Home  »  News   »  
News

Ilmuwan Kembangkan Aplikasi Pendeteksi Jumlah dan Kualitas Sperma

[Foto: News.harvard.edu]
Mungkin selama ini Anda sudah bisa memantau kesehatan dengan adanya smartphone, smart watch, atau aplikasi-aplikasi fitness dan kesehatan. Namun ada satu hal yang tak bisa dilakukan perangkat dan aplikasi tersebut, yakni menghitung jumlah sperma.

Seperti diketahui, laki-laki yang sehat akan menghasilkan jumlah sperma yang sehat, yang akan menunjang kemungkinan terbentuknya keturunan yang sehat pula. Menurut para pakar kesehatan, jumlah sperma yang sehat adalah yang mencapai 20 juta sperma per milimeter air mani. Dari 1 juta sperma, hanya 200 yang mampu menuju sel telur, dan hanya satu sperma terbaik dan terkuat yang mampu menembus sel telur untuk membuahi. Nah, kini Anda bisa mengetahui apakah jumlah sperma yang diproduksi terhitung sehat atau tidak dengan aplikasi yang satu ini.

Para ilmuwan dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital telah mengembangkan perangkat dan aplikasi penganalisa sperma yang bisa dipasang di smartphone untuk menganalisa sampel air mani.

[Foto: News.harvard.edu]
[Foto: News.harvard.edu]
Seperti dilansir dari PCMag, Senin, 27 Maret 2017, para peneliti mempublikasikan karya mereka di Science Translational Medicine minggu ini.


Perangkat yang mereka ciptakan memiliki lampu LED dan lensa yang diambil dari driver CD dan DVD. Mereka memasang microchip sekali pakai yang akan menampung sampel air mani di perangkat yang dijalankan dengan baterai tersebut.

Begitu sampelnya dimasukkan ke dalam perangkat, perangkat tersebut dipasang di kamera smartphone. Peneliti mengujinya dengan Motorola Moto X yang beroperasi dengan Android 6.0. Aplikasi yang menggunakan algoritma pendeteksi gambar kemudian merekam sebuah video yang digunakan untuk menganalisa pergerakan sperma di dalam perangkat.

Menurut laporan the New York Times, perangkat dan aplikasi tersebut dibanderol seharga kurang dari lima dolar AS, termasuk optical attachment seharga 3,59 dolar AS dan chip yang menampung sampel seharga 86 sen.

Peneliti sengaja menciptakan alat yang tidak mahal bagi mereka yang terbiasa menggunakan smartphone Android, untuk menjangkau pengguna di negara-negara Afrika. Seperti diketahui, di beberapa negara Afrika, akses untuk mendapat layanan medis tidak selalu mudah, dan stigma mengenai kesuburan pria juga telah berkembang.

“(Di negara-negara Afrika) sudah tersedia perangkat untuk ujicoba kesuburan wanita, namun tidak ada untuk pria,” kata Hadi Shafiee, asisten profesor obat-obatan di Harvard. “Dengan adanya perangkat ini di rumah, seorang pria bisa menghindari rasa malu dan tekanan yang bisa didapatkan ketika memberi sampel di ruang praktek dokter.”

Tim Shafiee, yang fokus mengembangkan teknologi yang mengembangkan mikrofluida, melihat banyak potensi lain dari teknologi yang mereka kembangkan. Selain sebagai alat pengujicoba kesuburan pria di rumah, perangkat tersebut juga bisa membantu pria yang baru saja dioprerasi vasektomi.

Biasanya, pria yang baru dioperasi vasektomi harus berkonsultasi dengan ahli urologi selama berbulan-bulan untuk memastikan operasinya berhasil. Namun perangkat tersebut memungkinkan mereka untuk memonitornya di rumah. Selain mengujicoba sperma, alat tersebut juga bisa dipakai untuk mengujicoba sampel darah atau air liur.

“Kemampuan untuk memberi kemampuan melakukan ujicoba kesehatan sperma dengan kualitas setara dengan fasilitas kesehatan adalah sebuah terobosan baru,” kata John Petrozza, salah satu anggota tim ilmuwan dan direktur MGH Fertility Center. “Lebih dari 40 persen pasangan tak subur mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan karena ketidaknormalan sperma, dan penelitian ini akan memberi akses yang lebih cepat dan canggih kepada perawatan kesuburan. Dengan bekerjasa dengan Dr. Shafiee dan lab-nya di BWH, dan mengandalkan para ahli kesuburan kami di MGH, kami mampu menghasilkan produk yang akan menguntungkan banyak orang.”

Anda tertarik mencoba?