Home  »  News   »  
News

Bill dan Melinda Gates Suntikkan Dana Rp 1,8 Trilyun Untuk Kembangkan Alat Pencegah HIV/AIDS

[Foto: quartz.com]
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit mematikan yang sampai sekarang masih belum ditemukan obatnya. Bahkan, meskipun sudah banyak usaha yang dilakukan untuk memerangi HIV/AIDS, tercatat ada sekitar 1,9 juta orang yang terjangkit penyakit tersebut dalam dua dekade terakhir ini.

Dengan meningkatnya kasus HIV/AIDS, para ilmuwan menyadari bahwa mengobati saja tidak cukup. Kini, mereka semakin gencar juga dalam melakukan langkah pencegahan penularan HIV/AIDS.  “Jika kita tidak menemukan cara untuk mencegah infeksi, akan ada lebih banyak orang lagi yang terinfeksi,” kata Emilio Emini, direktur program HIV di Gates Foundation. Salah satu organisasi yang sangat berkomitmen terhadap epidemik ini adalah Bill & Melinda Gates Foundation. Dengan organisasi nirlabanya tersebut, Bill Gates beserta istrinya Melinda telah menyuntikkan dana kurang lebih sebesar $140 (setara Rp 1,8 trilyun) guna mengembangkan sebuah alat pencegah HIV/AIDS.


Alat yang dikembangkan oleh Intarcia Therapeutics Inc. ini berupa sebuah pompa obat berukuran kecil yang dapat menyimpan suplai obat untuk 6 sampai 12 bulan bagi pasiennya. Dengan begini, alat tersebut bisa menyalurkan obat secara terus menerus kepada pasien dengan dosis yang rendah. Selain alat pencegahan HIV/AIDS, terdapat juga ragam pompa obat lainnya yang lebih ditujukan untuk mengobati penyakit diabetes tipe 2.

Mengenai proyek ini, Sue Desmond-Hellmann selaku CEO Bill & Melinda Gates Foundation menyatakan, “Ada kebutuhan mendesak untuk mengintervensi HIV/AIDS bagi orang-orang yang berisiko [terjangkit penyakit tersebut] agar bisa dengan mudah mendapatkan usaha pencegahan [HIV/AIDS] dalam kehidupan mereka sehari-hari.” Sejauh ini, masih belum ada kepastian mengenai obat apa yang akan digunakan pada alat tersebut dan kapan pompa tersebut siap digunakan oleh publik. Yang jelas, perusahaan tersebut memastikan bahwa kelak alat itu akan didistribusikan di Afrika sebagai tempat yang memiliki tingkat pengidap HIV/AIDS paling tinggi.