Home  »  Opinion   »  
Opinion

8 Alasan yang Membuat Anda Hanya Akan Membuang Waktu Jika Berdebat di Media Sosial

[Foto: localsearchmasters.com]
Beberapa ranah media sosial saat ini sudah tidak semanis dulu. Banyak penggunanya yang saling beradu argumen dengan cara melontarkan komentar-komentar pedas. Tak jarang, hal ini membuat risih pengguna lainnya. Yang jadi pertanyaan, apakah kegiatan berdebat di media sosial memiliki manfaat?

Faktanya, kini banyak orang yang rela menghabiskan waktunya untuk beradu pendapat. Bahkan, tak jarang mereka bersikukuh dengan argumennya. Akibatnya, diskusi di media sosial yang dulunya menarik, kini jadi panas.

Salah satu contoh perang di media sosial terjadi pada November 2015 silam. Dimana, netizen di sekitar Yogyakarta memenuhi linimasa media sosial dengan keributan. Mereka meributkan kondisi kebun bunga Amarilis yang mengalami kerusakan akibat kunjungan wisatawan tidak bertanggung jawab. Identitas wisatawan itu pun tersebar luas karena mengunggah foto-foto dirinya yang tengah berpose di kebun bunga.

Tak lama berselang setelah kebun bunga amarilis menjadi trending topic, berbagai komentar bermunculan. Ada yang pro dan menganggap unik karena menemukan tempat wisata baru. Sebagian orang lainnya justru pesimis terhadap mentalitas bangsa yang suka merusak dan sukar menghargai kelestarian alam di tempat wisata.

Contoh kasus di atas mungkin membuat sebagian orang tidak bisa menahan diri untuk berdebat di media sosial. Dan mungkin, mereka juga belum menyadari bahwa ada delapan alasan mengapa berdebat di media sosial itu hanya akan membuang waktu. Berikut ulasannya, seperti dilansir dari Huffington Post.

Menyia-Nyiakan Waktu


Menurut data NBCNews, pengguna Facebook sejak tahun 2009 sudah menggunakan 55 miliar jam. Jika kita menggunakan media sosial hanya untuk berdebat, betapa banyaknya waktu yang sudah dihabiskan dengan sia-sia. Dengan waktu yang sama, setidaknya ada 10 kegiatan yang bisa kita lakukan selain berdebat di media sosial.

Setiap Orang Punya Pemikiran Berbeda

Tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan kita. Bahkan, seringkali banyak orang yang tidak bisa setuju dengan pendapat kita. Jadi, tidak ada gunanya meyakinkan orang yang jelas-jelas sudah berbeda pendapat dengan kita. Apalagi menggunakan media sosial tanpa tatap muka langsung.

Berdebat di Media Sosial, Pentingkah?

Mungkin hampir semua orang akan menjawab tidak. Sebab, tidak ada manfaatnya terlibat perdebatan dengan orang yang sebenarnya tidak benar-benar kita kenal di media sosial. Di dunia nyata pun kita belum tentu ingin menghabiskan waktu berdebat dengan orang tak dikenal. Lalu, mengapa ingin melakukannya di media sosial?

Menambah Stres

Mengapa harus menambah pemicu stres lagi jika sudah banyak hal di dunia yang membuat stres? Ingatlah, beradu komentar di media sosial bisa meningkatkan level stres.

Jadi Internet Troll

Jika terlalu aktif berkomentar di media sosial, maka bisa berakhir menjadi internet troll alias monster. Awalnya hanya terlibat dalam diskusi dan adu pendapat, lama kelamaan menjadi lebih kasar bahkan menjatuhkan orang lain di media sosial. Awalnya memberikan komentar positif, akhirnya berubah jadi negatif.

Terjebak Hoax

Istilah yellow journalism sudah diketahui orang banyak sejak abad ke 19. Yellow journalism menggambarkan berita-berita palsu yang tidak jelas kebenarannya. Jadi, jangan sampai terjebak perang komentar, padahal isu yang dibicarakan adalah hoax.

Memaksakan Pendapat Sendiri

Untuk berdebat tidak sehat di media sosial, seseorang yang berpendidikan, bermoral, dan beretika akan merasa malu. Sebab, ia memahami jika semua orang memiliki pendapat dengan versinya sendiri. Jadi, tidak ada gunanya memaksakan pendapat sendiri.

Jadi Sensitif dan Pemarah

Sebenarnya, tidaklah wajar jika kita marah-marah akibat postingan orang lain di media sosial. Sama halnya dengan diri kita sendiri, ia pun punya hak untuk melakukan apapun di akun media sosialnya. Jika tidak senang, mengapa harus adu pendapat? Ketimbang merusak pertemanan di media sosial, ada baiknya me-report akun atau meng-unfollow saja.