Home  »  Opinion   »  
Opinion

Habis Makan Sering Ngantuk? Ini Penyebab Ilmiahnya

[Foto: howitworksdaily.com]
“Habis makan bawaannya ngantuk.” Kalimat itu tentu sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Ya, rasa kenyang setelah menghabiskan makan besar sering diiringi dengan hadirnya kantuk.

Ternyata, keadaan itu disebut dengan postprandial somnolence atau food coma. Istilah tersebut merujuk pada perasaan lelah dan mengantuk setelah makan berat. Menurut David Levitsky, profesor nutrisi dan psikologi di Universitas Cornell, rasa kantuk yang menyerang setelah makan terjadi karena perubahan pada sirkulasi tubuh.

Saat makanan masuk ke lambung dan mengaktifkan saluran cerna, aliran darah akan lebih banyak yang menuju lambung dan saluran cerna. Menurut Levitsky, saat aliran darah ke otak berkurang, orang menjadi lelah dan mengantuk.

Perubahan sirkulasi darah tersebut terjadi karena proses makan akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yang merupakan bagian dari saraf pusat yang memicu pencernaan dan penyerapan makanan.

Meningkatnya aktivitas usus juga membuat tubuh menghambat energi sehingga detak jantung melambat, lalu tubuh dapat mengambil nutrisi dari makanan. Berbeda dengan saraf parasimpatik, sistem saraf simpatik memiliki tugas lain, yaitu memicu respon tubuh ketika stres sehingga detak jantung meningkat dan aliran darah ke otak bertambah.

Food coma hanya terjadi jika kita mengonsumsi makan besar. Levitsky mengatakan, sistem saraf parasimpatik akan diaktifkan saat kita makan, tapi tergantung pada besar kecilnya porsi makan.

Lambung akan membesar jika jumlah makanannya besar. Semakin besar, makin terasa juga efek mengantuknya. Makanan padat juga lebih berdampak ngantuk dibandingkan makanan cair. Sebab, makanan cair dan padat merangsang bagian yang berbeda di lambung, sehingga sinyal yang dikirimkan ke otak juga tidak sama.


Selain perubahan sirkulasi tubuh, rasa kantuk juga bisa terjadi karena hormon. Saat makan, tubuh akan memproduksi hormon-hormon tertentu, salah satunya CCK. Hormon tersebut juga merangsang rasa kantuk. Terutama setelah mengasup karbohidrat yang membuat produksi triptopan meningkat sehingga kita merasa rileks dan ngantuk.

Faktor lainnya adalah jam biologis. Masa ketika orang merasa lelah adalah sekitar pukul 13.00-13.30. Namun, hal ini tergantung pada jam Anda bangun pagi.

“Meski tidak makan besar, kita akan tetap merasa mengantuk di jam-jam tersebut karena faktor jam biologis. Bila kita makan, efeknya akan lebih besar lagi,” katanya.

Faktor Lainnya

Selain faktor-faktor di atas, ternyata masih ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang merasa mengantuk setelah makan. Berikut ulasannya, seperti dilansir dari Detik.

Kekurangan Enzim
Enzim berfungsi sebagai pemecah makanan yang dikonsumsi menjadi unit-unit yang lebih kecil, sehingga dapat diserap oleh tubuh. Saat sedang makan, enzim tubuh bekerja sangat keras agar dapat mencerna semua makanan yang masuk. Karena terlalu keras bekerja, tubuh merasa lelah. Dan seharusnya saat lelah, makanan yang dimakan bisa memberikan energi.

Namun bagi orang yang kekurangan enzim, makanan yang dimakan tidak bisa jadi energi karena ada gangguan penyerapan zat gizi. Akibatnya saat enzim lelah, tidak ada asupan energi sehingga membuat seseorang menjadi mengantuk.

Penggabungan Makanan Tidak Tepat
Beberapa jenis makanan membutuhkan enzim tersendiri agar bisa dicerna, seperti protein memerlukan protease, karbohidrat memerlukan amilase dan lemak memerlukan lipase. Ketika seseorang mengonsumsi protein dan karbohidrat secara bersamaan, maka bisa menimbulkan konflik enzim dalam pencernaan.

Pengaruh Salah Satu Neuron
Neuron orexin adalah salah satu alasan seseorang mengantuk setelah makan. Neuron ini berada di hipotalamus yang merupakan bagian dari otak yang mengatur hampir semua hormon. Ketika kadar gula darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan kerja dari neuron orexin dihambat.

Kinerja neuron orexin dihambat, padahal bertanggung jawab untuk mengontrol seseorang agar tetap terjaga. Inilah yang mengakibatkan orang akan merasa ngantuk.