Home  »  Opinion   »  
Opinion

Hobi Selfie dengan Pose Jari ‘V’? Waspada Bahaya Pencurian Identitas

[Foto: snopes.com]
Saat berfoto, pose dengan memperlihatkan acungan jari telunjuk dan tengah kerap menjadi andalan bagi banyak orang. Kedua jari itu membentuk huruf ‘V’ atau biasa disebut peace. Namun tahukah Anda jika gaya ini sebenarnya rentan terhadap pencurian identitas? Meski kedengarannya tak masuk akal, selfie dengan pose jari ‘V’ bisa berbahaya, menurut pihak Cina.

Menurut pihak berwenang di Negeri Tirai Bambu itu, selfie dengan pose jari ‘V’ berisiko membuat identitas orang yang ada dalam foto mudah untuk dicuri. Tidak hanya berfoto selfie, orang yang berfoto biasa dengan pose tersebut dan memperlihatkan jari yang cukup jelas pun bisa dianggap berbahaya.

Dengan memanfaatkan foto jari telunjuk yang menghadap ke kamera saat berpose jari ‘V’, penjahat dunia maya atau cyber bisa saja membuat replika atau meniru sidik jari. Pencurian identitas dengan memanfaatkan sidik jari itu berlaku bagi korban yang menggunakan keamanan sidik jari untuk melindungi berbagai datanya.

Meski kedengarannya mustahil, tetapi kenyataannya hal tersebut bisa dilakukan. Dilansir dari GizmoChina, sudah ada hacker yang mengklaim dirinya mampu mengkloning sidik jari dari sebuah foto. Namun saat itu, klaim ini dianggap isapan jempol sehingga banyak yang tidak percaya.

Hacker tersebut bernama Jan Krissler, yang merupakan seorang ahli keamanan. Ia mengaku berhasil membuat tiruan sidik jari milik Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen sekitar Desember 2014. Dalam aksinya, Krissler hanya menggunakan foto yang diambil saat konferensi pers yang dihadiri sang menteri. Kemudian, ia menggunakan software komersil untuk membuat tiruan sidik jari tersebut.


“Saya menganggap password saya lebih aman ketimbang sidik jari saya. Password hanya tersimpan dalam kepala saya. Jika mengetiknya dengan hati-hati, aku tetap jadi satu-satunya orang yang mengetahuinya,” kata Krissler, seperti dilansir dari thebeijinger.

Bisa dikatakan, hal ini cukup membahayakan pengguna smartphone. Karena kebanyakan smartphone saat ini sudah dilengkapi dengan fitur Near-Field Communication (NFC). NFC memungkinkan smartphone dapat terkoneksi dengan mudah dengan perangkat lain yang kompatibel dengan NFC atau dapat melakukan pekerjaan dengan NFC tag.

NFC tag adalah penghubung untuk memulai fitur dengan menggunakan NFC. NFC tag yang telah diprogram memungkinkan pengguna untuk mengendalikan berbagai fungsi pada ponsel mereka secara otomatis, hanya dengan satu kali tap.

Dengan menggunakan NFC tag, pengguna dapat melakukan beberapa kegiatan. Mulai dari menyesuaikan alarm pada smartphone, masuk ke dalam model aplikasi tertentu, mengaktifkan Bluetooth atau WiFi, menyesuaikan volume ringtone, serta pengaturan kecerahan layar, hingga melakukan pembayaran.

Biasanya, fitur NFC tersebut dilengkapi dengan keamanan sidik jari. Artinya, untuk melakukan pembayaran via NFC, pengguna harus memindai sidik jari terlebih dahulu sebagai langkah keamanan.

Professor Yue Qiangong dari Certification Technology Research Center, Biro Keamanan Publik Cina mengatakan bahwa pencurian sidik jari dari sebuah foto pose ‘V’ adalah ancaman yang nyata. “Meskipun sulit mendapatkan sidik jari seseorang dari satu foto, tidak demikian dengan video. Kita bisa mendapatkannya secara menyeluruh,” katanya.

Bisa dikatakan, temuan Yue ini cukup mengagetkan. Oleh sebab itu, untuk mengurangi kerentanan pencurian identitas oleh pihak tak bertanggung jawab, Yue berpesan agar masyarakat tidak mengungah foto pose ‘V’ di media sosial.

Meski tindakan kejahatan ini masih sulit dilakukan karena diperlukan resolusi foto yang tinggi untuk mengkloningkan sidik jari seseorang, tapi tidak ada salahnya jika kita tetap waspada.