Home  »  News   »  
News

Captcha Error Kerap Jengkelkan Pengguna Google Scholar

[Ilustrasi: The4cast.com]
[Ilustrasi: The4cast.com]
Berdasaran informasi yang dilansir Slashdot, mesin pencari Google untuk bahan riset akademis terblokir oleh CAPTCHA yang tidak berfungsi.

CAPTCHA sendiri adalah sistem keamanan yang dirancang untuk membuktikan bahwa pengakses internet tersebut adalah manusia dan bukanlah robot yang ingin menyebarkan spam di sana sini. Biasanya, para pengakses internet diminta untuk mengisikan kode angka-angka, namun, kini metodenya adalah dengan menceklis gambar sesuai keterangan yang diminta.

Fungsi CAPTCHA ini dinilai oleh sebagian pengguna Google Scholar menghabiskan waktu dan energi. Seperti keluhan yang diungkapkan di Forum Google,

“Saya seorang mahasiswa doktoral dan seorang profesor, yang artinya saya menggunakan situs ini (Google Scholar) secara ekstensif. Sekarang, saya sama sekali tidak bisa mengaksesnya, bahkan setelah saya menjawab semua gambar-gambar konyol itu (tiga kali).”


Keluhan serupa juga disampaikan pengguna akun dengan nama Heart44:

“Banyak para peneliti ketika menggunakan Google Scholar diminta untuk membuktikan bahwa diri mereka bukanlah robot. Kalian harus menemukan sungai-sungai (tapi bukan laut ataupun danau) atau nomor jalan (tapi bukan nomor lainya) atau toko-toko pinggir jalan dari sembilan gambar yang memiliki kualitas buruk, kadang lebih dari satu kali dan, surprise!, Anda akan gagal lebih dari dua atau tiga kali dan ujung-ujungnya Anda hanya akan mendapatkan laman bertuliskan error 400 “Permintaan gagal, itulah yang kami tahu.” Anda ditawari pilihan audio tapi ketika mengkliknya situs tersebut malah memuat lebih banyak gambar…apakah itu yang bisa mereka lakukan untuk membedakan manusia dengan mesin?”

Pengguna akun Banunu mengakhiri keluhannya dengan menyatakan:

“Saya bukan robot, saya seorang akademisi profesional, dan proses ini hanya membuang banyak waktu saya dengan percuma. Bagaimana saya harus menghentikannya?”

Kejengkelan akibat fungsi CAPTCHA ini sebenarnya tidak hanya dirasakan oleh para cendekia, para pengguna internet biasa pun kerap kali mengalaminya. Masalah ini merupakan PR bagi pihak Google agar menciptakan keamanan yang baik tanpa harus mengganggu kenyamanan penggunanya.