Terkait alat reproduksi pria, hati-hati dengan 5 ancaman penyakit yang bisa mengganggu alat reproduksi Anda. Bagaimana mengetahui jenis-jenis penyakitnya dan cara mencegahnya? Yuk, simak!
Alat Reproduksi Pria dan Penyakit yang Harus Diwaspadai
Alat reproduksi pria memiliki banyak ancaman dari berbagai penyakit yang harus diwaspadai. Salah satunya, gaya hidup yang kurang baik bisa mengundang banyak penyakit. Misalnya suka merokok, minum alkohol, hingga kurang istirahat. Khusus bagi para pria, ada beberapa penyakit terkait alat reproduksi pria jika ia terus menjalani gaya hidup tersebut. Apa saja jenis penyakit yang harus diwaspadai mengeai alat reproduksi pria dan bagaimana mencegahnya?
Benign Prostatic Hypertrophy (BPH)
Ini adalah penyakit gangguan kelenjar prostat yang membuat aliran kencing kurang lancar. Biasanya terjadi pada pria berusia 50 tahun ke atas. Gejalanya:
- Buang air kecil tidak tuntas.
- Buang air kecil lebih dari dua kali per malam.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Kadang muncul darah dan nanah di air kencing.
Cara mencegahnya:
- Jangan menunda saat ingin buang air kecil.
- Hindari minuman beralkohol dan berkafein, utamanya setelah jam makan malam.
- Kurangi stres.
- Rutin berolahraga, misalnya senam ringan 30 menit sampai berkeringat.
Disfungsi Ereksi
Ini lebih dikenal dengan istilah impotensi. Gejala yang paling terlihat adalah tidak mampu ereksi atau mempertahankan ereksi saat bercinta.
Cara mencegahnya:
- Jangan sampai stres, depresi, mudah gelisah, atau terlalu banyak pikiran.
- Berhenti merokok, minum alkohol, dan jauhi narkoba.
- Rutin berolahraga, misalnya jalan kaki atau joging.
Infertilitas
Infertilitas adalah penyakit ketidaksuburan pada pria. Biasanya terjadi akibat ada masalah pada testis, terjadi penyumbatan pada saluran sperma, adanya masalah hormonal, infeksi, gangguan genetik, gaya hidup yang tidak sehat, dan faktor lingkungan. Gejala yang paling bisa dideteksi adalah sulit mendapat keturunan. Untuk mengetes kondisinya, biasanya dilakukan pemeriksaan kualitas air mani di laboratorium.
Cara mencegahnya:
- Tidak merokok.
- Jauhi minuman beralkohol.
- Jauhi narkoba.
- Jaga berat badan.
- Hindari terpapar pestisida, polusi, dan racun lainnya.
Epididimitis
Epidimitis adalah penyakit pembengkakan jaringan epididymis yang menghubungkan testis dengan tempat penyimpanan sperma matang (vas deferens). Biasa terjadi pada pria usia 19-35 tahun akibat infeksi penyebaran bakteri atau penyakit menular seksual. Gejalanya:
- Ada darah di air mani.
- Muncul rasa tidak nyaman di perut bagian bawah atau panggul.
- Ada benjolan dekat testis.
- Nyeri saat ejakulasi.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Bagian yang terletak di belakang penis bengkak dan sakit.
- Testis nyeri saat buang air besar.
- Demam
Cara mencegahnya:
- Melakukan seks yang aman dan menjalankan pola hidup sehat.
Priapisme
Priapisme adalah ereksi tanpa rangsangan seksual yang terjadi terus-menerus, menyakitkan, dan berlangsung selama lebih dari empat jam. Kondisi ini terjadi akibat darah di penis tidak dapat mengalir. Jika tidak segera diobati, bisa mengalami disfungsi ereksi permanen.
Cara mencegahnya:
- Berhenti merokok.
- Berhenti minum alkohol.
- Jauhi narkoba.
Semoga informasi semua penyakit di atas dapat membuat Anda selalu sadar untuk menjalani pola hidup sehat. Harapannya, Anda pun bisa mencegah terjadinya penyakit itu lebih dini.