses menggunakan formula ini. Teknologi + Media + Distribusi Pesan Yang Baik + Tanggapan Pengguna + Pesan Yang Berkaitan Erat Dengan Kehidupan Pengguna = Kesuksesan Besar. Hal ini berarti, merek-merek ini menggunakan teknologi terkini dalam proses pengumpulan data sebagai persiapan untuk menyediakan produk yang diperlukan, mendapatkan beberapa tanggapan pengguna tentang merek mereka dan kemudian menggunakan media-media yang sesuai untuk memastikan distribusi pesan yang luas pada target pasar. Pesan yang disampaikan juga dekat dengan kehidupan sehari-hari pelanggan mereka

Tulisan ini adalah kontribusi dari Azleen Abdul Rahim, seorang blogger pemasaran digital di azleen.com, dengan penyesuaian standar LABANA.id.