Home  »  News   »  
News

Banyaknya Teman di Facebook atau Instagram Indikasikan Gangguan Mental Tertentu

[Foto: Shutterstock]
Seseorang yang memiliki ratusan teman di Facebook dan Snapchat, serta terus memperbarui umpan Instagram, mungkin merupakan orang yang sangat populer, baik di dunia nyata dan dunia maya. Namun ternyata, memiliki banyak teman di Internet tak hanya menunjukkan seberapa populer seseorang.

Hal tersebut bisa memberi gambaran tentang apakah mereka adalah seorang narsisis atau tidak.

Seperti dilansir dari The Sun, Jumat, 21 April 2017, sebuah studi baru dari Universitas Wurzburg menemukan hubungan yang lemah hingga sedang antara bentuk narsisisme dan aktivitas media sosial tertentu. Orang narsisis menganggap diri mereka berbakat, luar biasa dan sukses. Mereka suka menampilkan diri mereka kepada orang lain dan meminta persetujuan dari orang lain.

Profesor Markus Appel, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, “Dengan demikian, jaringan sosial seperti Facebook diyakini merupakan platform yang ideal untuk orang-orang ini.”

Media sosial memberi para narsisis akses mudah kepada khalayak yang besar, dan memungkinkan mereka memberi informasi selektif dengan tujuan memamerkan diri, atau melakukan promosi diri sendiri.

Selain itu, mereka bisa membentuk citra diri dan membangun persona di dunia maya sesuka hati. Oleh karena itu, peneliti telah menduga situs-situs jejaring sosial menjadi tempat “persemaian” yang ideal bagi orang-orang dengan kecenderungan narsisis, sekaligus menelurkan para narsisis-narsisis baru.


Prof Appel dan timnya mengkaji 57 studi yang membahas kaitan antara situs-situs media sosial dan narsisisme.

Mereka menemukan lebih banyak teman yang dimiliki seseorang, dan semakin banyak foto yang mereka upload, semakin besar kemungkinan mereka untuk menunjukkan sifat yang terkait dengan narsisme. Para ilmuwan tersebut mencatat bahwa pada umumnya, narsisis menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan jejaring sosial daripada pengguna biasa tanpa kecenderungan narsis. Temuan baru ini dipublikasikan di Journal of Personality.

“Kami menyarankan bahwa hubungan antara narsisisme dan perilaku di media sosial mengikuti pola spiral yang memperkuat diri,” Prof. Appel menambahkan.

Sekitar dua miliar orang di seluruh dunia menggunakan Facebook, sementara 500 juta secara teratur memposting foto di Instagram, dan lebih dari 300 juta orang menggunakan Twitter.

Berbagai penelitian telah mengeksplorasi hubungan antara media sosial dan masalah kesehatan mental, termasuk  masalah depresi.

Peneliti dari Pusat Riset Media, Teknologi dan Kesehatan Universitas Pittsburgh (CRMTH) melakukan survei untuk memeriksa hubungan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental pada orang dewasa muda. Mereka mengamati 1.787 orang berusia antara 19 dan 32 untuk studi tahun 2014 lalu, dan menemukan hubungan kuat antara kesehatan mental dan aktivitas media sosial.

Para  peserta ditanya berapa banyak dari 11 platform media sosial yang mereka gunakan – Facebook, YouTube, Twitter, Google Plus, Instagram, Snapchat, Reddit, Tumblr, Pinterest, Vine dan LinkedIn. Mereka dinilai menggunakan alat evaluasi depresi termutakhir untuk menentukan keadaan mental mereka.

Studi tersebut menemukan bahwa mereka yang menggunakan antara tujuh hingga 11 platform media sosial yang berbeda, tiga kali lebih mungkin menderita gangguan jiwa dibandingkan mereka yang menggunakan satu atau dua.