Home  »  Opinion   »  
Opinion

4 Hal yang Patut Diwaspadai dari Kemajuan Teknologi

[Foto: pexels.com]
[Foto: pexels.com]
Kehadiran teknologi tidak semata-mata membawa pengaruh positif bagi kehidupan manusia. Seperti halnya setiap hal di dunia, teknologi juga memiliki dua mata pisau. Barangkali kehadiran teknologi memang memudahkan kehidupan banyak orang. Seperti misalnya, teknologi memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, mengefektifkan waktu kita bekerja, hingga membuat kita menjadi manusia yang lebih produktif.

Namun, di sisi lain, teknologi juga membawa hal-hal buruk yang tidak bisa lagi kita hindari. Riset di bidang psikologi banyak menemukan perihal dampak-dampak buruk penggunaan teknologi yang semakin tidak terkendali. Bagaimanapun, hal-hal ini harus kita sikapi dengan bijak. Sebab, jika suatu hari nanti teknologi benar-benar mengambil alih seluruh kehidupan manusia, ada hal-hal yang patut kita cemaskan.

1. Teknologi membuat kita lupa untuk menikmati “saat ini”

Seperti kita tahu, gaya hidup masyarakat milenial adalah gaya hidup yang serba dinamis. Segala sesuatu bisa berubah dengan cepat dan drastis. Jika saat ini kita masih hidup dengan ponsel berteknologi jaringan 3G, kita mungkin patut was-was karena teknologi 5G akan segera hadir di tengah-tengah kita.

Contoh lain terjadi pada pola perilaku konsumtif di masyarakat. Tren yang serba cepat seolah mendorong kita untuk selalu berbelanja dan menikmati apa yang disediakan. Kemudahan melalui teknologi juga membuat kita mudah lena untuk mengeluarkan rupiah. Akibatnya, kita sering lupa pada tagihan kartu kredit yang jebol atau saldo di bank yang semakin menipis.


Perubahan yang terlalu cepat membuat kita selalu berpikir beberapa langkah ke depan. Kita seolah lupa bahwa untuk menikmati hidup. Padahal, untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik, salah satu hal yang harus kita lakukan adalah berfokus pada saat ini, pada hal yang kita alami sekarang, tanpa takut atau merasa risau untuk apa yang akan terjadi beberapa waktu ke depan.

2. Teknologi menjadikan manusia semakin individualis

Meskipun media sosial memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan sekian banyak orang di luar sana, fakta yang terjadi justru teknologi menurunkan tingkat interaksi sesama manusia. Sebagai pengguna teknologi, kita terlalu dimudahkan untuk melakukan segala sesuatu sendirian.

Ingin memperbaiki atap bocor, kita cukup mengakses aplikasi penyedia jasa. Ingin bepergian, kita cukup memesan transportasi online. Ingin bicara pada orang lain, kita cukup mengakses aplikasi chatting. Hal-hal tersebut lambat laun akan mengubah interaksi manusia ke sesama manusia. Jika dulu acara nongkrong alumni akan dipenuhi cerita seputar kenangan semasa sekolah atau kondisi pekerjaan, dengan hadirnya teknologi, hal itu bisa berubah menjadi ajang update status.

3. Kita sering cemas tanpa gadget

Gejala ini sering disebut dengan nomophobia, yakni apabila seseorang memiliki kecemasan berlebih jika jauh dari jangkauan gadget. Kehidupan yang serba digital menuntut kita untuk selalu dekat dengan teknologi. Misalnya, harus mengurus pekerjaan dengan membalas email, membalas mention di media sosial dan lain-lain. Meskipun hal tersebut menjadi salah satu kewajiban, tetapi jika tidak diimbangi dengan interaksi sosial yang baik, bisa jadi kita kecanduan dengan gadget!

4. Manusia menjadi lebih narsis

Demam media sosial membuat semua orang menjadi bebas berekspresi. Kini, sulit dibedakan bagaimana media sosial menjadi tempat untuk personal branding, atau menjadi tempat ajang kenarsisan. Terlebih hal itu didukung dengan munculnya berbagai aplikasi yang membuat kita selalu merasa lebih spesial; lebih terkenal, lebih cantik, lebih tampan, lebih percaya diri untuk tampil di muka publik. Era media sosial membuat semua orang menjadi artis. Jika dulu kegiatan masing-masing hanya cukup diketahui orang tua di rumah, kini dunia harus tahu apa yang kita lakukan melalui media sosial.

Selain empat hal di atas, masih ada banyak sekali hal-hal negatif yang patut kita waspadai seiring dengan perkembangan teknologi. Idealnya, sebagai user kita harus bijak dalam menyikapi setiap perubahan. Termasuk perubahan kehidupan berdigital yang semakin hari semakin tak terkendali.