Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Hubungan Antara Hepatitis Dengan Kanker Hati

Hepatitis bisa mengenai siapa saja, tidak mengenal usia maupun jenis kelamin. Hepatitis merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan pada hati. Pada beberapa kondisi, hepatitis dapat menyebabkan terjadinya kanker hati.

Kanker hati akibat hepatitis, sebagian besar disebabkan oleh jenis hepatitis kronis. Dalam hal ini, hepatitis terbagi menjadi hepatitis akut dan kronis. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut ‘hepatitis akut’, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut ‘hepatitis kronis’. Sebanyak 80% Hepatitis kronis menjadi penyebab kanker hati.

Sebelum kita membicarakan bagaimana kanker hati dapat terpicu akibat hepatitis, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab dari hepatitis, berikut di antaranya:

1. Virus. Sebagian besar penyebab dari hepatitis adalah virus. Terdapat lima jenis hepatitis yang disebabkan oleh virus, di antaranya adalah Hepatitis A, B, C, D, dan E. Berikut sekilas kami jelaskan penyebab dari masing-masing dari kelima tipe hepatitis tersebut:

Hepatitis A penularannya terjadi apabila seseorang memakan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja pasien hepatitis A, karena virus hepatitis A terdapat di dalam tinja penderita. Hepatitis A termasuk ke dalam hepatitis akut, karena sebagian besar penderita hepatitis A akan sembuh total dan tidak berkembang menjadi hepatitis kronik.

Hepatitis B penularannya melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, hal ini dapat terjadi pada keadaan;

  • Kontak langsung darah dengan darah yang telah terkontaminasi virus penyebab hepatitis. Contohnya jika kita memiliki luka dan darah penderita secara tidak sengaja masuk melalui luka tersebut.
  • Hubungan seksual yang tidak aman, yakni kontak seksual tanpa kontrasepsi kondom sehingga terdapat pertukaran cairan tubuh.
  • Penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dan bahkan tertusuk jarum suntik yang terinfeksi secara tidak sengaja sekalipun.
  • Menggunakan jarum yang terkontaminasi masuk ke tubuh, contohnya seperti jarum yang digunakan untuk membuat tato, akupuntur, tindik, dan lainnya.
  • Pada saat kehamilan–penularan dari ibu-janin pada proses melahirkan.
  • Penggunaan pisau cukur bersama.
  • Tranfusi darah.

Perlu diketahui bahwa sebagian kecil kasus hepatitis B menjadi hepatitis kronis dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati. Jika sudah terkena sirosis hati maka risiko terjadinya kanker hati akan meningkat.

Sirosis hati merupakan suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses secara bertahap. Jaringan parut ini mempengaruhi struktur normal dan regenerasi (memperbaiki bagian tubuh yang rusak) dari sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya

Hepatitis C. Virus hepatitis C menyebar melalui kontak darah-ke-darah dari darah orang yang terinfeksi. Hepatitis C dapat berkembang menjadi hepatitis kronis yang berisiko terkena sirosis dan jika tidak segera ditangani akan berakibat kanker hati.

Hepatitis D. Seseorang akan terinfeksi hepatitis D hanya jika sebelumnya sudah pernah terinfeksi hepatitis B.

Hepatitis E. Seseorang akan terinfeksi hepatitis E jika minum air yang terkontaminasi virus hepatitis E.

2. Bakteri. Bakteri penyebab hepatitis biasanya disebabkan oleh mononukleosis infeksiosa yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr yang ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening, penyakit demam kuning dan infeksi penyakit sitomegalovirus (CMV) yang berasal keluarga herpes yang ditularkan melalui kontak selaput lendir (mulut dan kelamin), melalui transfusi darah, dan pada bayi tertular pada saat masih dalam kandungan atau dari ASI.

Hepatitis & Kanker Hati

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa dari kelima jenis virus penyebab dari hepatitis, hanya virus hepatitis B dan hepatitis C yang berpotensi untuk menyebabkan kanker hati.


