Home  »  Opinion   »  
Opinion

4 Hal Pokok yang Harus Diketahui dari Pekerja di Generasi Millennials

[Foto: pexels.com]
[Foto: pexels.com]
Sebagai recruiter, ada satu dilema tersendiri yang kini tengah dialami. Hal ini terkait dengan angkatan kerja yang saat ini didominasi kalangan millennial yang umumnya memang memiliki karakteristik berbeda dengan angkatan kerja dari generasi sebelumnya. Millennial atau mereka yang lahir pada tahun 80-an ke bawah adalah generasi yang sudah terpapar dengan teknologi. Perubahan dalam berbagai bidang membuat pola pikir mereka juga ikut berubah, salah satunya dalam memandang dunia kerja.

Bisa dikatakan generasi millennial ini adalah mereka yang mudah sekali berubah. Karakter mereka sangat dinamis karena pengaruh digitalisasi yang juga memiliki karakteristik serupa. Selain itu, rasa bosan yang cepat menghantui generasi millennial juga menjadi semacam momok tersendiri bagi perusahaan yang akan merekrut mereka, terutama karena terkait masalah loyalitas.

Bagi generasi millennial, terdapat beberapa perubahan motivasi yang bisa dibilang cukup signifikan. Terutama dalam kaitannya dengan dunia kerja. Secara umum, ada tiga poin yang perlu untuk diperhatikan, yakni perubahan bahwa:


  1. generasi millennial tidak selalu berorientasi pada uang
  2. mereka tidak lagi tertarik pada nama besar perusahaan
  3. mereka mudah bosan dengan pekerjaan yang sama
  4. mereka tidak suka pekerjaan yang terlalu mudah, tetapi juga menyerah pada pekerjaan yang terlalu sulit.

Uang bukan lagi soal utama

Pada generasi millennial, uang bukan lagi soal utama dalam memilih pekerjaan. Motivasi ini tentu jauh berbeda dengan generasi sebelumnya di mana mereka kebanyakan berprinsip bahwa tenaga dan waktunya akan mudah tertukar dengan nominal gaji yang ditawarkan. Pada angkatan kerja saat ini, prinsip itu tidak lagi berlaku. Kebanyakan mereka cukup idealis dengan pekerjaan yang mereka lakoni. Nilai-nilai ekonomi meski tidak dikesampingkan, tetapi tidak menjadi satu-satunya tujuan utama. Lebih dari itu, generasi millennial jauh lebih menghargai kesamaan visi, kenyamanan bekerja, dan kultur dalam suatu perusahaan.

Jualan nama besar perusahaan tidak lagi berlaku

Bermunculannya tren digital di mana pekerjaan sebagai ghost writer pun bisa menghasilkan uang membuat generasi millennial tidak lagi terpaku pada brand. Angkatan kerja saat ini bukan mereka yang termasuk pada korban iklan atau branding perusahaan. Embel-embel bekerja di korporasi A atau B bukan lagi sesuatu yang selalu diperjuangkan. Bahkan beberapa orang berpendapat bahwa layer pertama dari angkatan fresh graduate perguruan tinggi terkemuda di seluruh dunia kini mengincar untuk mendirikan startupnya sendiri. Sementara, layer kedua memilih untuk bekerja di startup, dan baru pada layer ketiga memilih bekerja di perusahaan-perusahaan yang kadung memiliki nama besar.

Tuntutan untuk selalu berubah

Bosan. Satu kata itu pasti lekat sekali dengan generasi millennial. Mereka adalah orang-orang yang mudah bosan dengan segala hal yang dikerjakan. Mungkin karena digitalisasi membuat semua hal berubah dengan cepat, maka dari itu mereka pun terpengaruh, termasuk dalam perilaku kerja. Oleh karena itu, generasi millennial kini mengutamakan tipe pekerjaan yang tidak statis, dalam artian pekerjaan itu menuntut dia untuk selalu berkreasi dan menciptakan perubahan-perubahan dalam dirinya maupun pekerjaan yang ia jalani.

Porsi yang sesuai

Namun, meskipun generasi millennial adalah mereka yang mengidam-idamkan tantangan, pada kenyataannya mereka tetaplah manusia yang memiliki batas. Termasuk dalam pekerjaan. Generasi millennial akan mudah bosan pada pekerjaan yang mereka anggap terlalu mudah –di sini mereka butuh tantangan. Tetapi di satu sisi, pekerjaan yang terlalu sulit juga akan mudah ditinggalkan. Kuncinya adalah memberikan porsi yang sesuai untuk kemampuan mereka dan membiarkan mereka mengelaborasi hal tersebut dengan caranya masing-masing. Dengan demikian menghire angkatan kerja dari generasi millennial tak lagi jadi soal.