Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Awas, Inilah Bahaya Jajanan yang Mengancam Kesehatan Anak SD!

Anak-anak usia SD membutuhkan asupan nutrisi yang penting agar ia bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Sayangnya, banyak jajanan di sekolah mereka yang justru tak sehat dan malah menggangu kesehatan. 
 
Mengenai jajanan tak sehat ini sebenarnya sudah lama menjadi perhatian pemerintah, guru, dan para orangtua. Namun, tetap saja demi keuntungan ekonomi ada beberapa oknum yang tetap menjual jajanan tak sehat kepada anak-anak.
 
Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sekitar 44% jajanan anak di pasar ternyata tak sehat dan mengandung zat adiktif berbahaya. Seperti penggunaan pewarna makanan atau pengawet makanan yang melebihi kadar aman yang telah ditetapkan.
 
 

Beberapa faktor yang membuat jajanan anak menjadi tidak sehat, yaitu;

1. Tercemar Mikroba

Para penjaja makanan di depan sekolahan anak-anak SD rentan tercampur mikroba berbahaya akibat proses pengolahan yang tak sehat. Bakteri dan kuman juga bisa hadir pada jajanan anak SD karena proses penyajian yang tak sehat. Misal, dibungkus dengan kertas bekas atau plastik yang bukan untuk makanan.
 

2. Bahaya Zat Kimia

Warna cerah biasanya menggoda anak-anak. Hal ini kemudian dimanfaakan oleh beberapa oknum dengan menyajikan jajanan dengan bentuk dan warna-warna yang menggoda. 
 
Padahal sebagian besar pewarna makanan yang dijual kepada anak-anak dari pedagang kaki lima berasa dari zat kimia. Faktor polusi kendaraan seperti asap knalpot, debu, dan asap jalanan yang banyak terdapat di sekitar lokasi jajanan juga bisa mencemarkan zat kimia. Belum lagi penggunaan zat-zat berbahaya seperti boraks, formalin, hingga pewarna untuk pakaian yang digunakan untuk makanan.
 

3. Takaran MSG Berlebihan


Monosodium glutamat (MSG) biasa digunakan sebagai penyedap agar makanan terasa lebih gurih. Biasanya, MSG ditemukan pada makanan seperti bakso, mi ayam, mi instan, hingga makanan ringan atau jajanan yang biasa dijual di jalanan. Sayangnya, takaran penyedap yang dituangkan ke dalam makanan tersebut melebihi batas agar semakin sedap. 
 
Beberapa penelitian membuktikan bahwa MSG sebenarnya aman dikonsumsi. Namun, pastikan jumlahnya hanya 0.3-1gram sehari. Jika melebihi dari takaran ini, akan menimbulkan reaksi yang dinamakan symptom complex MSG seperti mual, sakit kepala, mudah mengantuk, hingga detak jantung yang lebih cepat. 
 

4. Menggunakan Minyak Goreng Bekas

Dari segi ekonomi, minyak goreng bekas atau minyak jelantah memang lebih murah. Namun, berbahaya bagi kesehatan. Pada dasarnya, minyak goreng yang digunakan secara terus menerus atau berulang kali dapat menyebabkan terjadinya oksidasi, berbau tengik, dan membentuk asam lemak trans. Jenis asam ini bisa memicu risiko penyakit jantung koroner karena menaikkan kadar LDL (Low-density Lipoprotein), menurunkan kadar HDL (High-density Lipoprotein), menimbulkan kanker, berpotensi menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan, dan menimbulkan batuk. Jadi, jika anak Anda tiba-tiba batuk mungkin saja ia mengonsumsi jajanan gorengan di sekolah. 
 
Selain memahami kandungan yang terdapat di dalam jajanan anak, sebaiknya Anda rutin memeriksa kondisi kesehatan anak ke dokter sebelum terlambat. Agar biaya kesehatan lebih ringan, ‘bekali’ dengan asuransi kesehatan anak terbaik.
 
 
Agar anak-anak Anda terhindari bahaya jajanan tak sehat siapkan selalu bekal makanan sehat yang bisa dikonsumsi oleh mereka di sekolah. Anda bisa berkoordinasi dengan guru untuk melarang murid-muridnya mengonsumsi jajanan yang ada di luar sekolah mereka. Membatasi jumlah uang saku juga bisa jadi salah satu cara menghindari anak untuk jajan di luar rumah.
 
Yang terpenting adalah memberikan edukasi pada anak tentang bahaya jajanan tak sehat di sekolah mereka