Kanker hati adalah pertumbuhan jaringan abnormal dan berlebihan di dalam hati. Kanker ini dapat berinvasi (menyerang), menyebar, dan menyebabkan destruksi atau penghancuran jaringan tubuh lainnya.

Berikut beberapa hal mengenai keterkaitan antara hepatitis B dan C yang berpotensi menjadi kanker hati:

  • Seseorang yang menderita hepatitis B akan berisiko terkena kanker hati meskipun tidak menderita sirosis hati. Sedangkan pada penderita hepatitis C kronis tidak berisiko terkena kanker hati, kecuali sebelumnya terkena sirosis hati.
  • Penderita hepatitis B kronis yang mendapatkan terapi antiviral (anti virus) dapat menurunkan risiko terjadi kanker hati. (cdc.com, 16 oktober 1998)
  • Penderita hepatitis C akan meningkat risikonya untuk terkena kanker hati jika mempunyai riwayat sirosis hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol secara berlebihan.
  • Pada penderita hepatitis C kronis yang mendapatkan terapi antiviral (anti virus) dapat menurunkan risiko terjadi kanker hati (cdc.com, 16 oktober 1998).

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko penderita hepatitis C untuk menjadi kanker hati:

  • Menderita sirosis hati.
  • Berusia lanjut di atas 65 tahun.
  • Jenis kelamin pria.
  • Terdapat peningkatan kadar alpha-fetoprotein, yaitu suatu penanda tumor di dalam darah.
  • Pecandu alkohol.
  • Menderita HIV.

Gejala Penyakit Kanker Hati

Kanker hati muncul dengan beberapa gejala. Beberapa gejala penyakit kanker hati di antaranya adalah:

  • Pembengkakan perut akibat cairan (ascites).
  • Sakit kuning.
  • Pendarahan pada sistem saluran pencernaan.
  • Penurunan berat badan.
  • Menurunnya nafsu makan.
  • Nyeri perut bagian atas.
  • Tinja berwarna pucat.
  • Sering merasa lemas dan lesu.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya kanker hati? Berikut penjelasan beberapa langkah pencegahan kanker hati, antara lain:

  • Vaksinasi pencegahan hepatitis B. Vaksin adalah obat yang meningkatkan kemampuan alami sistem kekebalan tubuh untuk melindungi tubuh terhadap “penjajah asing” terutama hal yang menyebabkan infeksi yang dapat menyebabkan penyakit. Imunisasi dengan vaksin hepatitis B adalah cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi hepatitis B dan penyakit hati kronis yang menyebabkan kanker hati.
  • Screening kanker hati rutin yaitu dengan:
    • Tes darah untuk alpha-fetoprotein (AFP) setiap enam bulan sekali. AFP adalah suatu protein yang pada kondisi normal diproduksi oleh hati (liver). Pengukuran AFP di dalam tubuh manusia umumnya dilakukan untuk membantu mendeteksi adanya kelainan atau penyakit hati,
    • USG Abdomen atau CT Scan sekali dalam setahun.

CT Scan (Computerized Tomography Scanner) adalah mesin sinar-x khusus yang mengirimkan berbagai berkas pencitraan secara bersamaan dari sudut yang berbeda.

USG Abdomen adalah prosedur yang digunakan untuk memeriksa organ-organ dalam perut menggunakan sebuah alat yang ditempelkan pada kulit perut.

  • Hindari konsumsi alkohol secara berlebihan.
  • Hindari mengonsumsi bahan-bahan makanan yang mengandung karsinogen (zat pemicu kanker) seperti makanan kalengan, dikeringkan, diawetkan dan makanan yang diberi pewarnaan.

Jika Anda mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis B atau memang sudah terinfeksi hepatitis B dan memiliki salah satu faktor risiko kanker hati, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis penyakit dalam agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan screening kanker hati.

Sebarkan artikel ini kepada relasi Anda melalui fitur jejaring sosial. Berikan juga komentar Anda melalui kolom di bawah ini.