Home  »  Opinion   »  
Opinion

Hal Pertama yang Dilakukan untuk Membangun Startup yang Sustain dan Profitable

[Foto: pixabay.com]
Memiliki bisnis yang sustain dan menghasilkan profit barangkali adalah cita-cita dari semua orang. Tak heran dengan kemajuan teknologi dan informasi yang memungkinkan semua hal menjadi lebih murah, kini semua orang ramai-ramai membuat bisnisnya sendiri. Bisnis rintisan atau jamak disebut dengan startup sedang menjadi tren akhir-akhir ini. Tak cuma di Indonesia, tren ini juga menjamur di seluruh dunia. Dari mulai Silicon Valley di Amerika, hingga negara-negara di Asia seperti China, Singapore, dan juga India.

Sayangnya, meski banyak sekali startup bermunculan, dari yang levelnya kecil hingga raksasa, masih banyak orang yang belum paham bagaimana tahapan dalam membangun startup yang benar-benar sustain dan menghasilkan profit.

Membuat sebuah startup adalah proses yang panjang dan tidak sederhana. Hal itu diamini semua orang yang pernah berusaha untuk mengembangkan startup, baik yang akhirnya berhasil maupun yang gagal. Startup adalah proses panjang dari membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Dalam bukunya, Peter Thiel menyebut ini sebagai proses from 0 to 1.

Adalah penting bagi siapapun Anda yang ingin mengembangkan startup dalam berbagai bidang untuk mengetahui sampai di titik mana startup yang Anda jalankan. Apakah startup Anda sudah siap berkembang, sudah menghasilkan profit, sudah siap untuk scaling, atau apa? Tentunya hal-hal ini membutuhkan pemahaman yang komprehensif. Sebab, dengan memahami tahapan apa yang sedang Anda jalani, Anda dapat dengan lebih bijak dalam menentukan keputusan strategis apa yang bisa Anda ambil.

Mencari produk yang paling dibutuhkan pasar


Salah satu tahapan paling krusial dalam membentuk sebuah startup adalah masa di mana founder harus menemukan ide untuk produk yang ingin dikembangkan. Tahapan ini adalah tahap paling utama yang mengawali seseorang dalam membuat sebuah startup, yakni meriset sebuah produk yang dibutuhkan pasar yang nantinya akan dikembangkan menjadi inti dari startup itu sendiri. Hal pertama yang harus dilakukan oleh founder adalah mencari permasalahan yang riil.

Permasalahan ini tentunya merupakan permasalahan umum yang dihadapi oleh banyak orang dan menjadi permasalahan yang penting untuk diselesaikan. Tetapi, meski demikian permasalahan yang dimaksud di sini juga adalah permasalahan yang spesifik. Jika kita mengatakan permasalahannya adalah kemiskinan, maka kita harus mencari akar-akar dari permasalahan itu. Sebab seperti yang kita tahu ihwal kemiskinan adalah sesuatu yang sangat kompleks untuk diselesaikan.

Produk sebagai solusi yang masuk akal dan bisa diterima oleh masyarakat

Produk dibuat sebagai solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh semua orang. Tentu saja dalam menghadirkan produk ini dibutuhkan berbagai pertimbangan seperti faktor sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, kita bisa saja menghadirkan solusi atas kemacetan di ibukota dengan menciptakan sebuah alat transportasi yang bisa terbang, sehingga tidak macet. Tetapi, perlu juga dipikirkan apakah alat transportasi yang bisa terbang ini lebih murah dari transportasi pada umumnya, atau lebih mahal. Pertimbangan kedua juga harus dipikirkan mengenai bagaimana regulasi dari alat transportasi terbang ini kaitannya dengan kebijakan pemerintah atau daerah di mana startup ini akan dipakai.

Contoh lain adalah untuk meratakan pendidikan di Indonesia kita berniat untuk membuat sebuah kelas online yang bisa diakses oleh semua orang tanpa dipungut biaya. Solusi ini mungkin terdengar menarik, tetapi perlu juga dipikirkan apakah kemampuan setiap orang di Indonesia ini sama dalam mengakses internet, menggunakan gadget untuk melakukan proses belajar, dan apakah usaha ini akan sustain jika tidak memungut biaya apapun dari penggunanya?

Berbagai pertimbangan-pertimbangan tersebut harus dipikirkan secara matang agar proses penerimaan oleh masyarakat lebih mudah, sehingga startup akan lebih gampang untuk meraih profit dari apa yang sedang mereka kembangkan. Tanpa penerimaan dari masyarakat, rasanya startup akan sulit sekali berkembang apalagi masuk ke tahapan-tahapan selanjutnya yang lebih membutuhkan usaha keras dan kerja ekstra.