Home  »  News   »  
News

Berhasil Meretas Instagram, Bocah Usia 10 Tahun Ini Mendapat Rp 132 Juta

[Foto via HuffingtonPost.com]
[Foto via HuffingtonPost.com]
Ketika anak-anak lain sibuk bermain video game atau menabung untuk membeli sepeda, Jani, seorang bocah berusia 10 tahun asal Finlandia ini memutuskan untuk meretas Instagram. Alhasil, dia diberikan imbalan sebesar $10.000 (sekitar Rp 132 Juta) dari Facebook.

Tabloid Finlandia Iltalehti, seperti yang dilansir Gizmodo, melaporkan bahwa Jani menemukan cara untuk menyusup ke dalam server Instagram dan menghapus teks atau caption foto yang telah diposting setiap pengguna. “Aku bahkan bisa menghapus [akun] siapapun, bahkan Justin Bieber sekalipun.” Ujar Jani. Menurut keterangan ayahnya, Jani dan saudara kembarnya sama-sama mahir dalam mengidentifikasi bug, tapi ini adalah pertama kalinya ia dibayar karena menemukan bug.


Setelah menemukan bug tersebut, Jani pun segera mengabarkan tim Instagram melalui surel. Laporan ini pun segera diproses dan beberapa hari kemudian bug tersebut berhasil ditangani. Sebulan setelahnya, Jani pun diberikan imbalan sebesar $10.000 (sekitar Rp 132 Juta) dari Facebook. Uang ini merupakan bagian dari Facebook bug bounty program (Program berburu bug Facebook) yang sudah dicanangkan sejak tahun 2011. Sejauh ini, Jani adalah orang termuda yang dibayar melalui program bug bounty Facebook. Hal ini merupakan prestasi yang sangat mengesankan, meskipun hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, orang termuda yang terakhir dibayar oleh program ini adalah seorang remaja berusia 13 tahun.

Program berburu bug Facebook ini menawarkan imbalan uang tunai bagi siapapun yang menemukan bug dan kelemahan yang signifikan pada aplikasi dan layananya. Menurut laporan terbaru dari Facebook, mereka menerima lebih dari 13.000 laporan dari para peneliti pada tahun 2015 saja, dengan total 526 laporan yang dianggap sah. Pada 2015, total yang telah dibayarkan Facebook adalah sebesar $936.000 (sekitar Rp 12,4 milyar) untuk 210 peneliti. Selain itu, Facebook juga menginformasikan bahwa mereka telah membayar total $4,3 juta (sekitar Rp 56,9 milyar) sebagai imbalan kepada lebih dari 800 peneliti keamanan sejak peluncuran program ini pada Agustus 2011. Aplikasi Instagram sendiri baru ditambahkan ke dalam program ini pada tahun 2014.