Home  »  Opinion   »  
Opinion

5 Kebahagiaan Sederhana yang Dicuri Smartphone dari Generasi Milenial

[Foto: Pexels.com]
[Foto: Pexels.com]
Teknologi smartphone alias ponsel pintar telah mengubah segala aspek dalam hidup kita, sehingga kita harus berusaha cukup keras untuk mengingat bagaimana kehidupan yang kita jalani sebelum tahun 2007, ketika Apple mengeluarkan produk ponsel pintar pertama di dunia, atau bahkan sebelum tahun 1973, ketika Motorola pertama kali merilis ponsel komersilnya, Motorola DynaTAC 8000X.

Satu dekade setelah perilisan ponsel pintar pertama oleh Apple, smartphone seolah tak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan kita, khususnya yang termasuk kedalam generasi milenial. Menurut survei yang dilakukan Bank of America, 4 dari 10 orang pada usia milenial (antara 18 hingga 34 tahun) mengakui bahwa mereka lebih banyak berinteraksi dengan smartphone ketimbang anggota keluarga di rumah. Survei lain yang dilakukan Experian menunjukkan 77 persen milenial memiliki smartphone, dan mereka menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari untuk menggunakannya. Dibandingkan grup usia yang lain, milenial adalah grup yang kehidupannya paling terpengaruh oleh teknologi ponsel pintar ini.

Harus diakui, ponsel pintar memiliki peran dan manfaat sangat besar bagi kehidupan manusia modern. Perangkat tersebut menghubungkan banyak orang tak peduli dimana mereka tinggal, menghapus jarak, membuat segala hal makin mudah dan nyaman. Namun semua kenyamanan tersebut harus ditukar dengan beberapa hal di masa lalu yang jika kita kenang kembali, merupakan hal paling menyenangkan yang bisa kita lakukan saat itu. Berikut beberapa di antaranya.


Berlibur ke tempat-tempat eksotis menjadi tak sama lagi. Jika dahulu kita sibuk menikmati pemandangan menakjubkan saat liburan: pegunungan hijau megah yang nampak misterius di balik kabut, pantai tropis dengan lautan jernih dan pasir seputih tepung, persawahan hijau yang bertingkat menuruni bukit, kini kita malah sibuk mengambil foto dan mengunggahnya ke media sosial, tanpa sempat untuk meresapi dan menikmati keindahan dengan panca indera kita yang sesungguhnya.

Menonton televisi jadi kurang asyik. Karena lebih asyik membahas film di media sosial atau menontonnya saat dalam perjalanan ke kantor melalui Netflix. Kalaupun kita menonton TV, sesungguhnya tanpa disadari kita melakukan tiga hal sekaligus: menonton acara TV, main game di tablet, dan baca berita atau ngobrol dengan teman di smartphone. Acara menonton TV tak lagi istimewa, hanya membebani mata dan otak kita saja.

Rasa makanan jadi kurang nikmat, kenapa ya? Indera pengecap Anda jadi tidak bisa fokus menikmati makanan karena Anda sibuk mengetik e-mail atau melihat media sosial selama makan. Selain itu, acara makan dengan teman dan keluarga pun jadi hambar, karena masing-masing orang hanya makan tanpa menyadari kehadiran satu sama lain, sibuk dengan smartphone masing-masing.

Menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga makin terasa membosankan. Ironisnya, salah satu alasan ponsel pintar diciptakan adalah untuk memudahkan komunikasi dan “mendekatkan yang jauh.” Dengan smartphone, Anda bisa berinteraksi dengan teman dan keluarga, walaupun dipisahkan oleh laut dan benua. Namun sayangnya, smartphone juga ternyata berperan dalam “menjauhkan yang dekat” dan siapapun pasti menyadari hal ini. Bahkan, smartphone mampu “memisahkan” sepasang suami istri di ranjang mereka sendiri!

Jika Anda perhatian, pertemuan dan reuni antar teman dan keluarga kini jadi kurang seru, karena semua orang sibuk menunduk menatap layar ponsel pintar mereka. Selain itu, semua hal yang bisa dibicarakan dengan asyik sudah pernah dibahas di grup WhatsApp atau melalui Skype. Jadi ketika bertemu, suasananya jadi tak asyik lagi. Jadi mulai sekarang, maukah Anda berkomitmen untuk menyingkirkan smartphone ketika sedang bersama istri, suami, anak, adik, kakak, orang tua, kekasih, dan sahabat?

Menyetir mobil tak lagi menyenangkan. Ya memang, macet membuat aktivitas rutin menyetir mobil jadi membosankan, bahkan membuat stres. Namun di masa saat ponsel belum secanggih sekarang, Anda selalu bisa menghibur diri sendiri dengan mendengar musik atau menikmati celoteh apik para penyiar di radio. Kalau sekarang, kapanpun ada kesempatan, orang cenderung melihat layar ponsel pintar mereka ketimbang mengobrol dengan teman seperjalanan atau sekedar menikmati pemandangan.