Home  »  Opinion   »  
Opinion

Hal-hal Kunci dalam Video Marketing

[Foto: pixabay.com]
Video marketing merupakan salah satu opsi digital marketing paling menggiurkan di tahun ini. Tren ini sebenarnya sudah mulai marak dilakukan oleh para digital marketer sejak 2015 dan terus berlanjut. Bahkan menurut Google, tahun 2019 nanti pertumbuhannya melonjak hingga 21%. Itu sebabnya jika saat ini Anda sama sekali belum menyentuh video marketing untuk keperluan bisnis, tahun 2017 adalah waktu yang paling tepat untuk memulai.

Digital marketing, khususnya video marketing barangkali memang masih menjadi sesuatu yang kurang familiar di Indonesia. Tak banyak ahli yang memang spesifik mengajarkan metode paling tepat untuk model marketing gaya baru ini. Namun, sebagai digital marketer yang memang dituntut untuk selalu belajar, bukan tidak menutup kemungkinan Anda juga bisa melakukannya dengan baik.

Data yang utama

Isu mengenai data masih menjadi perbincangan utama di dunia video marketing. Data dalam hal ini adalah untuk memahami sejauh mana customer experience dalam menggunakan media seperti video serta hubungan dengan kegiatan belanja mereka di internet. Jika tujuannya untuk branding, barangkali video marketing bukan hal yang baru. Bahkan jika kita mengamati iklan di televisi, hal itu bisa jadi termasuk ke dalam video marketing.

Akan tetapi, jika tujuannya untuk sales conversion atau e-commerce, maka akan berbeda lagi. Oleh karena itu diperlukan data-data dan analisis yang kuat sebelum menyusun strategi yang paling sesuai untuk video marketing di tahun 2017.

Selalu lakukan testing terhadap semua campaign


A/B testing merupakan hal wajib untuk dilakukan dalam setiap campaign yang Anda jalankan. Caranya adalah dengan membuat dua model campaign berbeda, kemudian setelah jangka waktu tertentu dilakukan analisis campaign mana yang paling maksimal dan mana yang masih membutuhkan improvisasi lebih lanjut.

Dalam melakukan testing, prinsip yang harus diterapkan adalah minimalkan budget. Tujuannya adalah agar Anda tidak membuang-buang uang dengan percuma dengan hasil yang kita sama-sama tidak tahu. Baru setelah Anda melakukan testing, Anda bisa memilih mana yang perlu dinaikkan budgetnya dan mana yang tidak, atau justru keduanya harus sama-sama dikurangi atau dinaikkan budgetnya. Lagi-lagi tergantung pada hasil yang Anda dapatkan setelah melakukan uji coba.

Campaign dengan target sespesifik mungkin

Sedikit berbeda dengan channel digital marketing lainnya, video marketing umumnya memiliki target yang benar-benar spesifik. Hal ini karena video marketing memang ditujukan sangat personal kepada audiens yang dituju. Jika Anda menyasar pada audiens dengan kriteria usia 20-35 tahun, usahakan membuat campaign lebih dari satu. Pasalnya, apa yang dicari oleh audiens berusia 20 tahun dalam sebuah video barangkali bisa sangat berbeda dengan audiens yang berusia 35 tahun. Hal ini mungkin memang memerlukan effort lebih dari Anda selaku digital marketer. Namun, jika Anda melakukannya dengan tekun, hasilnya tidak akan mengkhianati.

Prioritaskan metriks yang paling signifikan

Sebagai digital marketer, Anda tentu paham bahwa setiap campaign memiliki metriks yang harus terukur dengan jelas. Tak terkecuali video marketing, ada beberapa metriks yang bisa diukur. Seperti misalnya berapa jumlah viewnya, berapa jumlah kliknya, dan lain-lain. Berbagai metriks ini sama pentingnya untuk tujuan marketing Anda. Namun, sekali lagi Anda harus memprioritaskan mana yang lebih penting.

Jika tujuan bisnis adalah untuk meningkatkan penjualan, misalnya. Anda tentu akan lebih memilih melakukan optimisasi pada campaign yang terlihat bagus jumlah conversionnya alih-alih hanya jumlah view maupun reachnya. Prioritas ini diperlukan selain untuk menghemat budget, juga untuk menghemat tenaga Anda selaku digital marketer.

Jika Anda telah memahami poin-poin dalam video marketing, ini adalah saatnya untuk mulai menyusun rencana strategis. Jangan lupa untuk terus melakukan evaluasi dan perubahan strategi jika memang itu diperlukan. Selamat mencoba!