Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Bagaimana Membedakan Tumor Jinak dan Ganas

Jika Anda menemukan adanya benjolan di dalam tubuh, mungkin Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya penyebab benjolan ini? Dan, apakah benjolan ini berbahaya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami perlu menjelaskan beberapa hal terkait benjolan di tubuh.

Semua gangguan tubuh yang sifatnya berbentuk tonjolan atau benjolan yang menetap atau semakin besar dalam istilah medis dinamakan tumor. Apakah Anda sudah mengetahui apakah tumor itu? Bagaimana menentukan benjolan tersebut adalah gejala penyakit kanker?

Guna memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut kami akan jelaskan lebih lanjut mengenai tumor.

Pengertian tumor secara medis adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang terus-menerus, tidak terkendali, dan tidak mempunyai fungsi di dalam tubuh kita. Jika dibedakan dari jenis pertumbuhannya, tumor digolongkan menjadi tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna).

 

Tumor Jinak

Tumor jinak  adalah pertumbuhan sel tidak normal tetapi tidak menyerang jaringan yang berdekatan, tumbuh lambat, dan tidak berbahaya. Tumor jinak dikatakan berbahaya apabila pertumbuhannya semakin lama menekan jaringan darah atau saraf.

Penyebab dari tumor jinak tidak diketahui sampai saat ini, namun perkembangan dari tumor jinak diketahui mempunyai kaitannya dengan beberapa faktor berikut ini.

  • Genetik atau faktor keturunan.
  • Faktor lingkungan seperti paparan (terekspos) dengan sinar radiasi.
  • Diet. Asupan makanan yang tidak teratur, kurangnya asupan sayur dan buah dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya tumor jinak di dalam tubuh.
  • Stres. Adanya peningkatan kadar stres dapat memicu terjadinya tumor jinak di berbagai bagian dari tubuh.
  • Trauma atau luka. Trauma atau luka pada tubuh yang tidak ditangani dengan baik akan memicu terjadinya tumor jinak.

 

Penanganan Tumor Jinak

Pada sebagian besar kasus yang ada, penanganan tumor jinak tidak membutuhkan penanganan yang serius. Yang biasanya dilakukan oleh dokter adalah melakukan pengamatan pada benjolan saja, dan melihat apakah benjolan tersebut menyebabkan gangguan lain di dalam tubuh.

Jika pertumbuhan tumor tersebut sudah mengganggu fungsi tubuh maka penanganan tumor jinak adalah dengan cara operasi. Tujuan dari operasi adalah mengambil tumor dari tubuh tanpa merusak jaringan yang ada di sekitar tumor.

 

Tumor Ganas (kanker)

Tumor ganas disebut juga kanker. Munculnya benjolan sering dianggap sebagai gejala penyakit kanker. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh normal yang berubah menjadi sel kanker dan mempunyai sifat tumbuh secara cepat. Penyakit ini memiliki potensi untuk menyerang dan merusak jaringan yang berdekatan. Kondisi ini dalam istilah medis dinamakan metastasis.

Mengutip dari jurnal penelitian mengenai faktor risiko genetik dan hormonal pada Kanker Payudara dari Universitas Pennsylvania tahun 2000 yang dilaporkan di situs  Oxford Journal, diketahui bahwa ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian kanker payudara. Salah satu faktor genetik yang diduga berhubungan dengan kanker payudara adalah perubahan atau mutasi dari dua gen yang bernama BRCA1 dan BRCA2. Kedua gen ini merupakan singkatan dari Breast Cancer Susceptibility Gene 1 dan Breast Cancer Susceptibility Gene 2. (www.jnci.oxfordjournals.org, 15 Mei 2000)

Kedua gen tersebut bermutasi dari gen awal yang dinamakan gen BRCA yang terdapat dalam DNA berperan untuk mengontrol pertumbuhan sel agar berjalan normal. Dalam kondisi tertentu gen BRCA tersebut dapat mengalami mutasi menjadi BRCA1 dan BRCA2, sehingga fungsi sebagai pengontrol pertumbuhan hilang dan memberi kemungkinan pertumbuhan sel menjadi tak terkontrol atau timbul kanker. Seorang wanita yang memiliki gen mutasi warisan (termasuk BRCA1 dan BRCA2) meningkatkan risiko kanker payudara.

