Home  »  News   »  
News

Berbagai Skandal Terkuak, Spotify Komentari Kerjasamanya dengan Uber

[Foto: Uber]
Berbagai kritik dan berita negatif terus menggempur Uber beberapa minggu terakhir ini, mendorong salah satu partner utamanya berpikir untuk mengakhiri kerjasama dengan perusahaan aplikasi taksi online tersebut.

Spotify telah memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam kampanye pers mengenai pembaruan terkini aplikasi Uber. Nampaknya perusahaan layanan musik streaming, podcast dan video komersial asal Swedia itu sedang menimbang-nimbang, apakah akan meneruskan kerjasama dengan Uber atau tidak.

Dalam sebuah email internal yang disebarkan ke seluruh karyawan, kepala divisi produk Spotify menyebut tentang diskusi mengenai penghentian akses API Uber, yang memungkinkan pengguna Uber mengontrol sound system di mobil pengemudi melalui smartphone.

“Bagi saya, berdasarkan pandangan yang telah saya bagi dengan Anda mengenai Uber dan praktek-praktek yang belakangan ini ramai dibicarakan, memutuskan untuk tetap bekerjasama dengan Uber bukanlah keputusan yang mudah,” kata Gustav Söderström, kepala produk Spotify, dalam keterangan tertulisnya. “Namun rasanya tak benar juga jika kita mengecewakan pengguna kita dengan menarik dukungan untuk API Uber. Saya lebih memilih untuk memperbaiki kebiasaan dengan berpartisipasi dan menunjukkan nilai-nilai yang kita percaya.”


Email Söderström tersebut datang setelah beberapa blunder yang dilakukan oleh Uber, termasuk pengakuan mantan karyawan Uber tentang praktek seksisme di perusahaan, video yang memperlihatkan CEO Travis Kalanick menghina pengemudi, dan laporan mengenai upaya internal Uber untuk menghindari regulasi pemerintah daerah.

Debat internal yang berlangsung di Spotify menunjukkan setidaknya satu partner besar Uber tengah cemas mengenai hubungan mereka dengan perusahaan yang dikenal dengan berbagai skandal, selain aplikasi transportasi online-nya yang mendunia.

Sebelumnya, beberapa investor Uber juga telah menjaga jarak dengan perusahaan tersebut. Nampaknya, salah satu alasannya adalah mereka cemas jika asosiasi dengan perusahaan bermasalah akan menghancurkan prospek investasi di masa depan.

Uber menjalin integrasi dengan Spotify pada 2014 lalu, memungkinkan penggunanya untuk mengontrol sound system di mobil pengemudi. Selain Spotify, September 2016 lalu Uber juga telah menambahkan Pandora sebagai alternatif. Uber memang sempat menghilangkan Spotify dan Pandora, namun keduanya direncanakan akan segera hadir kembali dalam pembaruan yang akan datang.

Integrasi dengan aplikasi streaming musik merupakan bagian dari upaya Uber agar pengguna menggunakan aplikasinya selama perjalanan, yang akan membuka peluang bagi perusahaan tersebut untuk menjual slot iklan.

Hingga saat ini, baik Spotify dan Uber masih belum bersedia berkomentar.