Home  »  News   »  
News

‘Hibahkan’ Rp 2 Trilun, Apa Maksud Samsung?

Nama Samsung di dunia teknologi jelas sudah tak asing lagi. Namun, tahukah Anda bahwa selain gemar mengejar posisi teratas penjualan smartphone dan produk elektronik lain, Samsung juga terkenal akan sikap ‘kedermawanannya’? Ya, buktinya, pabrik dari Korea Selatan itu sempat dinobatkan sebagai top 25 venture capital teraktif di antara beberapa perusahaan lainnya pada tahun 2016 lalu versi CB Insights.

Untuk tahun ini, ada sedikit perubahan yang Samsung lakukan. Akan tetapi, bukannya mereka menjadi lebih pelit, hanya saja ada sedikit pergeseran orientasi investasi. Jika dulu Samsung sibuk menginvestasikan kekayaan pada bidang teknologi yang sudah berwujud, di awal 2017 ini Samsung mengumumkan akan memberi pendanaan sebanyak 150 juta USD (sekitar Rp 2 trilun) yang difokuskan di bidang startup.

Selain itu, Samsung juga telah menelurkan anak bisnis lain bernama Samsung NEXT. Merekalah yang bertugas untuk mengelola dana sebesar itu sekaligus mencanangkan visi dan misi pengembangan terkait. Harapannya, ‘sedekah’ yang bakal diberikan Samsung NEXT itu bisa bermanfaat, baik berdampak positif bagi industri teknologi secara umum dan mempermudah kepentingan user, selain tentunya membawakan profit bagi Samsung.

Dalam penuturannya pada VentureBeat, Christina Bechhold menjelaskan tentang tujuan perusahaannya memberikan investasi yang lebih mudah bagi startup ini. Wanita yang menyandang titel sebagai petinggi Samsung NEXT tersebut ingin Samsung lebih memaknai perannya sebagai venture capital dan lebih mendukung perusahaan menengah atau startup yang malah baru merintis jalan dengan ide-ide briliannya. Hal ini selaras dengan penuturannya, “Perusahaan kami sendiri selalu memiliki tujuan yang mendasar dan tidak muluk-muluk. Kami selalu memegang tahapan awal untuk inovasi.” Tak mengherankan memang karena prinsip inilah yang menjadikan Samsung sebagai perusahaan yang memegang hampir semua kendali teknologi.


Christina Bechhold, Principal Partner Samsung NEXT Ventures [foto: bizjournals.com]
Di samping itu, mereka juga menyasar pergerakan yang lebih aktif dibanding sebelumnya. “Jika kami bisa memiliki peluang besar dan kesempatan usaha yang lebih luas, maka kami jelas akan mengambil langkah untuk mencapai titik itu. Sebab itu akan membuat perbedaan yang sangat jelas untuk menyeimbangkan neraca kami,” tambah Bechhold.

Sebelum dipisah dan berada di bawah naungan NEXT, investasi yang dilakukan Samsung masih terpisah-pisah dan kurang terkelompok. Namun sekarang sejak keduanya telah dipayungi nama NEXT, maka hanya ada dua cabang investasi Samsung, yakni NEXT Venture, yang menyuntik dana, dan NEXT Start, yang bertugas untuk mematangkan startup yang telah digandeng.

Lalu, apa saja cabang di bidang teknologi informasi yang Samsung NEXT harapkan bisa di-improve lewat investasi ini? Benchholds turut membocorkan bahwa ke depannya NEXT lebih berminat mendanai perusahaan maupun startup yang berhubungan dengan Virtual Reality, Artificial Intelligence, dan Internet of Things. Samsung NEXT juga berekspektasi startup yang didanai harus bisa merambah segala aspek pasar dan memenuhi kemauan konsumen.

Hal tersebut jadi memungkinkan dengan keberadaan AI yang sudah menyebar di hampir segala aspek. Bukan tidak mungkin ke depannya teknologi itu ‘diumpankan’ ke Bixby, AI yang ditanamkan secara eksklusif untuk ponsel flagship terbaru mereka, Galaxy S8.

“Kami mau berinvestasi pada perusahaan yang bisa kami naikkan nilai produknya secara signifikan dan menaikkan derajat perusahaannya pula,” ujar Bechhold lagi.

Walau belum jadi fokus sebelumnya, sebenarnya Samsung sudah mendanai banyak startup. Salah satu di antaranya adalah Kateeva, perusahaan rintisan asal California yang mengembangkan teknologi layar OLED. Dana senilai 88 juta USD (sekitar Rp 1,17 trilunan) digelontorkan Samsung Mei lalu berlabel round Series E. Ada juga MyMusicTaste, yaitu platform penyedia konser live streaming bagi para fans yang tidak bisa menghadiri gigs musisi atau band favoritnya. Startup yang juga berasal dari Korea Selatan itu sempat disuntik pendanaan Series A awal tahun 2016 lalu.