Selain itu, kedua gen ini merupakan gen keturunan, yang fungsi normalnya bertugas membantu mengontrol pertumbuhan sel. Mutasi dari kedua gen tersebut erat terkait dengan kanker payudara. Wanita yang mewarisi gen-gen ini memiliki peningkatan risiko menghadapi kanker payudara.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa gen BRCA1 berperan sebagai faktor risiko penyakit kanker payudara sebanyak 15-45%. Sedangkan gen BRCA2 memiliki peran lebih tinggi sebagai faktor risiko penyakit kanker sebanyak 60-85%.

Oleh karena itu  wanita yang memiliki risiko tinggi kanker payudara disertai riwayat keluarga dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi gen BRCA, namun perlu dipertimbangkan lebih lanjut karena pemeriksaan tes ini memerlukan biaya yang sangat mahal hingga puluhan juta rupiah.

Berikut beberapa faktor penyebab lain dari terjadinya kanker secara umum dari beberapa penelitian terkait penyakit kanker dari dunia kedokteran.

  • Umur; Semakin usia kita bertambah maka risiko mengidap tumor ganas juga akan meningkat. Dilansir dari National Cancer Institute risiko terjadi kanker payudara meningkat seseorang berumur di atas 50 tahun (www.cancer.gov, 24 September 2012)
  • Faktor lingkungan; Faktor lingkungan seperti paparan bahan kimia atau zat beracun contohnya benzena, asbes, nikel, dan rokok. Paparan sinar radiasi seperti sinar ultraviolet dari matahari, sinar radiasi radiologi, sinar radiasi seperti jenis sinar alpha, gamma, dan beta. Sinar alpha, sinar gamma dan sinar beta adalah jenis sinar radiasi yang biasa digunakan pada praktik kedokteran radiologi.

Dilansir dari jurnal penelitian dari Badan Penelitian Kanker Internasional, WHO yaitu IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, vol 89 Smokeless Tobacco and Some Tobacco-specific N-Nitrosamines, Lyon, France, 2007, sebuah Evaluasi atas risiko pencetus kanker, menyebutkan bahwa mengunyah, menghisap tembakau juga dapat meningkatkan risiko terjadi kanker mulut, kanker esophagus dan kanker pankreas.       


  • Keturunan; beberapa jenis kanker dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik) seperti kanker payudara, kanker kulit, kanker rahim, kanker kolorektal (usus besar-anus) dan kanker prostat (www.cancer.gov, 15 Mei 2000).
  • Pemilihan Menu Makanan; Sedangkan menurut sebuah penelitian mengenai penyebab dan gejala kanker yang diterbitkan oleh Cancer Research UK,  diet yang meningkatkan faktor risiko kanker adalah terlalu banyak makan daging berwarna merah, kurang asupan serat, terlalu banyak konsumsi garam, dan tidak makan sayur dan buah setiap hari (www.cancer.gov, 15 Mei 2000)
  • Gangguan sistem imun; Seseorang yang mengalami gangguan sistem imun akan berisiko untuk memicu terjadinya kanker. Berikut beberapa gangguan sistem imun yang berpotensi terkena tumor ganas:
    • Seseorang yang mendapatkan donor organ tubuh dan terapi pengobatan yang berfungsi untuk menekan sistem imun untuk mencegah penolakan organ baru tersebut di dalam tubuh.
    • Terinfeksi HIV (sebuah nama virus yang dapat menyebabkan AIDS).
    • Gangguan penyakit yang merusak sistem imunitas yang didapatkan sejak lahir.
  • Infeksi bakteri Helicobacteria pylori yang dapat menyebabkan infeksi pada lambung. Helicobacteria pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis pada manusia. Menurut  penelitian kanker lambung tahun 2011 oleh Helicobacter and Cancer Collaborative Group, sebuah analisis gabungan dari 12 studi kasus, infeksi dari bakteri ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung.
  • Jenis Kelamin. Menurut penelitian mengenai kesenjangan jenis kelamin pada angka kematian dan kelangsungan hidup penderita kanker dari Michael B. Cook, divisi kanker epidemiologi dan genetika, Badan Kanker Nasional Amerika Serikat tahun 2011,  menyebutkan pria lebih banyak mengalami kanker dibandingkan dengan wanita, namun hal ini sifat
    nya relatif dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendukung hal ini. (www.cebp.aacrjournals.org, 12 Juni 2011)

