Home  »  News   »  
News

Aplikasi Kencan Glimmer Beri Kesempatan Kaum Difabel untuk Mencari Pasangan

[Gambar: glimmerindustries.com]
Sebuah aplikasi kencan daring baru berusaha menjangkau kaum difabel dengan fiturnya. Aplikasi iOS dan Android yang bernama Glimmer ini bertujuan untuk memberikan wadah yang simpel dan aman bagi kaum difabel untuk terhubung dengan orang lain.

Geoffrey Anderson yang merupakan pembuat aplikasi ini mengaku terinspirasi setelah bekerja untuk orang-orang difabel dan melihat kesulitan saudaranya—yang juga merupakan seorang penyandang cacat—ketika menggunakan aplikasi kencan seperti Tinder. “Kekurangan terbesar mereka ialah kecacatan mereka,” jelas Anderson. “Mereka malu karena kecacatannya dan khawatir bahwa hal tersebut secara otomatis membuat mereka  didiskualifikasi dari aplikasi kencan.”


Serupa dengan Tinder, untuk terhubung dengan calon pasangan pengguna perlu men-swipe ke kanan dan ke kiri untuk memilih calon yang sesuai. Bedanya, pada aplikasi ini pengguna akan diberikan opsi untuk menampilkan informasi mengenai kecatatan yang dimilikinya—mulai dari kebutaan hingga autisme. Meskipun begitu, ini bukan berarti aplikasi Glimmer ini hanya bisa digunakan oleh kaum difabel saja. Orang-orang yang non-difabel juga bisa menggunakan aplikasi ini. Dalam pernyataannya, Anderson juga menekankan bahwa aplikasi ini pada hakikatnya memang bertujuan untuk menjadi wadah yang terbuka bagi semua orang, “Siapapun dan semua orang boleh menggunakan aplikasi tersebut. Dengan mencantumkan informasi mengenai kecacatan, diharapkan ini bisa mengurangi ketakutan maupun stigma yang melekat pada seorang difabel.”

“Setelah dipotong biaya operasional, kami berencana untuk menyumbangkan sebagian dari pendapatan kami untuk badan amal dan yayasan yang memiliki nilai yang sama dengan kami,” papar Anderson dalam wawancaranya dengan BuzzFeed. “Seiring berkembangnya aplikasi ini, kami juga berencana untuk merekrut kaum difabel untuk bergabung dengan tim kami. Misi dari Glimmer adalah untuk menjadi contoh [perusahaan] yang melibatkan kaum difabel ke dalam [industri] teknologi dan di tempat lain.”