Home  »  News   »  
News

Drone Pengantar Obat Akan Segera Beroperasi di Rwanda

[Foto: flyzipline.com]
[Foto: flyzipline.com]
Walaupun Rwanda sempat dilanda perang saudara yang cukup parah di masa lalu, kini negara ini sepertinya sudah menjadi lebih stabil. Tidak ketinggalan dengan negara-negara maju lainnya, perkembangan teknologi digital juga mulai bertumbuh di sini. Setelah muncul ‘Go-Jek’-nya Rwanda, kini teknologi drone juga mulai menggeliat di Rwanda.

Seperti yang kita tahu, kini drone atau pesawat tanpa awak pada awalnya hanya digunakan untuk kepentingan militer saja. Namun, kini drone bisa dimanfaatkan dalam berbagai hal, mulai dari sebagai sarana hiburan sampai kepentingan jurnalisme. Bahkan, berbagai perusahaan besar sudah mulai melirik drone ini. Mulai dari Amazon yang ingin menggunakannya untuk mengantarkan pesanan, hingga Facebook yang ingin menggunakannya untuk memancarkan sinyal internet di daerah pedalaman. Kini, sebuah perusahaan startup asal California yang bernama Zipline ingin mengembangkannya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang. Bagaimana caranya?

Zipline International berencana untuk memberi pasokan drone pada pemerintah Rwanda untuk mengirimkan stok darah, vaksin, dan obat-obatan lain ke daerah pedalaman Rwanda yang seringkali sulit atau bahkan tidak bisa diakses kendaraan. Untuk mewujudkannya, startup tersebut kini telah menggaet nama besar dalam industri logistik untuk mendukung rencana ini.

Hari ini, 9 Mei 2016, Zipline mengumumkan kemitraannya dengan UPS—perusahaan logistik terbesar di dunia— untuk mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk memberikan pasokan medis melalui pesawat tak berawak pada akhir 2016. Perusahaan logistik ini juga akan memberikan pengarahan dalam hal manajemen rantai suplai (supply-chain), sekaligus memberikan bantuan senilai $800.000 (setara dengan 10.6 milyar) untuk membantu proyek Zipline di Rwanda ini.


[Foto: Pendiri Zipline, Keenan Wyrobek, membuka paket yang baru dijatuhkan drone dalam sebuah penerbangan uji coba | Melia Robinson via techinsider.io]
[Foto: Pendiri Zipline, Keenan Wyrobek, membuka paket yang baru dijatuhkan drone dalam sebuah penerbangan uji coba | Melia Robinson via techinsider.io]
Zipline sendiri akan fokus untuk memberikan darah untuk mengobati luka parah atau pendarahan setelah melahirkan, yang sering menjadi penyebab kematian ibu di Afrika. Menyimpan darah adalah sebuah tantangan untuk daerah-daerah yang aliran listriknya tidak stabil. Bahkan, banyak timbunan simpanan darah dan obat-obatan di daerah pedalaman yang terbuang sia-sia. Akan lebih efektif dan efisien jika barang-barang seperti itu disimpan secara terpusat dan baru dikirimkan ketika akan digunakan saja.

[Foto: flyzipline.com]
[Foto: flyzipline.com]
Semoga saja penggunaan drone di proyek-proyek kemanusiaan seperti ini bisa memperbaiki citra teknologi drone yang seringkali dikaitkan dengan hal-hal negatif seperti peperangan atau pengintaian ilegal. Jika proyek ini berhasil dijalankan di Rwanda, kita doakan saja agar teknologi ini akan semakin berkembang dan senantiasa dimanfaatkan demi kepentingan dan kesejahteraan manusia di manapun mereka berada.