Home  »  News   »  
News

Bagaimana Rasanya Melayang pada Kondisi Nol Gravitasi? Vomit Comet Bisa Mewujudkannya

Bagian dalam Vomit Comet NASA
Bagian dalam Vomit Comet. [Foto: NASA]
Jika Anda benar-benar ingin tahu seperti apa rasanya melayang seperti astronot di luar angkasa, Anda bisa mencoba naik ke sebuah pesawat yang dijuluki “Vomit Comet” alias “Komet Muntah” (karena terbangnya yang menukik). Penumpang pada pesawat ini akan merasakan pengalaman ‘terbang parabola’ seperti astronot di ruang angkasa yaitu kondisi melayang tanpa bobot  karena tarikan gravitasi tingkat sedang, menyerupai kondisi di luar angkasa.

NASA biasa menyebut kondisi ini sebagai Microgravity. Selain membuat mereka melayang, konedisi ini akan memudahkan penumpang atau astronot memindahkan benda-benda berat, misalnya memindahkan benda dengan berat ratusan kilogram hanya menggunakan jari. Penumpang dapat merasakan pengalaman ini sekitar 20 sampai 30 detik, selain akan mendapatkan simulasi dan pengalaman seperti mengambang di sekitar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Pada akhir musim Space Craft, tim editorial The Verge mencoba memesan penerbangan ‘Nol Gravitasi’ pada Zero Gravity Corporation—salah satu dari segelintir organisasi di dunia yang saat ini menawarkan pengalaman “terbang parabola.” Pesawat mereka gunakan adalah Boeing 727 yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengalaman berada pada lintasan unik yang dibutuhkan pada panerbangan ‘Nol Gravitasi’.’

Cara kerja penerbangan ini sebenarnya cukup sederhana: pesawat akan terbang di atas serangkaian parabola, melalui puncak-puncak dan lembah-lembah. Awalnya, pesawat menarik dan meningkatkan daya dorong pada sudut 45 derajat pada kondisi ini, penumpang benar-benar akan merasakan penambahan gravitasi yaitu sekitar 1,8 Gs.


Bagian dalam Vomit Comet
Vomit Comet. [Foto: NASA]
Kemudian, pesawat akan mengurangi dorong dan menurunkan hidungnya untuk mendarat, tepat sebelum mencapai puncak bukit. Pada saat inilah pesawat dan semua orang di dalamnya, bebas bergerak melayang. Jadi pada kenyataannya, Anda tidak akan mengambang pada saat mendarat, seperti skydiver yang dikelilingi pesawat terbang. Setelah setengah menit, pesawat kemudian mulai proses kembali ke keadaan sebelumnya.

NASA telah lama menggunakan ‘penerbangan parabola’ ini untuk membantu melatih para astronot untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa, selain itu Pesawat ini juga dapat dimanfaatkan oleh para peneliti yang ingin lebih memahami mengenai bagaimana teknologi baru dapat berlaku terhadap lingkungan yang tidak berbobot.

Sebagai contoh, para ilmuwan yang sedang berupaya membuat robot untuk membersihkan sampah di luar angkasa, dapat menguji prototipe mereka pada ‘penerbangan parabola.’ Dari sini para ilmuan dapat mengetahui apakah penemuan tersebut dapat digunakan di luar angkasa atau tidak.

Yang menarik dari robot yang sedang dikembangkan oleh NASA ini adalah robot ini terinspirasi dari hewan tokek yang merupakan salah satu pembanjat alami paling ulung, para ilmuan berpendapat hewan ini mungkin merupakan kunci untuk membersihkan puing-puing yang menyumbat ruang di sekitar Bumi.

Para ilmuwan di NASA dan Stanford telah mengembangkan sebuah robot prototipe yang dapat memeluk benda-benda di angkasa dengan cara yang sama seperti tokek menempel pada dinding. Robot semacam itu bisa menjadi alat penting untuk dapat meraih dan memindahkan sampah ruang angkasa, membantu membersihkan orbit Bumi dan membuatnya lebih aman untuk perjalanan luar angkasa.

Tapi selain dapat digunakan untuk penelitian, ‘penerbangan parabola’ juga merupakan cara yang bagus bagi orang-orang yang tidak terlibat dalam kedirgantaraan untuk merasakan bagaimana rasanya berada di luar ikatan gravitasi bumi—walaupun hanya sebentar. Hal itu adalah pengalaman yang pastinya tidak akan pernah dilupakan, dan akan sangat menarik untuk melihat bagaimana Anda akan bereaksi terhadap pengalaman ini.