Home  »  News   »  
News

Ilmuwan Temukan Fakta Bahwa Bakteri Bisa Memproduksi Arus Listrik

[Foto: theverge.com]
Selama ini, para ilmuwan sudah menempuh berbagai cara untuk menemukan sumber energi alternatif. Dan berkat kegigihan, baru-baru ini mereka mendapatkan titik terang atas penelitian terhadap bakteri.

Hasilnya, bakteri bisa direkayasa untuk memproduksi arus listrik. Meski arus listrik yang dihasilkan tidak besar, namun ilmuwan menyatakan bahwa hal tersebut bisa digunakan untuk membersihkan air dalam proses pengelolaan air limbah.

Beberapa bakteri bisa memunculkan arus listrik secara natural, karena itu adalah bagian dari metabolisme mereka. Hal ini muncul dari protein khusus di dalam membran sel bakteri, yang digunakan untuk hidup beradaptasi di lingkungan yang ekstrem. Demikian pernyataan studi yang dipublikasikan di jurnal Chem, sebagaimana dilansir dari The Verge.

Para ilmuwan mencoba merekayasa molekul yang bisa disematkan dalam bakteri untuk memanfaatkan arus listrik alami tersebut. Molekul rekayasa ini bernama DFSO+ yang mengandung atom metal. Selanjutnya, molekul ini dimasukkan ke dalam bakteri yang bernama Shewanella oneidensis.

Molekul sintetis ini akan masuk ke dalam membran sel. Lalu, mulai berinteraksi dengan bakteria tersebut untuk memproduksi arus listrik dengan menggunakan atom metal tersebut.

Di beberapa bakteri Shewanella oneidendis percobaan ini telah berhasil. Bakteri tersebut menerima mineral logam dan elektroda untuk bisa menghasilkan listrik. Namun karena mereka biasa hidup di daerah tanpa oksigen, aplikasi mereka terhadap produksi listrik natural ternyata lebih terbatas.


Dengan penemuan ini, para ilmuwan cukup optimis untuk bisa membuat berbagai macam bakteri yang bisa menghasilkan listrik bermanfaat di masa depan. Hal ini merupakan langkah awal, dimana pengembangannya masih hanya bisa untuk membersihkan air limbah pabrik di mana bakteri tersebut hidup.

Ketimbang energi alternatif lain, metode ini lebih murah. Oleh sebab itu, peluang masih terbuka lebar untuk menjadikan hal ini sebagai teknologi listrik yang efektif di masa depan.

Jepang Mengolah Pembuangan Air Limbah dengan Bakteri yang Bisa Menghasilkan Listrik

Pada 2015 silam, Jepang memanfaatkan pembuangan air limbah dan mengolahnya menjadi teknologi penghasil listrik. Mereka menggunakan jenis mikroba khusus yang disebut bakteri Geobacter Metallireducens.

Bakteri ini adalah mikroba pertama yang mampu mengoksidasi bahan organik menghasilkan karbon dioksida. Dengan memanfaatkan oksida dari besi, Geobacter Metallireducens mendapatkan tenaga. Cara ini sama seperti manusia menghirup oksigen.

Genom beberapa Spesies Geobacter sudah diurutkan dan dimasukkan ke dalam model komputer, yang bisa meramalkan metabolisme Geobacter di bawah kondisi lingkungan berbeda. Pendekatan biologi sistem ini sangat mempercepat proses bagaimana Spesies Geobacter berfungsi dan mengoptimasi proses bioremediasi dan produksi energi listrik.

Teknologi ini dikembangkan oleh Jepang di bawah dukungan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO). Proyek ini dipimpin oleh Kazuhito Hashimoto, Profesor Universitas Tokyo dan melibatkan perusahaan swasta serta lembaga akademis, seperti Sekisui Chemical, Panasonic, Tokyo University of Pharmacy and Life Sciences and Osaka University.

Dilansir dari Nikkei, para peneliti berusaha mengomersialkan teknologi pengelolahan air limbah di resin dan pabrik kimia lainnya. Air limbah yang dihasilkan di pabrik kimia mengandung sejumlah besar zat organik seperti etanol. Pengelolahan air limbah konvensional tersebut menggunakan sesuatu yang disebut metode lumpur aktif, yang di dalamnya terdapat mikroba dari bahan organik membusuk.

Setelah berkembang biak, akhirnya mikroba mati dan menciptakan sejumlah besar lumpur. Setiap tahunnya, mikroba menghasilkan lumpur sebanyak 76 ton per tahun, atau sekitar 20 persen dari keseluruhan limbah industri Jepang. Para peneliti mengembangkan Spesies Geobacter sebagai bahan bakar mikroba. Karena sel bahan bakar mikroba ini memiliki kemampuan menghasilkan listrik.