Gejala dari kanker tergantung dari jenis kanker, dan lokasi penjalaran kanker tersebut di dalam tubuh. Gejala umum dari kanker bisa dilihat sebagai berikut:

  • Penurunan berat badan.
  • Perubahan warna kulit menjadi lebih hitam.
  • Terdapat perdarahan secara spontan di bagian tubuh. Perdarahan ini tergantung dari lokasi kanker yang muncul. Contohnya, kanker serviks perdarahan dari vagina bisa muncul diluar siklus menstruasi.
  • Batuk lama lebih dari tiga bulan.
  • Perubahan suara menjadi serak.
  • Pembesaran kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.
  • Terdapat benjolan.

Dilansir dari National Cancer Institute, kanker terbagi menjadi lima kategori menurut asal sel kanker:

  • Karcinoma: Kanker yang mulai berkembang dari kulit atau jaringan yang melapisi organ tubuh bagian dalam.
  • Sarkoma: Kanker yang mulai berkembang dari tulang, tulang rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau jaringan penyambung atau jaringan pendukung di dalam tubuh.
  • Leukimia: Kanker yang mulai berkembang dari jaringan tubuh yang berfungsi memproduksi darah seperti tulang sumsum.
  • Limphoma dan myeloma: Kanker yang mulai berkembang di dalam sel-sel imunitas tubuh.
  • Kanker sistem saraf pusat: Kanker yang mulai berkembang dari jaringan-jaringan di dalam otak dan batang otak

LAKUKAN PERBANDINGAN SEKARANG : Asuransi Kesehatan Terbaik

Penanganan Tumor Ganas

Penanganan tumor ganas dilakukan berdasarkan jenis dan stadium kanker. Berikut kami sampaikan penanganan dari tumor ganas:

  • Operasi. Penanganan tumor ganas yang utama adalah tindakan operasi.
  • Terapi radiasi. Terapi radiasi bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker, mengurangi ukuran kanker, dan menghilangkan gejala serta gangguan yang menyertainya.
  • Kemoterapi. Kemoterapi merupakan pengobatan yang menggunakan obat keras (beracun/kimia) untuk merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Tujuan dari kemoterapi adalah menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker pada tubuh pasien.

Untuk mengetahui diagnosa dari tumor ini diperlukan pemeriksaan fisik secara langsung dengan dokter spesialis bedah. Tujuannya, agar dapat dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan wawancara medis secara lengkap terkait dengan gejala yang dialami oleh pasien. Terkadang diperlukan juga pemeriksaan penunjang seperti:

  • Pemeriksaan darah lengkap dan kadar elektrolit di dalam darah dengan mengambil darah menggunakan jarum suntik dan diperiksa hasilnya di dalam laboratorium menggunakan alat.
  • Pemeriksaan Rontgen.
  • CT Scan. Computerized Tomography Scanner (CT Scan) adalah mesin sinar-x khusus yang mengirimkan berbagai berkas pencitraan secara bersamaan dari sudut yang berbeda.
  • MRI. Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah metode diagnostik dengan pemindaian yang menggunakan pemaparan medan magnet dan frekuensi radio gelombang elektromagnetik di dalam tubuh.
  • Biopsi. Biopsi dilakukan dengan mengambil sebagian jaringan dengan alat khusus di daerah yang mengalami penonjolan. Jaringan ini akan diperiksa di laboratorium menggunakan suatu alat yang dinamakan mikroskop.  Hasil dari biopsi akan menentukan apakah benjolan tersebut termasuk tumor jinak atau tumor ganas.

Oleh karena itu jangan panik dulu jika Anda menemukan benjolan asing ditubuh Anda. Ada baiknya segera lakukan pemeriksaan pada dokter untuk memastikan apakah benjolan (tumor) yang ada mengarah pada jenis tumor jinak atau ganas.

Sebarkan artikel ini pada relasi Anda melalui jejaring sosial dan bagikan komentar Anda pada kolom di bawah ini.