Home  »  News   »  
News

DARPA Mengembangkan Teleskop Ruang yang Super Kuat

[Foto: asklubo.com]
DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) mengatakan bahwa Angkatan Udara AS pada hari Selasa akan mengambil alih kontrol teleskop ruang yang super-kuat yang dikembangkan oleh mereka. Meskipun demikian, penggunaan operasional tidak akan dimulai sampai sekitar tahun 2020 karena sistem ini akan dipindahkan ke Australia.

Space Surveillance Telescope (SST) yang dioperasikan oleh Air Force Space Command bekerjasama dengan Royal Australian Air Force digunkana untuk melacak puing-puing yang mengambang di angkasa sekitar 36.000 kilometer dari Bumi. Lindsay Millard, manajer program DARPA mengatakan bahwa “SST memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan jaringan pemantauan angkasa lain yang pernah ada,” yang berbasis Ground-based Electro-Optical Deep Space Surveillance (GEODSS).


Tiga teknologi pun membantu untuk berkontribusi. Teleskop ini menggabungkan cermin paling melengkung pada teleskop utama yang pernah dibuat. Cermin yang diproduksi oleh L3 ini dapat mengumpulkan cahaya di bidang pandang yang lebih luas.

Cermin ini adalah “curved charge coupled device” pertama yang pernah diciptakan untuk kamera yang mampu memberikan gambar yang jelas. Dengan shutter speed-nya yang sangat cepat, cermin ini pun memungkinkan untuk mengambil lebih banyak foto.

Menurut DARPA, teleskop ruang sebelumnya hanya mampu melihat beberapa benda besar dari bidang pandang yang sangat sempit, setara dengan sedotan. Oleh karena itu, kini SST memperluas view untuk “kaca” yang mampu melihat 10.000 benda kecil seperti softball pada saat yang sama. Kaca ini dapat melakukan scan dengan cepat, bahkan mampu meng-scan benua Amerika Serikat hanya dalam hitungan detik. Kaca ini pun dapat mengsurvei seluruh lapangan pandang, seperempat dari langit dalam beberapa kali per malam.

Teleskop ini akan dipindahkan ke Australia, untuk mengamati sebagian dari belahan bumi di bagian selatan, “di mana tidak terdapat banyak cakupan,”.  Teleskop ini digunakan untuk menyediakan data ke US Space Surveillance Network.

Millard berkata bahwa “Jika Anda benar-benar ingin melihat seluruh GEO [geostasioner] belt, Anda akan membutuhkan sekitar empat dari teleskop ini yang ditempatkan di seluruh dunia karena satelit di GEO berada di tempat yang sama pada waktu yang sama di bumi.”

Tidak ada rencana untuk membeli lagi teleskop serupa. Putusan untuk menambah unit yang dibutuhkan di masa depan merupakan keputusan Angkatan Udara. DARPA menghabiskan sekitar $ 150.000.000 untuk mengembangkan SST, kamera, dan kubah teleskop ini. Pihaknya pun telah melakukan pengujian dan operasi. Kata Millard, teleskop baru ini akan lebih murah dari harga sebelumnya.