Home  »  Opinion   »  
Opinion

Hal-Hal yang Harus Diketahui dalam Membangun Startup

[Foto: pixabay.com]
Tren membuat startup sedang menjadi demam di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Tak hanya sebatas main-main, nampaknya hal ini ditanggapi oleh semua pihak. Misalnya saja sekarang perusahaan-perusahaan besar sekelas Djarum Group dan Telkom Group mulai melebarkan sayapnya dengan membangun startup baru atau memberikan invetasi startup-startup yang mereka anggap cukup baik prospeknya. Berbagai inkubator untuk “membentuk” para pebisnis-pebisnis baru di bidang digital ini pun banyak bermunculan di kota-kota besar di Indonesia. Belum lagi berbagai event yang menjadi pendukung program “cuci otak” mengenai startup itu sendiri.
Namun, tak banyak orang yang paham apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk orang membangun startup? Apakah itu modal? Tenaga yang handal atau apa?

Hadirkan startup dengan ide yang cemerlang

Startup berawal dari sebuah ide. Ide didapat dari sebuah masalah yang perlu untuk diselesaikan. Misalnya saja, untuk mengatasi kemacetan di kota besar, kamu memiliki ide untuk membuat mobil terbang. Bisa saja itu sebuah ide. Tetapi, ide dalam sebuah startup juga harus mempertimbangkan berbagai hal. Misalnya saja, kemungkinan untuk direalisasikan, berapa biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan, hingga bagaimana masyarakat yang notabene di sini berperan sebagai pihak yang kita bantu selesaikan permasalahannya bisa menggunakannya, sehingga masalahnya benar-benar terselesaikan.


Riset, riset, riset, baru jalan

Asumsi itu membunuhmu. Hal itu yang benar-benar harus dicamkan oleh setiap orang yang ingin membuat startup. Asumsi dalam hal ini bisa dari berbagai hal. Misalnya dari hal dasar, yakni problem. Founder berasumsi bahwa hal yang akan menjad concern dia adalah problem. Padahal kenyataannya itu bukan masalah bagi kebanyakan orang. Mungkin itu bisa saja menjadi masalah bagi dia dan sekelompok orang tertentu. Namun, dalam hal ini permasalahan yang diangkat untuk membangun startup adalah permasalahan yang nyata dan dirasakan oleh target customernya dalam pasar yang luas.

Asumsi bisa juga muncul ketika produk sudah jadi. Si founder lagi-lagi berpikir bahwa masyarakat yang mengalami permasalahan yang menjadi concern dia akan mau menggunakan produk yang ia ciptakan. Faktanya, produk yang diciptakan mungkin justru lebih merepotkan atau memiliki biaya yang jauh lebih tinggi sehingga masyarakat tidak mau menggunakannya. Lagi-lagi, di sini asumsi membunuh startup itu sendiri.

Maka hal terbaik yang bisa dilakukan sebelum bertindak lebih jauh adalah memastikan bahwa semua yang kita pikirkan hadir berdasarkan data dan bukti yang nyata. Lakukan riset secara matang sebelum memulai untuk membangun startup dan melangkah lebih jauh.

Kabarkan pada semua orang mengenai produkmu

Jika permasalahan mengenai produk sudah selesai, satu hal yang perlu sekali untuk dilakukan adalah memberikan pengumuman ke semua orang bahwa produkmu ini ada dan bisa digunakan. Tentu saja sebelum sampai di tahap ini, founder harus melalui berbagai tahapan sebelumnya seperti validasi problem, validasi pasar hingga usability testing. Jika founder sudah cukup percaya diri dengan produknya dan yakin bahwa inovasinya memang patut untuk digunakan setiap orang untuk menyelesaikan satu permasalahan besar, maka ini adalah saatnya untuk mengabarkan pada semua orang.

Kini di Indonesia kamu tak perlu khawatir mengenai publikasi. Karena selain sudah banyak bermunculan media lokal yang khusus meliput startup dan berita perkembangannya, media asing pun banyak yang menyorot negara kita. Tak hanya berfungsi untuk menjangkau user seluas-luasnya, fungsi dari publikasi adalah untuk menarik perhatian investor guna mendapatkan pendanaan.