Home  »  Opinion   »  
Opinion

Apa yang Dibutuhkan Seorang Digital Advertiser Expert?

[Foto: pixabay.com]
Industri iklan digital sedang tumbuh dan berkembang pesat akhir-akhir ini. Tahun 2016 kemarin, total ad spending di Indonesia mencapai hampir $2,7 milyar. Jumlah ini diprediksi akan terus tumbuh hingga tahun 2020 yang diperkirakan mencapai $3,56 milyar. Dari jumlah tersebut, posisi iklan melalui teknologi mobile menempati posisi yang cukup strategis. Meski belum mendominasi jumlah keseluruhan pengeluaran iklan, namun iklan mobile diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat seiring dengan maraknya penggunaan perangkat mobile di kalangan konsumen Indonesia.

Di tahun 2015 iklan mobile menduduki market share sebesar 15% dari total keseluruhan iklan di Indonesia. Sejauh ini, search dan display menjadi jenis iklan paling favorit yang digunakan para advertiser di Indonesia. Barangkali trend ini berkembang juga seiring dengan perubahan trend di kalangan konsumen Indonesia yang mulai mengandalkan smartphonenya untuk kebutuhan sehari-hari. Dari mulai melakukan riset produk, mencari tahu harga di pasaran, hingga melakukan transaksi, semua dilakukan melalui genggaman.

Meningkatnya penggunaan teknologi mobile, khususnya di bidang digital advertising tentu saja membuat posisi advertiser atau orang yang memiliki keahlian sebagai digital advertiser mendapatkan posisi strategis. Terlebih, ilmu mengenai digital advertising memang tidak diajarkan secara spesifik di perguruan tinggi yang notabene menjadi salah satu ‘pemasok’ sumber daya manusia terbesar di Indonesia. Tak heran jika keberadaan para digital advertiser ini menjadi posisi yang mahal dan diincar oleh banyak orang.


Sebenarnya, untuk menjadi seorang digital advertiser, semua orang memiliki kesempatan yang sama. Setidaknya seseorang diwajibkan menguasai beberapa skill untuk menjadi seorang digital advertiser atau digital strategist secara umum, di antaranya adalah memahami konsumen, mengerti penggunaan tools, dan pandai membaca trend. Untuk tools sendiri, saat ini banyak platform yang menyediakan fasilitas kursus atau kelas online, baik itu gratis atau berbayar. Sementara, skill lain seperti problem solving maupun analisis terhadap data yang kompleks semestinya telah banyak diajarkan melalui materi-materi perkuliahan di perguruan tinggi.

Menguasai berbagai platform

Penguasaan terhadap tools menjadi syarat wajib bagi seseorang yang ingin berkarir sebagai digital strategist. Paling tidak, seseorang harus menguasai PPC, content marketing, maupun social media marketing untuk menjadi seorang digital strategist atau digital specialist. Khusus untuk PPC, barangkali ini menjadi skill wajib yang harus dikuasai, mengingat sebagian besar digital advertising memang menggunakan platform ini untuk eksekusinya.

Ada dua platform besar untuk PPC marketing, yakni Google AdWords dan juga Bing Ads. Namun, mengingat persentase orang yang menggunakan Bing sebagai search engine jauh di bawah Google, Anda sebenarnya cukup menguasai AdWords saja untuk menjadi PPC specialist. Baik Bing maupun AdWords, keduanya sama-sama menawarkan program sertifikasi yang menjadi penanda bahwa seseorang cukup kompeten untuk menggunakan platform mereka secara keseluruhan.

Jadi, bagi Anda yang ingin menjadi digital advertiser khususnya di bidang PPC, tidak ada salahnya untuk segera mengambil program sertifikasi ini agar keahlian Anda semakin meyakinkan.

Learning while doing

Yang unik dari digital advertising ini adalah proses kreatifnya yang sangat luas. Artinya, masing-masing advertiser memiliki persoalan berbeda yang menuntutnya untuk berbeda pula dalam penyelesaian. Oleh karena itu, belajar melalui program sertifikasi atau kursus online tidak akan cukup sampai benar-benar terjun ke lapangan.

Seorang digital advertiser harus mengalami kerja yang sesungguhnya untuk benar-benar menjadi ahli. Anda bisa mengikuti program internship atau probation yang banyak diadakan oleh agency-agency digital yang ada. Melalui kerja-kerja nyata inilah, pengetahuan dan keahlian Anda akan benar-benar diuji dengan berbagai kasus yang menuntut cara penyelesaian yang berbeda-beda.

Kunci utamanya adalah tetap belajar, entah belajar teori dan penguasaan tools atau belajar melalui kerja di lapangan. Intinya, dengan banyak belajar dan mencoba penyelesaiian kasus-kasus baru di lapangan, hal tersebut akan melatih Anda untuk semakin mahir dan tangkas dalam setiap persoalan digital advertising.