Home  »  News   »  
News

Bantu Atasi Penyakit Anoreksia, Ilmuwan Uji Teknik Perangsangan Otak Dalam

[Foto: today.com]
Anoreksia adalah suatu penyakit dimana seseorang membiarkan dirinya sendiri kelaparan karena terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika terlihat gemuk. Pengidap anoreksia dapat dikenali dengan berbagai gejala, seperti penurunan berat badan secara signifikan (sangat kurus), selalu memerhatikan bentuk tubuh di depan cermin, menimbang tubuh hampir tiap saat, sering memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan, dan masih banyak lagi.

Hingga saat ini, penyebab anoreksia masih belum jelas secara pasti. Namun, sebagian besar spesialis percaya bahwa gangguan tersebut berasal dari gabungan sejumlah faktor, seperti faktor psikologis, lingkungan, serta genetika atau biologis.

Agar penderitanya memiliki peluang besar untuk sembuh, maka penyakit ini harus ditangani sedini mungkin. Baru-baru ini, ilmuwan melakukan penelitian kecil terhadap 16 penderita anoreksia parah. Hasilnya, penanaman elektroda sebagai perangsang ke otak pasien ternyata dapat mengurangi kecemasan dan membantu penderita menaikkan berat badan.

Ilmuwan menemukan bahwa dalam penderita tingkat tinggi anoreksia, teknik mereka—yang dikenal dengan Perangsangan Otak Dalam (DBS)—dapat dengan mudah membantu banyak pasien dalam penelitian. Teknik ini mengurangi gejala kecemasan, depresi, dan juga meningkatkan mutu hidup.

Ilmuwan tersebut mengatakan, dalam beberapa bulan mendatang, gejala psikologi tambahan dapat mengubah berat badan. Selama kajian berlangsung, rata-rata indeks berat badan (BMI) dalam kelompok meningkat 3,5 angka menjadi 17,3.


Anoreksia termasuk penyakit gangguan makan yang dialami 0,5 persen orang di seluruh dunia (kebanyakan dialami remaja). Penderitanya memiliki baku mutu tersendiri terhadap berat badan, bentuk dan ukurannya, serta terus membiarkan diri kelaparan untuk menurunkan berat badan sesuai ukuran mereka.

Anoreksia kronis bisa berakibat fatal. Dalam banyak kasus, anoreksia mengakibatkan gangguan kesehatan parah, misalnya kelemahan tulang dan otot, masalah seksual dan masalah jantung hingga kejang.

Dalam penelitian yang diterbitkan di The Lancet Psychiatry, ilmuwan tersebut mengatakan menyarankan DBS karena mampu merangsang area otak pengendali tingkah laku abnormal, sehingga dapat mengubah sirkuit otak yang menyebabkan anoreksia.

DBS telah digunakan untuk merangsang sirkuit otak bagi penderita parkinson dan kejang. Untuk mengurangi gejala-gejala penyakit tersebut, teknik ini juga menunjukkan hasil yang sangat efektif.

DBS Diujikan Kepada Wanita Penderita Anoreksia Usia 21-57 Tahun

Dalam uji DBS, ilmuwan memilih 16 wanita berusia antara 21- 57 tahun penderita Anoreksia sejak lama, yaitu rata-rata 18 tahun dan di antaranya dengan berat badan tidak normal, yaitu rata-rata BMI 13,8. Mereka dipilih karena tidak ada pengobatan yang berhasil dan nyawa mereka terancam karena penyakit tersebut. Dalam skala BMI, ukuran rata-rata berat badan yang sehat adalah 18,5 hingga 24,9.

Dengan membandingkan pemindaian otak sebelum dan sesudah pengobatan, para peneliti menemukan adanya perubahan wilayah pada otak yang berhubungan dengan anoreksia.

Hal ini menunjukkan, DBS dapat digunakan untuk memberikan efek langsung yang berhubungan dengan sirkuit otak. Penelitian ini menunjukkan kurangnya aktivitas pada putamen (bagian dari ganglia basalis), talamus, dan otak besar di antara wilayah otak lainnya. Peningkatan aktivitas pun banyak terjadi di area kortikal periferal yang berhubungan dengan persepsi sosial dan tingkah laku.

Profesor dari Universitas Toronto Kanada, Adres Lozano yang memimpin studi ini mengatakan, studi ini menunjukkan beberapa harapan, namun masih dibutuhkan penelitian lanjutan.

Ia menambahkan, anoreksia masih menjadi penyakit kejiwaan dengan angka kematian tertinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan penting yang aman dan efektif, serta pengobatan teruji yang dihasilkan dengan pengembangan pengetahuan dari sirkuit otak.