Home  »  News   »  
News

Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Bermain Ponsel Sebelum Tidur

[Foto: Shutterstock]
Memainkan smartphone di malam hari sebelum tidur sudah menjadi semacam ritual bagi sebagian besar orang. Bahkan sebelum tidur, kita masih merasa perlu memeriksa email, tetap terhubung di media sosial, atau berselancar di Internet. Namun kebiasaan tersebut, mungkin Anda sudah tahu, bisa memberi dampak serius pada kesehatan kita.

Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan bahwa mereka yang secara rutin melihat smartphone dan tablet mereka sebelum tidur kemungkinan telah merusak kualitas tidur mereka. Cahaya biru dari layar saat Anda mengirim teks, mengecek email dan menonton siaran video di ponsel diperkirakan membuat Anda lebih sulit untuk terlelap.

Kekhawatiran makin meningkat karena penggunaan perangkat genggam di malam hari, karena tidur yang buruk mempengaruhi kinerja di tempat kerja dan sekolah, dan berkaitan  dengan depresi. Ini juga meningkatkan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular dan stroke.

Investigasi yang dilakukan terhadap efek gadget kepada pengguna yang berusia lebih muda —dan bermain smartphone lebih lama—menemukan bahwa kualitas tidur mereka lebih buruk dibandingkan orang-orang yang lebih tua. Mereka yang menatap layar larut malam sebelum tidur adalah yang paling parah terkena dampaknya.

Para ilmuwan di University of California San Francisco berpendapat hal ini bisa terjadi karena otak mereka distimulasi oleh apa yang mereka lihat, seperti update Facebook yang bersifat emosional, misalnya. Cahaya biru dari layar juga bisa mengganggu jam tubuh.

Lebih dari dua pertiga orang dewasa tidur dengan ponsel mereka di tempat tidur. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pasien rumah sakit yang menggunakan eReader butuh waktu lebih lama untuk tertidur dan mengurangi kualitas tidur dibandingkan mereka yang membaca buku.

Studi terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, menguji hipotesis bahwa peningkatan waktu menatap layar dapat dikaitkan dengan tidur yang buruk dengan menganalisis data dari 653 orang dewasa yang berpartisipasi dalam Health eHeart Study.


Peserta memasang aplikasi smartphone yang merekam waktu yang mereka habiskan untuk menatap layar, yang didefinisikan sebagai jumlah menit di setiap jam ketika layar ponsel diaktifkan, selama lebih dari sebulan.

Mereka juga mencatat jam tidur mereka dan menilai kualitas tidur mereka.

Studi tersebut menemukan bahwa setiap peserta memiliki rata-rata penggunaan smartphone 38,4 jam selama periode ini, dengan telepon diaktifkan rata-rata selama 3,7 menit setiap jam di siang hari. Pengguna terberat adalah orang muda, kulit hitam dan kelompok etnis minoritas lainnya.

“Smartphone semakin terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari,” kata Matthew Christensen, dari Divisi Kardiologi di University of California San Francisco Medical Center.

“Pada saat bersamaan, prevalensi insomnia dan kurang tidur telah meningkat. Kurang tidur—terlalu sedikit atau terlalu banyak, dan kualitasnya buruk—telah terbukti menjadi faktor risiko obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, depresi, dan angka kematian secara keseluruhan.

“Sinar dalam spektrum biru, seperti cahaya yang dihasilkan dari smartphone, bisa menekan produksi melatonin, menyebabkan mengantuk, susah tidur, dan tidur yang non-restoratif. Selain itu, aktivitas mengasyikan selama penggunaan smartphone bisa menghasilkan rangsangan yang kontraproduktif terhadap persiapan tidur,” katanya.

Menurut Christensen, membatasi penggunaan TV dan komputer sebelum waktu tidur biasanya direkomendasikan sebagai bagian penting upaya meningkatkan kualitas tidur, namun pengukuran lama pengguna menatap layar ponsel rumah sebelumnya belum tersedia.”

Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa menatap cahaya biru dan putih yang dipancarkan dari layar digital mencegah otak Anda melepaskan hormon melatonin, yang memungkinkan tubuh Anda tahu kapan waktunya untuk istirahat. Hal itu membuat Anda sulit untuk terlelap.

Faktanya, sebuah penelitian baru-baru ini terhadap hampir 850 orang dewasa di Flander menemukan bahwa menggunakan ponsel setelah mematikan lampu dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk, insomnia, dan lebih banyak gejala kelelahan (walaupun tidak jelas apakah menggunakan telepon secara langsung menyebabkan masalah tidur).

“(Ketika menatap layar ponsel) Anda mengekspos mata terhadap arus foton dari benda-benda yang pada dasarnya memberi tahu otak Anda, ‘Tetap terjaga! Ini bukan waktunya untuk tidur,’” kata Dr. Dan Siegel, profesor klinis psikiatri di UCLA School of Medicine, kepada Business Insider.

Tapi berpisah dengan smartphone Anda hampir tidak mudah dilakukan —sekitar 71% orang Amerika dalam sebuah survei mengatakan bahwa mereka biasanya tidur dengan ponsel samping mereka.