Home  »  Opinion   »  
Opinion

Hadirnya Robot Patroli, Akankah Menggantikan Profesi Satpam?

[Foto: channelnewsasia.com]
Kehadiran teknologi memberikan banyak perubahan bagi kehidupan manusia. Bahkan, sejumlah teknologi diciptakan untuk menggantikan pekerjaan yang dilakukan manusia.

Seperti yang dilakukan baru-baru ini oleh sebuah perusahaan jasa keamanan lokal bernama Ademco. Perusahaan tersebut meluncurkan layanan sewa robot patroli otomatis untuk mengatasi kekurangan tenaga keamanan (satpam) di Singapura.

Robot yang lebih mirip kapal selam itu memiliki tinggi 1,6 meter, lima kamera di leher panjang, dua kamera depan, dan empat roda. Ia bisa merekam pelat nomor dan berputar 360 derajat melihat sekelilingnya dalam jarak hingga 10 meter.

Jika ia mendeteksi keadaan tidak normal seperti kebakaran atau suara bising, ia juga akan mengirim peringatan berbahaya ke pusat komando selama 24 jam.

Robot ciptaan SMP Robotics yang berbasis di San Francisco ini disesuaikan dengan iklim tropis Singapura, yang memiliki panas dan tingkat kelembapan tinggi. Ademco berharap, robot ini akan membantu penambahan tenaga keamanan.

Untuk dua penjaga keamanan robot yang bekerja 12 jam per hari, perusahaan bisa menghabiskan hingga 8.000 dolar Singapura (sekitar Rp 75,5 juta) per bulan. Sementara, robot bisa beroperasi hampir sepanjang hari, dikurangi waktu isi baterai, memakan biaya sekitar 500 dolar  Singapura (sekitar Rp 4,7 juta).

Tidak seperti manusia, robot tidak mengenal lelah. “Ada juga keterbatasan pada manusia,” kata Toby Koh, Direktur Pelaksana Grup Ademco, seperti dilansir dari Channel News Asia.

Staf keamanan berpatroli tujuh hingga delapan kali setiap 12 jam. “Jika saya melakukan patroli 10 kali sehari, di beberapa titik, kemampuan saya untuk fokus dan konsentrasi berkurang. Sedangkan petugas robot tidak akan menderita dengan keluar dari pekerjaan,” kata Koh.


Dengan jam kerja yang panjang, Singapura sedang menghadapi kekurangan penjaga keamanan. Pada 2014, Laporan Straits Times memperkirakan bahwa negara itu membutuhkan sekitar 10 ribu lebih penjaga keamanan. Kala itu, perusahaan keamanan harus merekrut personel dari Taiwan untuk layanan keamanan tambahan.

Patrick Lim, Direktur Penjualan dan Marketing Ademco, mengatakan robot ini bisa menggantikan manusia karena adanya kecenderungan keluar-masuknya petugas keamanan dari tempat kerja karena karena kelelahan lembur kerja.

Ademco mengatakan, lebih dari 10 perusahaan berbasis di Singapura tertarik dengan layanan robot satpam ini.

Startup Ini Juga Kembangkan Teknologi Robot Pengganti Peran Satpam

Pada 2013 silam, sebuah startup yang bermarkas di Silicon Valley, Knightscope Inc, juga berhasil mengembangkan teknologi ‘Mesin Otonomi Data’ berupa robot. Teknologi ini diharapkan bakal menggantikan peran petugas keamanan atau satpam.

Dilansir dair New Atlas, robot ini diklaim memiliki kinerja lebih baik dan komprehensif dibandingkan satpam. Pasalnya, robot penjaga ini memiliki beberapa sensor inovatif. Salah satunya adalah kamera definisi tinggi (HD) yang bisa mengambil gambar secara luas hingga 360 derajat.

Robot pintar ini juga dilengkapi mikrofon dengan sensitivitas tinggi, sensor jarak (distance sensor), sensor kualitas udara (air quality control), dan teknologi optical character recognition untuk memindai banyak hal, seperti bisa memindai pelat nomor mobil yang dikendarai pelaku kejahatan.

Data yang didapat secara otomatis akan langsung tersimpan di data center yang terpusat di kantor kepolisian sekitar dan bisa dilihat secara real-time. Knightscope mengatakan, perusahaan bisa menganalisis data historis yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk membantu pihak kepolisian guna memprediksi kejahatan.

Robot Knightscope tersedia dengan dua model, yakni Knightscope K5 dan K10. Model K5 ditujukan untuk area tertutup yang sempit, sedangkan K10 ditujukan untuk daerah terbuka yang luas.

Jadi, apakah Anda setuju jika kehadiran robot-robot tersebut ke depannya bisa menggeser profesi satpam yang dilakukan manusia?