Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Jadi Freelancer

[Foto: pixabay.com]
Bekerja lepasan atau freelance working menjadi populer akhir-akhir ini. Berkat kemajuan teknologi dan peningkatan penggunaan web, internet, serta email, pekerjaan sekarang menjadi semakin mudah bahkan bisa dikerjakan dari rumah. Melihat hal ini banyak orang kemudian menjadi punya cita-cita ingin menjadi freelancer. Alasannya cukup jelas, mereka melihat orang lain yang melakukan pekerjaan freelance ini bisa begitu bebas dengan jam kerjanya, bahkan nyaris seperti tidak bekerja.

Apapun motifnya, sebenarnya sah-sah saja bagi siapapun bercita-cita ingin menjadi freelancer untuk tetap mendapatkan uang dan melanjutkan hidup. Namun, ada beberapa hal yang harus kalian pahami sebelum memutuskan menjadi freelance. Terlebih jika kalian hidup di Indonesia di mana mindset mengenai bekerja adalah pergi ke kantor setiap hari dan mendapatkan gaji di akhir bulan.

1. Pahami bahwa freelance juga adalah pekerjaan

Sebagian orang beranggapan bekerja secara freelance artinya kebebasan dan lebih minim tanggung jawab dibanding jika mereka bekerja kantoran. Padahal tidak juga. Freelance adalah juga sebuah pekerjaan. Bahkan beberapa orang menjuluki dirinya freelancer profesional karena mereka beranggapan freelancer juga tak sesembarangan yang dipikirkan orang. Bekerja freelance tetap memiliki tanggung jawab yang tak kalah besar dibanding jika kamu bekerja dengan bos di kantor. Freelancer memiliki target dan deadline seperti layaknya bekerja di kantor. Bedanya hanya pada kebebasan kalian untuk mengerjakan pekerjaan itu kapanpun dan di manapun serta bagaimana kalian mengerjakannya tidak terikat dengan standar operasional prosedural tertentu.


2. Siapkan diri kalian untuk semua spontanitas

Freelancer umumnya bekerja dengan klien yang jaraknya jauh. Mereka hanya terhubung melalui teknologi seperti messenger ataupun video-call. Proses bekerja pun beragam, tergantung pada kesepakatan. Untuk designer misalnya, umumnya mereka menyerahkan hasil konsep kepada klien lalu menerima masukan. Tak jarang revisi terjadi di luar ekspektasi. Yang awalnya diekspektasikan cuma revisi satu atau dua kali, bisa tiba-tiba banyak sekali. Lagi-lagi karena keterbatasan jarak dan pola komunikasi yang tidak langsung membuat semua hal yang spontan bisa sangat mungkin terjadi. Menjadi freelancer harus siap dengan semua hal yang sifatnya spontan.

3. Familiar dengan teknologi

Teknologi menjadi satu-satunya penghubung antara klien dengan freelancer. Menguasai berbagai teknologi merupakan salah satu syarat wajib jika kalian ingin menjadi freelancer. Sebab tanpa adanya kecerdasan menggunakan teknologi, akan sangat sulit melakukan pekerjaan dengan orang yang jaraknya jauh atau bahkan tidak pernah dikenal sama sekali.

4. Siapkan “kantor”

Khusus bagi kamu yang tinggal di Indonesia, menjadi freelancer berarti harus bersiap menghadapi berbagai pertanyaan aneh dari orang-orang di sekitar. Mereka yang tidak familiar dengan cara kerja freelance biasanya akan sedikit heran bagaimana orang yang kerjaannya hanya nongkrongin laptop bisa memperoleh banyak uang. Jangankan freelance yang di rumah, beberapa waktu lalu, di Jogjakarta polisi bahkan melakukan penggerebekan terhadap kantor Gameloft karena dicurigai sebagai kegiatan judi online. Khusus bagi kamu yang freelance di rumah, ada baiknya kamu menyiapkan “kantor” untuk kamu bekerja. Design kantor tersebut senyaman mungkin untuk kamu bekerja. Sebab pekerjaan freelance umumnya adalah pekerjaan kreatif yang menuntut orang untuk berpikir dan hal itu memerlukan dukungan suasana yang menyenangkan dari lingkungan di sekitar, termasuk tempat kerja. Yang kedua adalah sebagai upaya antisipasi jika ditanya mengapa tidak pernah ke kantor. Kamu bisa menjawab kalau kantormu adalah di rumah lengkap dengan meja, seperangkat komputer, dan juga “alat-alat tempur” untuk melakukan pekerjaan online.

Empat hal tersebut paling tidak menjadi dasar yang harus kamu siapkan jika ingin bekerja secara freelance. Yang tak kalah penting tentu saja adalah menyiapkan skill dan portfolio karena umumnya freelancer diincar bedasarkan kemampuannya menjual “skill” dan hasil kerja yang telah dilakukan selama ini.