Home  »  News   »  
News

Ilmuwan Berhasil Kembangkan Kapsul Susu Bebas Kemasan yang Ramah Lingkungan

[Foto: sciencealert.com]
Kita ketahui bahwa susu yang beredar di pasaran selama ini dikemas dengan menggunakan karton. Belum lagi, susu tersebut juga dilindungi kemasan plastik di bagian dalamnya. Di sisi lain, penggunaan kemasan tersebut juga tak bisa dipungkiri turut berkontribusi menambah sampah rumah tangga.

Namun, para ilmuwan kini sedang mencoba mengatasi masalah tersebut. Sejumlah ilmuwan dari Martin Luther University of Halle-Wittenberg di Jerman berhasil mengembangkan kapsul susu bebas kemasan yang langsung bisa dicemplungkan ke dalam minuman panas. Kapsul susu ini lebih praktis ketimbang susu kemasan karton kecil yang umum di pasaran.

Kapsul ini diciptakan layaknya gula batu, namun berupa susu. Tim ilmuwan mengatakan bahwa mereka meniru cara kerja gula batu, yaitu dengan membuat lapisan kristal yang menjaga kandungan susu hingga kapsul itu siap dicelupkan ke dalam minuman. Penelitian ini sudah dipublikasikan di jurnal Chemical Engineering & Technology.

Para peneliti mengemas susu cair di dalam dua zat gula yang mengristal, yaitu sukrosa untuk tingkat kemanisan tinggi, dan erythritol untuk tingkat kemanisan sedang. Namun sayangnya, untuk saat ini, belum ada kapsul yang hanya berisi susu tanpa gula tambahan. Namun, para ilmuwan dalam tim ini tengah mengerjakannya.


Para ilmuwan mencampurkan susu dan zat pemanis pilihan untuk membuat kapsul ini. Lalu, mereka memasukkannya ke dalam cetakan. Saat larutan mendingin, gula tambahan akan bergerak ke tepi cetakan, membentuk kristal yang kemudian menjadi kantong penyimpanan susu hingga kapsul siap digunakan. Kapsul tersebut bisa bertahan di suhu ruangan hingga tiga minggu.

Ketika kapsul dicemplungkan ke dalam minuman panas, lapisan terluarnya akan larut, sehingga susu dan gula tambahan akan langsung tercampur dalam minuman, tanpa ada sampah karton yang tertinggal.

Jika menimbang berapa banyak sampah bekas kemasan susu yang digunakan di hotel-hotel dan tempat-tempat lain, kapsul susu ini sepertinya jadi kemajuan yang signifikan. “Kapsul ini bisa menggantikan krimer kemasan kecil yang sangat tidak praktis yang biasa digunakan dalam jumlah besar di berbagai konferensi atau di pesawat,” kata salah satu anggota tim, Joachim Ulrich.

Ulrich mengemukakan, timnya sudah mempelajari proses pembentukan kristal selama bertahun-tahun. Mereka mencari cara untuk menerapkannya di industri, misalnya dalam produksi pil.

“Kami sudah mempelajari proses enkapsulasi yang berbeda sebagai bagian dari proyek PhD lainnya, namun dengan tujuan lain,” kata Ulrich. Ia meyakini bahwa penemuan baru yang ramah lingkungan ini berpotensi untuk diaplikasikan pada banyak hal. Pada 2015 lalu, para ilmuwan sudah mendaftarkan hak paten untuk proses ini.

Meski demikian, belum diketahui kapan kapsul susu ini bisa diproduksi untuk dikomersilkan. Sebab, kapsul susu harus melalui serangkaian uji kesehatan dan keselamatan, apakah memenuhi semua persyaratan wajib dan legal sebagai komoditas untuk umum.

Sama halnya seperti makanan atau minuman apapun, ada sejumlah persyaratan kesehatan dan keselamatan yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Selain itu, perlu diketahui juga apakah kapsul bisa diproduksi tanpa proses rumit sehingga masuk sebagai produk industri.

Jika semua persyaratan lolos, maka sebagai bonus tambahan, tim ilmuwan di balik kapsul susu ini mengatakan bahwa proses yang sama juga bisa disesuaikan untuk minuman lain. “Proses kami juga bisa digunakan untuk cairan lain. Misalnya, kita juga bisa mengenkapsulasi konsentrat jus buah,” jelas Martha Wellner, salah satu anggota tim peneliti.

Setidaknya, untuk saat ini, kapsul susu bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sampah.