Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Apa Sih yang Dimaksud “Buzzer” di Media Sosial?

[Foto: collater.al]
Anda pastinya memiliki beberapa orang teman yang cukup terkenal di jejaring sosial. Tidak peduli apakah di Facebook, Twitter, Instagram, maupun LinkedIn, selalu ada saja 2-3 orang yang seolah-olah menyandang status ‘selebriti’ dalam jejaring sosial tersebut. Dalam jejaring sosialnya, mereka memiliki ribuan teman dan pengikut. Bahkan, banyak orang yang menganggap orang-orang ini sebagai idola. Postingan apapun yang mereka unggah setiap harinya akan mendapatkan ratusan Like, Comment, dan dibagikan kembali oleh teman-teman maupun pengikutnya.

Sebenarnya, mereka hanyalah orang-orang biasa seperti Anda. Yang berbeda hanyalah dari segi personaliti: mereka percaya diri dan tahu kelebihannya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Karena kelebihannya ini, setiap kali dia membuat status di jejaring sosial, ada saja orang yang akan menyukai, mengomentari, dan juga membagikan postingannya–meskipun yang mereka unggah hanyalah gambar dan video biasa.

Orang-orang seperti ini merupakan individu yang biasa disebut buzzer. Ada juga yang menyebutnya sebagai micro influencer, atau KOL (Key Opinion Leader). Mereka mampu mempengaruhi pikiran teman-teman dan pengikut mereka, lalu secara tidak langsung mempengaruhi keputusan mereka mengenai suatu hal. Pada umumnya, buzzer ini memiliki 2-3 ribu orang pengikut dan bahkan bisa mencapai jutaan pengikut.

Popularitas para buzzer ini mendorong brand-brand besar untuk bekerja sama dengan mereka. Selain dapat menghemat biaya untuk membayar iklan di Facebook atau Instagram, mereka juga dapat membayar buzzer ini untuk menulis status tentang produk/jasa tertentu dan mempengaruhi teman-teman dan pengikutnya untuk membeli produk atau menggunakan jasa tersebut. Taktik ini terlihat sederhana, tidak terlalu terlihat membujuk dan blak-blakan. Cara mereka menulis status, mengunggah poster atau video juga berbeda dari iklan-iklan lain yang biasa kita lihat. Pendekatannya sendiri cenderung lebih pribadi dan tidak komersil. Tentu saja, brand-brand ini tidak menentukan isi postingan para influencer: mereka hanya memberikan panduan secara garis besarnya saja. Dengan begitu, postingan yang dibagikan para influencer akan terasa lebih alami.


Selain itu, dari aspek algoritma jejaring sosial, status yang tidak bersifat komersil tidak akan diblokir dan akan selalu ditampilkan di newsfeed. Khususnya bagi Facebook, yang mempunyai peraturan yang sangat ketat terhadap hal ini karena mereka ingin para pemilik usaha untuk memiliki sebuah akun Facebook sendiri atau Facebook Page daripada harus jualan di akun pribadi. Facebook juga tidak akan sungkan-sungkan mem-blacklist orang-orang yang mencoba berniaga di akun pribadi.

Jika Anda memiliki sebuah bisnis dan ingin mengiklankannya di jejaring sosial, maka taktik yang berikut ini merupakan cara yang tepat untuk Anda. Coba cari teman maupun rekan Anda yang mempunyai banyak kenalan. Pilih orang dengan jumlah kontak dan pengikut yang lebih dari 4.000 orang. Jika Anda memilih untuk bekerja sama dengan 5 orang saja, maka Anda akan mendapatkan 20 ribu audiens yang akan melihat bisnis Anda. Pastikan saja status, foto, maupun video yang diposting terlihat menarik dan tidak membosankan.

Salah satu contoh yang bagus adalah seorang selebriti Hollywood, Kim Kardashian. Sebelum dia terkenal seperti sekarang, dia hanyalah temannya Paris Hilton, yang merupakan pewaris jaringan hotel Hilton. Selain tidak terkenal, Kim Kardashian juga tidak memiliki sebuah bakat yang mencolok seperti menyanyi, akting, maupun bakat di bidang seni lainnya. Namun, dia ini dianugerahi oleh tampang, fisik, dan kepribadian yang menarik. Selain itu juga, dia ini pandai memanfaatkan kesempatan. Dia sadar, bahwa mayoritas orang ingin mengetahui kehidupan orang lain. Maka, dia pun mulai menunjukkan kehidupan sehari-harinya dan keluarganya kepada publik–mulai dari pagi sampai malam hari, dia akan menunjukkan semua gaya hidupnya secara langsung melalui jejaring sosial.

Lama kelamaan, orang-orang pun mulai tertarik dengan kepribadian Kim Kardashian lalu memutuskan untuk mengikuti kesehariannya melalui jejaring sosial. Setelah itu, otomatis brand-brand besar juga banyak yang mencoba untuk memanfaatkan status selebriti Kim. Mereka pun mulai mensponsori pakaian, sepatu, kosmetik, dan apapun yang dapat ditonjolkan oleh Kim. Kini, selain memiliki kontrak dengan E! Channel untuk acara Keeping Up With the Kardashian, ia juga telah berkeluarga dan menikah dengan seorang musisi ternama, Kanye West.

Memanfaatkan popularitas buzzer ini merupakan sebuah taktik digital marketing yang patut Anda coba.

Tulisan ini adalah kontribusi dari Azleen Abdul Rahim, seorang content strategist di conper.me, dengan penyesuaian standar LABANA.id.