Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Hal-Hal Kuncian dalam Membangun Tim Startup Digital

[Ilustrasi: flickr.com | Wahid Hasyim]
Dalam membangun startup, ada beberapa hal yang perlu menjadi fokus. Hal pertama adalah bagaimana menemukan sebuah masalah untuk menjadi titik awal dari terciptanya sebuah produk. Penemuan sebuah masalah ini biar terlihat sepele, namun tidak sesepele kelihatannya. Faktanya, banyak startup yang justru gulung tikar karena masalah yang menjadi latar belakang dari startup itu sendiri adalah masalah yang dibuat-buat.

Disadari atau tidak, banyak dari founder startup memiliki kesalahan dalam pola pikirnya. Beberapa dari mereka memutuskan untuk menciptakan solusi berupa produk, lalu mencari-cari masalah dari solusi yang mereka tawarkan. Pola pikir ini tentu saja keblinger. Mengingat, dengan demikian mereka tidak tahu seberapa besar orang mau menggunakan produk yang mereka ciptakan.

Hal kedua yang menjadi fokus setelah selesai menemukan permasalahan adalah mengenai tim. Tim merupakan aset yang penting dari sebuah startup. Dalam beberapa kesempatan acara mengenai startup, tim selalu menjadi satu isu yang dibicarakan. Beberapa mentor di startup bahkan mengatakan bahwa modal pertama yang dibutuhkan oleh seseorang untuk membangun sebuah startup bukanlah sebuah investasi sekian milyar atau modal sekian milyar tapi sebuah tim yang berkualitas.

Melengkapi tiga unsur dalam tim

Menjadi sebuah tantangan bagi siapapun yang ingin membangun sebuah startup bahwa pada dasarnya komponen tim dalam startup tidak butuh hanya satu orang dengan satu kemampuan. Untuk membangun startup, kita tidak hanya butuh seorang yang jago coding. Kita juga tidak hanya butuh mereka yang jago bisnis dan jualan ide. Kita tidak hanya butuh mereka yang bisa menyampaikan ide kita kepada orang lain.


Di titik ini, tim memerlukan semuanya; orang yang jago coding, orang yang jago bisnis, dan orang yang jago design. Ketiga komponen ini menjadi unsur utama paling minimum yang harus dipenuhi untuk mewujudkan sebuah produk dalam startup. Tanpa ketiganya, startup mungkin masih bisa berjalan, namun tidak akan maksimal.

Dilema antara sumberdaya berharga dan rendahnya loyalitas

Isu loyalitas pada angkatan kerja di generasi milenial semakin banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Terlebih karena kebutuhan sumber daya manusia yang akan menunjang perjalanan startup untuk menjadi sebuah bisnis yang besar. Permasalahannya adalah sumber daya manusia yang tersedia, khususnya di Indonesia, pada akhirnya tidak sebanding dengan jumlah permintaan. Jadi, bisa dikatakan bahwa saat ini terjadi sesuatu yang tidak berimbang antara jumlah orang yang memiliki skill mumpuni terhadap suatu pekerjaan, dengan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. Akibatnya, orang yang merasa memiliki skill keren bisa dengan mudah berpindah-pindah tempat sesuka hati mereka. Sebab memang mereka sedang banyak dibutuhkan.

Visi sebagai kunci

Sebagai seorang yang ingin membangun startup dan fokus pada pembentukan tim yang solid, hal ini juga harus kita cermati. Jangan sampai, startup yang kita bangun terkendala karena masalah tim yang sering gonta-ganti. Jelas kita tahu bahwa merekrut mereka yang memiliki skill mumpuni untuk menjadi tim penting untuk dilakukan, tetapi ada satu hal yang lebih penting, yakni mencari orang yang cukup loyal untuk bersama-sama membangun bisnis dari awal.

Memang, sebagai founder, seseorang tidak bisa menggeneralisir bahwa setiap orang yang skillnya keren pasti loyalitasnya buruk. Belum tentu. Banyak juga dari mereka yang memang memiliki keahlian sekaligus juga loyalitas yang bagus. Kuncinya adalah kesamaan value dan juga visi.

Visi dalam hal ini penting untuk membangun sebuah tim. Karena dari visi itulah, orang-orang yang datang dari latar belakang berbeda dapat disatukan untuk berkolaborasi menciptakan sebuah produk. Dengan visi yang sama, mereka yang berbeda pemikiran akan tersatukan karena memiliki cita-cita yang serupa. Dan cita-cita itulah yang diperlukan untuk nantinya bekerja keras, hingga mewujudkannya menjadi kenyataan.