Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

4 Pertanyaan Interview Mencari Sales Terbaik untuk Startup Anda

[Foto: pixabay.com]
Beberapa orang berpendapat bahwa pilihan bekerja di startup dipilih karena proses rekrutmennya yang lebih sederhana dibanding jika memilih bekerja di korporat. Pendapat itu diilhami dari berbagai prosedur yang diterapkan ketika seseorang melamar untuk bekerja di startup dibandingkan jika seseorang bekerja di korporat. Memang, beberapa startup tidak melakukan seleksi yang berlapis-lapis untuk menyaring kandidat yang akan direkrut sebagai karyawan. Selain karena efisiensi di waktu, rekrutmen pada startup juga berusaha memangkas biaya yang harus dikeluarkan.

Umumnya, kandidat di startup diseleksi berdasarkan dua hal. Yang pertama adalah seleksi administrasi berdasarkan CV, kemudian dilanjutkan dengan sesi wawancara atau ujian skil. Jika ingin melamar sebagai developer, barangkali seseorang akan diuji keahliannya untuk memecahkan kasus-kasus melalui koding. Begitu pula jika seseorang ingin melamar di posisi data scientist, digital marketing, atau bahkan sales.

Masing-masing startup memiliki berbagai kriteria ideal bagi calon karyawannya dan untuk mendapatkan hal ini, proses wawancara sangatlah penting. Sebab, melalui wawancara itulah, startup memiliki kesempatan untuk mengenal calon talentnya lebih dalam. Sebaliknya, kandidat juga bisa ‘menjual’ dirinya semaksimal mungkin.
Proses wawancara menjadi tahap yang cukup sakral, baik bagi startup maupun calon kandidatnya. Hal itu dikarenakan kesalahan dalam wawancara, berpotensi untuk merugikan keduabelah pihak.Startup akan merasa rugi karena mereka tidak mendapatkan kandidat yang diinginkan. Sebaliknya kandidat juga akan rugi karena pekerjaan yang dilakoninya mungkin akan tidak sesuai dengan keahliannya.


Tidak seperti posisi-posisi teknis di mana kemampuan seseorang bisa diukur melalui skill tertentu yang spesifik, misalnya menguasai berbagai bahasa pemrograman, mampu menyelesaikan persoalan koding, dan lain sebagainya, posisi bisnis khususnya di bagian sales bisa dibilang susah-susah gampang untuk menilainya. Untuk posisi ini, tahap wawancara menjadi satu bagian yang harus sangat diperhatikan, terutama dalam menyusun berbagai pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus disusun sedemikian rupa dan terstruktur agar recruiter bisa memberikan penilaian yang tepat bagi kandidatnya. Nah, beberapa hal di bawah ini merupakan contoh-contoh pertanyaan yang bisa Anda gunakan untuk melakukan proses wawancara khususnya pada posisi sales di sebuah startup.

1. Jelaskan sesuatu pada saya.

Pertanyaan tersebut barangkali bisa menjadi pembuka yang pamungkas untuk menguji skill dasar yang dimiliki calon sales di startup Anda. Memberikan tantangan pada calon sales untuk menjelaskan sesuatu pada Anda adalah salah satu cara Anda untuk menilai bagaimana ia menjelaskan pada klien mengenai bisnis yang ia tawarkan. Apakah menurut Anda ia cukup lugas memberikan penjelasan? Apakah ia cukup persuasif? Atau sebaliknya, ia biasa-biasa saja dan tidak menarik sama sekali? Hal itu bisa Anda ketahui dengan memberikan dia kesempatan untuk menjelaskan pada Anda mengenai topik apa saja.

2. Apa pertanyaan yang biasanya Anda tanyakan pada calon customer atau prospek?

Jika tadi Anda memintanya untuk menjelaskan sesuatu, kini saatnya Anda memberi kesempatan dia untuk bertanya. Melalui pertanyaan ini, Anda dapat menilai sejauh mana kandidat mampu menggali kebutuhan customernya. Skill ini tentu sangat diperlukan oleh seorang sales di startup Anda yang notabene sedang dalam proses ‘mengenal lebih jauh’ para consumernya.

3. Bagaimana caranya Anda tetap bersikap ramah dan tersenyum setiap hari?

Wajah ramah dan senyum manis barangkali menjadi satu kebutuhan dasar seorang sales di sebuah startup. Bayangkan jika sales memiliki wajah garang dan senyum licik atau kecut. Tentu customer tidak akan tertarik karena dia mengesankan sikap yang tidak ramah kepada calon customer. Pertanyaan ini barangkali perlu Anda tanyakan lalu biarkan kandidat menjawab upaya-upaya yang dia lakukan agar tetap ramah pada customer.

4. Apa yang memotivasi kamu?

Meski terkesan klise, pertanyaan ini bagaimanapun wajib untuk Anda tanyakan. Anda perlu tahu apa yang memotivasi dia untuk mau melamar di posisi yang sedang Anda tawarkan.