Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Cara Mengatasi Keputihan

Dear Dokter,

Saat ini saya mengalami keputihan yang berlebihan dan bentuknya seperti keju diparut dan suka gatal. Kemudian terkadang di saat berhubungan dengan suami jadi keluar lebih banyak.

Mohon informasinya apakah penyebab keputihan yang saya alami ini. Dan apakah ini termasuk normal? Bagaimana cara mengatasinya?

Terima kasih atas penjelasannya,

Lusi Susanti

 

Dear Ibu Lusi,

Kami mengerti kekhawatiran yang Anda rasakan. Keluhan Anda adalah keputihan yang berlebihan.

Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Dapat timbul dari berbagai keadaan, yaitu secara normal atau fisiologis dan secara patologis.

Keputihan fisiologis

Keputihan fisiologis adalah keputihan yang normal dan terjadi akibat perubahan hormonal, seperti pada saat menstruasi, stres, kehamilan, dan pemakaian kontrasepsi. Cairan yang keluar dari vagina warnanya putih jernih, bila menempel pada pakaian dalam warnanya kuning terang, berlendir, tidak berbau, serta tidak menimbulkan keluhan seperti gatal dan panas pada daerah vagina.

Keputihan patologis

Keputihan patologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi medis tertentu dengan penyebab tersering adalah akibat:

  • Infeksi.
  • Infeksi bakteri: Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan Gonococcus. Cairan vagina yang keluar biasanya keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis.
  • Infeksi jamur: Candida albicans. Cairan vagina yang keluar berbentuk gumpalan putih kental, menimbulkan keluhan mulai dari gatal sedang hingga berat, rasa terbakar kemerahan, dan bengkak pada daerah genital.
  • Infeksi virus: Human papillomavirus (HPV)
  • Infeksi protozoa: Trichomonas vaginalis. Cairan vagina yang keluar biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa, dan berbau amis.
  • Penggunaan sabun cuci dan pelembut pakaian, cairan antiseptik untuk mandi dan cairan pembersih vagina secara berlebihan membuat pH di daerah vagina berubah dan bakteri normal di dalam vagina yang berfungsi untuk melindungi area vagina menjadi berkurang sehingga daerah vagina mudah terinfeksi bakteri
  • Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat dapat menghalangi sirkulasi udara di sekitar vagina.

Pada keputihan patologis, cairan yang keluar dari vagina sudah mengalami perubahan warna (menjadi putih susu, keabuan, hingga kehijauan), berbau, banyak, dan disertai keluhan lain (seperti gatal dan panas).


Untuk menentukan apakah keputihan yang Anda alami merupakan keputihan fisiologis atau memang keputihan patologis, kami sarankan Anda untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter agar dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh serta pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urinalisis (pemeriksaan urin) untuk menyingkirkan infeksi, dan pemeriksaan kultur cairan vagina (pembiakan cairan vagina di dalam suatu wadah yang dilakukan di laboratorium).

Jika keputihan yang Anda alami merupakan keputihan patologis, umumnya cara mengatasi keputihan dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi jamur dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Obat dapat berupa oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan, dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.

Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah keputihan berulang:

1. Pola hidup sehat yaitu berolahraga rutin, istirahat cukup, menghindari rokok dan alkohol, serta melindungi diri dari stres berkepanjangan.

2. Menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.

3. Selalu merawat kebersihan daerah genital dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembap, seperti:

  • Sering mengganti celana apabila berkeringat.
  • Menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat.
  • Hindari pemakaian celana terlalu ketat.
  • Biasakan untuk sering mengganti pembalut jika sedang menstruasi.
  • Apabila ingin menggunakan pantyliner, pilihlah yang tidak mengandung pengharum dan tidak digunakan selama lebih dari 4 sampai 6 jam.

4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar setiap kali buang air, yaitu dari arah depan ke belakang. Jika Anda membasuh dari arah belakang ke depan maka risiko bakteri di daerah anus akan terbawa ke daerah vagina dan menyebabkan infeksi di daerah vagina.

5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan, karena dapat mematikan flora normal vagina yang berfungsi untuk melindungi daerah vagina dan mengubah keasaman serta keseimbangan bakteri di dalam vagina.

6. Hindari penggunaan tisu atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina, karena dapat menyebabkan iritasi pada daerah vagina.

Demikian informasi penyakit keputihan yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.

Salam sehat,

dr. Dyah Novita Anggraini