Home  »  News   »  
News

Google Adakan Kompetisi Pendaratan di Bulan, 5 Tim Lolos Kualifikasi dan Bersaing Ketat

[Foto: lunar.xprize.org]
Raksasa mesin pencari, Google, mengadakan Google Lunar XPrize. Sebuah perlombaan membuat pesawat luar angkasa robotik yang dapat mendarat dan beroperasi di bulan, serta berjalan sejauh 500 meter di permukaan bulan dan mengirim gambar ke Bumi.

Kini, lima tim telah lolos kualifikasi untuk bersaing memperebutkan hadiah total 30 juta USD (Rp 400 miliar). Yayasan XPrize menyatakan, kelima tim tersebut siap mendaratkan dan mengoperasikan pesawat luar angkasa robotik di permukaan bulan.

“Kami sangat senang memiliki lima pesaing yang bekerja dari seluruh dunia untuk satu misi ini,” ujar Chanda Gonzales-Mowrer, Direktur Senior Yayasan XPrize, seperti dilansir dari Reuters. Adapun kelima tim yang bersaing ketat yakni SpaceIL dari Israel, Moon Express yang berbasis di Florida, Tim Internasional Synergy Moon, Tim Indus dari India dan Hakuto dari Jepang.

Perlombaan ini dirancang untuk membuat lompatan besar teknologi di bidang antariksa, kedokteran, pendidikan, dan bidang-bidang lain. Tentunya dengan memikat peserta-peserta baru dan pihak swasta dengan hadiah uang tunai.

Sebelum 31 Desember 2017, para pesaing harus meluncurkan pesawat angkasa dan mendaratkan rover. Selain Google Lunar XPrize, Yayasan XPrize juga menyelenggarakan delapan kontes stimulus lainnya. Kelima kompetitor harus menyelesaikan sejumlah kegiatan di permukaan bulan, seperti rover dapat menempuh jarak hingga 500 meter dan menyiarkan video berdefinisi tinggi ke bumi.


Sejak lomba tersebut diumumkan pada 2007, ketertarikan atas Google Lunar XPrize begitu besar. Awalnya, sebanyak 33 tim mendaftarkan diri untuk memperebutkan hadiah utama senilai 20 juta USD. Juara kedua berhak mendapatkan hadiah 5 juta USD dan uang bonus tersedia bagi tim yang mampu menuntaskan tugas tambahan, seperti mengunjungi situs pendaratan Apollo atau menemukan air di bulan.

Masing-masing tim yang lolos memiliki jagoannya sendiri. SpaceIL berencana terbang dengan SpaceX Falcon 9 rocket, yang baru-baru ini kembali terbang menyusul insiden pada landasan peluncuran. Tim Indus dan Hakuto akan berbagi tumpangan di peluncur PSLV (Polar Satellite Launch Vehicle).

Lalu, Moon Express didukung perusahaan startup Rocket Lab, yang mengembangkan roket kecil bernama Electron. Synergy Moon bergantung pada salah satu mitranya, Mojave, Sistem Interorbital berbasis di California, untuk peluncuran roket barunya yang dikenal sebagai Neptune.

Mendorong Pengembangan Robot Penjelajah dengan Biaya Murah

Google Lunar XPrize resmi diadakan sejak 2011 silam. “Perlombaan ke bulan dimulai secara resmi,” kata Peter Diamandis, Kepala Eksekutif XPrize Foundation, seperti dilansir dari BBC. Lomba tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan robot penjelajah dengan biaya murah.

Proses seleksi telah dimulai sejak lomba diumumkan tahun 2007 dan ditargetkan dapat menghasilkan pemenang tahun 2015. Robot pertama yang berhasil mendarat ke bulan dan mengirim video ke Bumi selama bergerak 500 meter di permukaan bulan akan keluar menjadi pemenang.

Peserta lomba ini berasal dari bermacam latar belakang, mulai dari perorangan, organisasi nonprofit, universitas, hingga kalangan industri. Beberapa tim telah menggandeng penyedia roket peluncuran ke bulan untuk mengirimkan robotnya. Kerja sama tersebut tentu tidak dilakukan dengan inisiatif sendiri, melainkan atas dukungan penyelenggara.

Sebagai contoh, Astrobotic Technology dari Carnegie Mellon University yang telah menandatangani kontrak dengan SpaceX untuk menggunakan roket Falcon X. Tim gabungan Rusia dan India, serta tim Cina juga mengirimkan sebuah roket bersama pada tahun 2013.

Pejabat Google Space Initiative, Tiffany Montague, mengatakan bahwa penemuan paling sukses dan revolusioner sering muncul dari tim yang kecil, tetapi berjiwa pengusaha.

Lantas, tim manakah yang bakal memenangkan kompetisi ini? Kita tunggu kabar selanjutnya.