Jika dibandingkan keahlian dalam menulis lamaran, rasanya generasi milenial ini tak kalah ahli dalam menulis surat pengunduran diri saking seringnya mereka berganti-ganti pekerjaan. Isu ini menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan, terutama bagi perusahaan yang baru dirintis. Sebab, bagaimanapun untuk mendapatkan tim yang solid, diperlukan pula orang-orang yang mau bekerja keras dalam berbagai kondisi. Bukan mereka yang loncat sana loncat sini.
Sebagian besar orang mengatakan bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa yang lain berkata bekerja adalah sesuai keilmuan. Tetapi, tak kalah banyak juga orang yang mengatakan bekerja adalah memenuhi passion, bukan tentang lagi apa yang ia bisa lakukan. Beberapa orang bekerja hanya untuk mendapatkan gaji. Ya, meski tak bisa disalahkan, tetapi pada kenyataannya hal ini adalah salah satu “penyebab” mengapa sebagian orang memutuskan untuk resign. Namun selain itu, ada beberapa hal yang menjadi penyebab orang mengundurkan diri dari pekerjaan.
Merasa mandek dengan pekerjaan yang dilakukan sekarang
Jika kamu merasa apa yang kamu kerjakan sekarang masih sama dengan apa yang kamu lakukan dua tahun lalu, ada dua kemungkinan yang mungkin kamu alami. Pertama, kamu mungkin bertambah pintar sehingga kini kamu menjadi expert. Kedua, kamu mungkin sudah mentok dengan pekerjaan yang kamu lakukan. Jika kamu sudah expert, tak ada salahnya untuk tetap menekuni apa yang sekarang kamu kerjakan karena itu adalah bagian dari keahlianmu. Tetapi, apabila dari hari ke hari kamu merasa tidak berkembang dan tidak ada lagi hal baru yang bisa kamu pelajari, mungkin ini adalah saatnya kamu untuk resign.
Pada dasarnya bekerja tidak hanya agar kita mendapatkan penghidupan layak dengan gaji yang memadahi. Lebih dari itu, bekerja adalah proses untuk membuat manusia berkembang dan semakin pintar. Jika kamu merasa sudah mandek dengan pekerjaan yang kamu lakukan sekarang, mungkin ini waktunya kamu untuk mencari tantangan lain yang lebih memberimu banyak pelajaran berharga untuk perkembangan hidupmu.
Tidak ada semangat dan merasa lelah dengan semua hal
Kamu punya mimpi lain yang harus dikejar
Dari ketiga hal di atas kini kita paham bahwa resign bukan satu-satunya hal yang bisa kita jadikan tolok ukur untuk menentukan loyalitas. Kadang-kadang, resign bukan berarti menandakan seorang karyawan itu tidak loyal. Siapa tahu dia memang memiliki alasan demi kehidupannya yang lebih baik. Bagaimanapun, setiap orang memiliki hak untuk hidup lebih baik bukan?