Pasalnya, tak banyak perempuan di Jepang yang berminat untuk memiliki anak, tak heran banyak pasangan yang telah menikah tapi tak memiliki momongan. Bahkan, pemerintah sampai turun tangan untuk membujuk para perempuan di Jepang untuk mengandung dan melahirkan.
Salah satu sebab para perempuan di Jepang memutuskan untuk tak mempunyai buah hati tak lain adalah karena karir. Ketika pertama kali perempuan boleh meniti karir setinggi mungkin, para perempuan di Jepang sangat bersemangat sampai menomorduakan keluarga.
Memang, tak sedikit negara yang memiliki permasalahan serupa. Oleh karena itu, Toyota Motor Corp menawarkan inovasi baru berupa robot yang dapat menjadi pendamping bayi agar para perempuan tak khawatir akan anak mereka yang terlantar jika mereka terlalu fokus pada karir. Kini, dengan bantuan robot buatan Toyota Motor Corp, perempuan di Jepang dapat tetap meniti karir dan memiliki anak.
“Kirobo Mini dapat bergetar, dimaksudkan untuk meniru bayi duduk. Namun, Kirobo Mini belum sepenuhnya dikembangkan keterampilannya untuk menyeimbangkan dirinya sendiri,” kata Fuminori Kataoka, kepala design engineer Kirobo Mini.
“Kerentanan ini dimaksudkan untuk membangkitkan hubungan emosional,” lanjut Fuminori. Kirobo Mini diharapkan dapat merespon emosi yang diluapkan sang bayi yang didampinginya sehingga robot pendamping bayi dapat menghibur sang bayi pula. Kirobo Mini dinyatakan sebagai pemula robot canggih yang dapat bereaksi pada perasaan manusia yang dihadapinya.
Toyota berencana akan merilis secara resmi Kirobo Mini yang dibandrol dengan harga $400 di Japan tahun depan.
Kirobo Mini bahkan dapat mengedipkan mata dan mengeluarkan suara dengan nada yang tinggi seperti layaknya seorang bayi. Kirobo Mini secara fisik memang didesain menyerupai bayi agar sang bayi yang ditemaninya merasa memiliki teman.
Toyota dengan meluncurkan Kirobo Mini menambah daftar robot pendamping manusia yang pernah diciptakan di dunia. Selain Kirobo Mini, robot pendamping terbaru akan hadir pula dengan nama Jibo oleh para ahli robot dari Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat.
Selain itu akan lahir pula Paro, robot buatan Japanese Intelligent System Co Ltd yang bahkan dapat berfungsi pula sebagai robot yang membantu para penderita dementia.
Sekitar seperempat dari populasi di Jepang berusia lebih dari 65 tahun. Tak heran pemerintah pun membutuhkan bantuan dari robot untuk merawat warga negara mereka. Karena nyatanya memang tak banyak jumlah warga negara di sana, berhubung faktanya satu dari 10 perempuan memutuskan untuk tidak menikah.
Bukan hanya Jepang di mana robot merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan teknologinya. Di Korea Selatan, terdapat 314 mesin per 100,000 pegawai manusia berdasarkan International Federation of Robots.