Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Cara “Bebas Stres” Mengatur Keuangan Bulanan

Waktu gajian masih belasan hari, tapi Anda sudah mulai menghitung hari karena uang di kantong Anda sudah mulai menipis. Tidak sedikit orang yang memiliki pengalaman semacam ini. Gaji untuk sebulan telah habis sebelum masa gajian bulan berikutnya. Penyebabnya bisa jadi bukan karena gaji kecil, tapi karena belum menjalankan tips mengatur keuangan keluarga dengan bijak.

Menurut Menurut Harris Turino, pengajar keuangan dan ekonomi dari sebuah universitas swasta di Jakarta, perencanaan keuangan sebenarnya merupakan aktivitas mutlak yang harus dilakukan oleh setiap orang. Sebab, hal itulah yang akan membedakan antara kelompok orang-orang yang selalu terjebak oleh kesulitan keuangan dan kelompok orang-orang yang bisa menikmati hidupnya (Kompas.com, 29 April 2010).

Berikut beberapa tips mengatur keuangan bulanan agar Anda tidak stres menunggu hari gajian:

Pertama, identifikasi pos-pos pengeluaran. Dengan begitu ketika Anda menerima gaji, Anda dapat segera memisahkan dana untuk membayar pos-pos pengeluaran tersebut. Perencana keuangan Pandji Harsanto menyarankan untuk membeli amplop dan membagi dalam tiga pos, yakni amplop untuk cicilan, amplop tabungan dan investasi, serta amplop belanja barang dan jasa operasional. Sedangkan untuk besarannya, menurut Pandji untuk cicilan utang paling besar adalah 30% dari penghasilan. Untuk tabungan dan investasi tetapkan sesuai kemampuan Anda. Namun paling tidak untuk pemula disiplinkan untuk menabung minimal 10% dari penghasilan.  Alokasi dana untuk tabungan dan investasi disisihkan segera setelah gajian, bukan di akhir bulan, untuk mencegah uang habis sebelum sempat disisihkan (www.kontan.co.id, 6 Juli 2012).


Kedua, untuk pos pengeluaran belanja barang dan jasa operasional Anda bisa membuat daftar pengeluaran untuk satu bulan ke depan. Jika pendapatan Anda tidak bisa menutupinya, maka prioritaskan pengeluaran belanja barang dan jasa yang penting, contohnya membayar tagihan-tagihan rutin seperti listrik dan air. Menurut perencana keuangan Eko Endarto, buatlah daftar pengeluaran berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan (www.kompas.com, 19 Januari 2014). Cara membedakan kebutuhan dan keinginan, biasanya kebutuhan tak bisa ditunda, seperti biaya makan dan hidup sehari-hari. Sementara keinginan biasanya cenderung bisa ditunda, contohnya seperti biaya rekreasi.

Ketiga, kurangi makan atau jajan di luar. Pandji menyarankan untuk membawa bekal dari rumah. Ia memberikan ilustrasi hitung jika sekali makan siang Anda mengeluarkan biaya sebesar Rp20 ribu hingga Rp25 ribu, jika dikali dengan 22 hari kerja berarti Anda sudah menghemat Rp440 ribu sampai dengan Rp550 ribu. Jadi setahun sama dengan Rp5,28 juta sampai dengan Rp6,6 juta uang yang bisa Anda hemat. (www.kontan.co.id, 6 Juli 2012).

Semoga, dengan lebih bijak mengatur gaji bulanan, Anda dapat lebih baik dalam membuat perencanaan keuangan, sehingga terhindar dari stres dalam mengatur keuangan bulanan.

Bagikan artikel ini melalui fitur jejaring sosial dan berikan komentar Anda tentang pengalaman dalam mengatur pendapatan Anda untuk satu bulan.