Home  »  News   »  
News

Antarmuka ‘Fuchsia’, OS Misterius Buatan Google Terungkap!

Ilustrasi [Foto: ymgerman/Shutterstock]
Sejak pertengahan tahun lalu, kita sudah mendengar kabar bahwa Google sedang mengerjakan sistem operasi baru misterius yang dikenal sebagai “Fuchsia”. Tidak seperti Android atau Chrome OS yang berbasis kepada Linux, Fuchsia dibangun di atas kernel baru buatan Google yang disebut “Magenta” sebagai gantinya.

Jadi apa itu Fuchsia? Seperti dilansir dari The Verge, Selasa, 9 Mei 2017, OS tersebut diciptakan untuk “menyatukan” Chrome OS dan Android ke dalam satu sistem operasi—sebuah rencana yang pertama kali dikabarkan tahun lalu—yang dirumorkan akan dirilis pada tahun 2017 ini. Sementara, pihak lain mengatakan bahwa Fuchsia mungkin digunakan untuk mengoperasikan perangkat keras seperti router OnHub Google atau perangkat Internet of Things milik pihak ketiga.

Melihat kode Fuchsia bisa memberi kita beberapa petunjuk. Sebagai contoh, OS ini dibangun di atas Magenta, sebuah “mikrokernel berukuran sedang” yang didasarkan pada sebuah proyek bernama LittleKernel, yang dirancang untuk digunakan pada embedded system—komputer yang memiliki fungsi khusus dan seringkali tidak memerlukan sistem operasi yang sebenarnya, seperti perangkat lunak dalam jam digital. Demikian pula, kedua pengembang yang terdaftar di halaman GitHub Fuchsia—Christopher Anderson dan Brian Swetland —adalah pakar dalam embedded system. Swetland adalah insinyur perangkat lunak senior di Google dan Anderson sebelumnya telah mengerjakan proyek Android TV dan Nexus Q.


Perkiraan UI Google Fuchsia [Foto kredit: Ars Technica]
Ternyata, Fuchsia telah menempuh perjalanan jauh dari bentuk awal berupa kode yang pertama kali terungkap Agustus lalu. Google telah menambahkan antarmuka pengguna (user’s interface, alias UI) pada tahap awal ke sistem operasi barunya, yang menampilkan desain berbasis kartu-kartu berbagai warna, seperti yang dapat dilihat pada galeri foto dan video Ars Techinca di tautan ini.

Pertama kali ditemukan oleh Kyle Bradshaw di Hotfix, antarmuka pengguna itu disebut Armadillo, dan dikatakan berfungsi sebagai “UI bawaan sistem untuk Fuchsia.”

Armadillo—yang mungkin dibuat bersamaan dengan aplikasi Fuchsia lainnya —dibangun di Google Flutter SDK, yang digunakan untuk membuat kode cross-platform yang bisa berjalan di beberapa sistem operasi seperti Android, iOS, dan Fuchsia. Semua penambahan tersebut mungkin menujukkan bahwa Armadillo bisa dijalankan di perangkat Android yang ada saat ini. Jika benar, hal itu telah memberi kita tampilan awal mengenai penampakan OS Google di masa yang akan datang.

Seperti yang terlihat dalam video Bradshaw dan versi Armadillo yang dibuat oleh Ars Technica sendiri, nampaknya Fuchsia adalah sistem operasi smartphone dan tablet, yang dibangun dengan sistem berbasis kartu untuk mengelola berbagai aplikasi. Armadillo memungkinkan kartu yang berbeda diseret untuk penggunaan di layar terpisah, atau mungkin antarmuka tablet, dan sepertinya juga memiliki beberapa tampilan yang mirip dengan Google Now.

Pada titik ini, tidak ada indikasi nyata tentang apa yang Google rencanakan dengan Fuchsia. Apakah ini sistem operasi masa depan yang sebenarnya sedang dibangun dari awal untuk menggantikan Android dan Chrome OS? Atau apakah ini hanyalah platform perangkat lunak tambahan yang akan melengkapi sistem Google di perangkat yang sudah ada? Ataukah mungkin ini hanya percobaan untuk membangun UI, UX, dan pengembangan baru yang mungkin tak akan pernah dirilis? Yah, masih terlalu dini untuk mengatakannya. Kita tunggu saja berita selanjutnya.