Home  »  News   »  
News

Dokter Ini Nekat Lakukan Operasi Transplantasi Kepala Manusia

[Foto: flickr.com]
[Foto: flickr.com]
Para ilmuwan dan dokter di dunia kesehatan memang kerap melakukan metode transplantasi organ tubuh. Namun, bagaimana bila organ tubuh vital seperti kepala manusia dipenggal dan dipindahkan ke tubuh baru? Tampaknya mustahil.

Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangat Sergio Canavero, ahli bedah saraf asal Italia. Ia telah menemukan ‘celah’ untuk bisa melakukan transplantasi kepala manusia untuk pertama kalinya di dunia.

Ia menyatakan akan melakukan operasi transplantasi kepala manusia secara utuh untuk seorang pasien bernama Valery Spiridonov (31 tahun). Rencana ini berawal dari calon pasien itu sendiri yakni Spiridonov, seorang ilmuwan komputer asal Rusia yang menderita penyakit Werdnig-Hoffman. Penyakit ini terbilang langka dan dapat menyebabkan otot tulang belakang serta otot-otot lainnya menjadi layu dan hingga saat ini belum ada obatnya.

Penyakit ini menyebabkan penderitanya kesulitan bergerak, bernapas, dan menelan. Sebagian besar penderitanya meninggal dunia di tahun-tahun pertamanya. Namun, Spiridonov termasuk dalam 10 persen orang yang sanggup bertahan hingga usia dewasa.

Karena Spiridonov adalah seorang ilmuwan komputer dan Canavero merupakan seorang ahli bedah, maka terciptalah ide untuk melakukan operasi yang terbilang ‘gila’ ini. Lebih lanjut, Canavero menjelaskan mengenai gambaran umum mengenai cara operasi transplantasi kepala ini.

Pertama-tama, kepala pasien akan didinginkan hingga sekitar 15 derajat celsius. Kemudian, kepala (pasien dan pendonor yang telah meninggal) akan terputus dan kepala pasien akan dilekatkan pada tubuh sang pendonor. Lalu saraf-saraf tulang belakang akan digabungkan bersama sehingga otot dan suplai darah akan terbentuk.


Setelah menjalani operasi tersebut, pasien akan terus berada pada kondisi koma selama kurang lebih satu bulan. Sementara itu, tulang belakang pasien akan dirangsang dengan elektroda untuk memperkuat koneksi saraf. Canavero memperkirakan pasien akan dapat berjalan dalam waktu satu tahun operasi.

Meski sudah dikonsepkan secara matang, para peneliti dari seluruh dunia mengkritik secara keras ahli bedah yang juga memiliki nama sapaan “Dr. Frankenstein” tersebut.

Menurut para ahli, transplantasi kepala ini masih jauh dari kata ‘sukses’, mengingat berbagai kenyataan yang ada terutama karena sulitnya pengabungan syaraf pada tulang belakang. Walau demikian, saat ini Canavero tetap berfokus pada persiapannya untuk melakukan transplantasi tersebut. Dirinya tetap meyakini bahwa ia akan mampu melakukan operasi transplantasi kepala pertama di dunia ini. Desember 2017 adalah tanggal yang mereka persiapkan untuk melakukan ide ‘gila’ ini.

Selain itu, sebagai persiapan, operasi ini akan lebih dulu menggunakan sistem dengan teknologi Virtual Reality (VR) untuk ‘menempa’ mental pasien sebelum menjalani proses operasi.

Seperti dilansir dari mirror, sang pasien nantinya akan mengenakan VR Headset sebelum nanti kepalanya akan ‘berpindah’ badan. Tujuannya, agar ia bisa membayangkan seperti apa suasana operasi berlangsung dan tidak merasa takut. Sergio Canavero mengatakan bahwa VR Headset yang digunakan Spiridonov nantinya kelak dapat menimbulkan reaksi psikologis yang bisa membantu dirinya siap untuk menjalani operasi.

Sistem VR Headset tersebut diciptakan oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yaitu Inventum Bioengineering Technologies. Pimpinan Inventum, Alexander Pavovli mengatakan bahwa nantinya pasien akan memasuki video simulasi berjudul “Heaven” (Head Anastomosis Venture). Di dalam video tersebut, akan diperlihatkan bagaimana rasanya kepala manusia berpindah ke tubuh baru.

“Video ini adalah sebuah transisi yang tersaji dalam VR, serta memberikan latihan intensif bagi pasien sebelum ia memasuki prosedur bedah. Tujuannya agar ia tidak kaget lagi sebelum dioperasi,” kata Pavlovcik.

“Kami menilai, simulasi VR ini merupakan aspek yang penting. Karena bagaimana pun akan merespon stimulus pasien dan membuatnya ‘masuk’ ke dalam dunia yang nantinya akan benar-benar mereka jalani,” tambahnya.

Apakah operasi yang menuai kontroversi ini akan berhasil? Terlepas dari itu, jika operasi tersebut berhasil, terobosan ini dapat memberikan harapan baru bagi ribuan difabel.