Home  »  News   »  
News

Asgardia, Negara Pertama yang Bakal Dibangun di Luar Bumi

[Foto: space.com]
Apakah Anda pernah berkhayal ingin tinggal di negara baru yang jauh dari Bumi? Jika iya, maka angan itu sebentar lagi bakal bisa terwujud! Ini berkat seorang pria asal Rusia, Igor Ashurbeyli, yang menawarkan ide unik dan revolusioner yaitu mendirikan negara antariksa pertama bernama Asgardia. Bahkan, sudah ada setengah juta penduduk Bumi yang mendaftar menjadi warga negara antariksa itu.

Sejak diumumkan oleh sekelompok miliuner Rusia dan ilmuwan di Paris, Perancis, Oktober tahun lalu, antusiasme yang tinggi itu menuntut pengelola Asgardia mengubah konstitusi seleksi warga. Asgardia sendiri diambil dari nama rumah para dewa Nors, Asgard.

Kini, pengelola Asgardia lebih ketat dan selektif dalam memilih warga negara mereka. Asgardia tidak akan memberikan warga negara bagi orang yang pelit dalam memberikan informasi data diri, dan menolak warga negara non-manusia seperti robot dan hewan.

Tim Asgardia sudah hampir selesai memverifikasi 200 ribu lebih calon warga negara mereka yang datang dari sekitar 200 negara. Calon warga negara Asgardia yang lolos verifikasi, nantinya bisa mengantongi Sertifikat Asgardia. Setiap Asgardian, sebutan bagi warga negara, nantinya juga diminta memberikan suaranya untuk perumusan dasar konstitusi negara antariksa pertama itu.

Oktober 2016, para pemimpin proyek Asgardia membahas tempat tinggal futuristik yang bisa menampung 150 juta jiwa dalam sebuah konferensi pers di Paris, Perancis. Rencananya, satelit pertama Asgardia akan diluncurkan pada tahun ini, awal dari sebuah proyek jangka panjang.

Igor Ashurbeyli, yang merupakan kepala tim dan pencetus konsep Asgardia, mengatakan bahwa tempat ini akan menjadi lokasi yang demokratis. “Setiap individu bisa mengembangkan teknologi luar angkasa temuan mereka di sini,” ujarnya, seperti dilansir dari laman Space.


Untuk menjadi satu dari 100 ribu warga pertama, warga dunia sudah bisa melamar melalui laman situs web asgardia.space. Setelah terpilih nanti, setiap warga harus memenuhi semua persyaratan untuk menjadi warga bangsa Asgardia. Salah satunya adalah harus berasal dari negara yang memperbolehkan memiliki status dwi-kewarganegaraan.

Dibentuk untuk melayani tugas kemanusiaan

Ashurbeyli mengatakan, pesawat induk Asgardia akan terbang di bawah ataupun di luar orbit Bumi. Untuk menjadikan negara ruang angkasa ini diakui, ia dan tim setidaknya membutuhkan puluhan ribu warga, sebelum mereka mendaftarkan diri sebagai sebuah negara ke PBB.

Meski begitu, tidak semua warga Asgardia wajib hidup di negara antariksa tersebut, layaknya penduduk Bumi lain yang tinggal di luar negara mereka. “Kini, desain bendera dan lambang negara sedang disiapkan,” ujarnya.

Menurut Ashurbeyli, Negara Asgardia dibentuk untuk melayani tugas-tugas kemanusiaan dan perdamaian di ruang angkasa. Ia berharap, 2 persen dari populasi umur produktif dan kreatif di Bumi (sekitar 150 juta) bisa bergabung menjadi warga Asgardia. Dan, status warga negara akan diberikan kepada siapa pun yang mengembangkan dan berinvestasi dalam teknologi antariksa.

“Asgardia merupakan refleksi cermin dari Bumi di ruang angkasa tanpa batas. Tidak ada kendala agama dan batas negara, sebagai individu yang independen, bukan mewakili negara,” ucap Ashurbeyli.

“Visi Asgardia sangat jelas. Pertama, membantu melindungi bumi dari serangan ruang angkasa ataupun asteroid. Kedua, membuka akses ke negara yang tidak memiliki infrastruktur untuk dapat pergi ke antariksa,” kata Ram Jakhu, Direktur Institut Hukum Udara dan Ruang Angkasa Universitas McGill di Montreal, Amerika Serikat, yang juga merupakan tim ahli hukum Asgardia.

Menariknya, para pelamar tidak harus membayar uang sepeser pun untuk pengajuan aplikasi kewarganegaraan ataupun pembangunan satelit pertama.

Satelit pertama akan meluncur dari negara dengan pengalaman ruang angkasa. Namun, menurut Ashurbeyli, peluncuran pesawat induk Asgardia akan dilakukan di negara berkembang yang tidak menandatangani Perjanjian Ruang Angkasa.

Jadi, apakah Anda tertarik untuk mendaftar?