Home  »  News   »  
News

Go-Jek “Memberi Pelajaran” pada Uber Melalui Go-Pay dan Go-Points

Nadiem Makarim, CEO dan Founder Go-Jek [Foto: Go-jek.com]
Program loyalti pelanggan mungkin menjadi salah satu cara jitu untuk menyerap pelanggan baru, mempertahankan pelanggan lama, dan mendatangkan lebih banyak transaksi. Strategi tersebut baru-baru ini diterapkan aplikasi on-demand riding Go-Jek, yang telah meluncurkan program loyalti yang diberi nama Go-Points.

Pengguna yang bertransaksi di aplikasi Go-Jek untuk layanan apapun nantinya akan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah. Syaratnya hanya satu: untuk mendapat poin, pengguna harus membayar transaksinya melalui pembayaran digital Go-Pay.

Program Go-Points nampaknya memang diadakan untuk meningkatkan transaksi dengan Go-Pay, setelah sebelumnya diadakan promosi berupa diskon bagi pengguna Go-Jek yang menggunakan platform pembayaran digital tersebut.

“Go-Points diadakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan ketika menggunakan layanan Go-Jek dan layanan digital payment Go-Pay,” kata CEO Go-Jek Nadiem Makarim dalam e-mailnya kepada Tribun, Rabu, 11 Januari 2017.

Nadiem berharap, dengan adanya program Go-Points ini, pelanggan Go-Jek bisa terus menikmati berbagai layanan yang mereka tawarkan dan kenyamanan transaksi dengan menggunakan Go-Pay.

Dia juga mengungkapkan, pelanggan bisa menukar poin-poin yang sudah dikumpulkan dengan berbagai hadiah, seperti sepeda motor keren, gadget paling anyar, hingga tiket konser Coldplay. Program ini sudah bisa dinikmati para pengguna Go-Jek di seluruh Indonesia.


Menurut keterangan Nadiem, saat ini perusahaannya menawarkan 21 jenis hadiah yang dibagi dalam delapan kategori, yakni Gadget & Electronics, E-commerce, Family & Leisure, Wellness & Beauty, Tour Travel & Tourism, Food & Beverages, Automotive, Entertainment, Go-Jek Merchandise, dan Go-Jek Services. Jumlah hadiah Go-Points ini akan terus bertambah untuk memberikan pengalaman lebih baik kepada pelanggan.

Menurut situs resmi Go-Points, untuk mengumpulkan poin, pengguna Go-Jek harus bermain permainan sederhana. Ketika menyelesaikan transaksi dengan Go-Pay, pengguna akan mendapatkan satu token. Token ini bisa dipakai untuk satu kali bermain. Setelah bermain game, pengguna akan mendapat poin yang bisa dikumpulkan untuk ditukar dengan hadiah di atas.

Seperti sudah disinggung sebelumnya, Go-Points selain diadakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, juga diadakan sebagai strategi untuk meningkatkan transaksi Go-Pay, e-wallet di Go-Jek yang memungkinkan pengguna membayar layanan secara cashless.

Go-Pay sendiri merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk membayar uang ekstra atau tips driver selain membayar harga layanan yang telah ditetapkan. Mereka juga bisa melakukan top-up melalui driver, yang akan memasukkan saldo tersebut ke akun si pelanggan untuk digunakan dalam transaksi berikutnya, tanpa perlu memasukan detail akun bank atau kartu kredit.

Seperti dilansir dari StraitsTimes, Kamis, 12 Januari 2017, pengadaan e-wallet seperti Go-Pay merupakan langkah cerdas yang bisa ditempuh oleh penyedia transportasi on-demand seperti Go-Jek atau Grab. Platform pembayaran digital akan memudahkan pengguna untuk bertransaksi, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan jumlah transaksi.

Artikel tersebut menyebutkan, langkah ini seharusnya juga ditempuh oleh Uber, yang alih-alih membuat platform sendiri, malah mempercayakan layanan pembayaran digitalnya kepada pihak ketiga. Uber memang unggul dalam layanan mobil on-demand, namun fokus perusahaan yang terlalu sempit membuat perkembangan perusahaan tersendat. Namun Go-Jek telah menunjukkan kepada para kompetitornya bahwa transportasi hanyalah satu medan pertempuran dalam sebuah peperangan besar yang cakupannya lebih luas dan berkepanjangan.