Home  »  News   »  
News

Ilmuwan Ungkap Wajah Planet Bumi 250 Tahun dari Sekarang

[Foto: Pixabay.com]
Planet biru kecil bernama Bumi yang menjadi tanah kelahiran kita ini terus berubah, dan dalam 250 tahun mendatang, wajahnya tak akan sama lagi.

Peneliti dari berbagai latar belakang telah memprediksi bagaimana penampang Bumi sekitar 250 tahun dari sekarang. Tentu saja, kita tak akan ada di sini pada saat itu, namun tentu saja menarik untuk mengetahui keadaan Bumi kita di masa depan, di saat kita tak bisa melihatnya.

Namun sebelum membahas bagaimana rupa Bumi beberapa ratus tahun mendatang, kita harus mengendarai mesin waktu untuk melihat bagaimana rupa Bumi jutaan tahun yang lalu, dimana  daratan di planet ini merupakan satu kesatuan besar.

Jika Anda melihat peta Samudera Atlantik, Anda akan bisa melihat bahwa tonjolan di Brazil nampak cocok dengan cekungan di Benua Afrika, dan keduanya memang terletak berseberangan, saling menghadap satu sama lain. Seperti layaknya bagian-bagian dari puzzle.

Petunjuk tersebut, bersama beberapa bukti lain yang ditemukan Alfred Wegener, mengagas kemungkinan bahwa daratan di Bumi tadinya merupakan satu kesatuan yang disebut benua super, atau Pangea. Kata pangea sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yang artinya “semuanya daratan.”

Lalu kemudian Pangea mulai terpecah menjadi beberapa bagian, benua-benua yang lebih kecil, dan masing-masing bagiannya mulai memisahkan diri, dibatasi oleh lautan dan samudera, seperti yang kita kenal sekarang ini.


Pangea dari sudut pandang politis [Foto: Wikimedia Commons]
Pangea ada sekitar 400 juta hingga 200 juta tahun lalu, namun sebelumnya, Bumi juga memiliki benus super lainnya. Peneliti menemukan sekitar 1,3 milyar hingga 750 juta tahun lalu, setiap makhluk hidup di Bumi berada di satu benua super besar yang disebut Rodinia. Sebelumnya, sekitar 1,4 milyar tahun yang lalu, kerak Bumi bersatu membentuk benua super yang disebut Nuna.

Ilmuwan pada zaman modern ini telah memprediksi, sekitar 250 tahun lagi, Bumi akan kembali membentuk sebuah benua super. Lautan akan menyingkir, daratan perlahan saling mendekat.

Peneliti dari Lembaga Sains dan Teknologi untuk Laut dan Bumi di Jepang, juga Universitas Yale di AS, memperkirakan bahwa lempeng tektonik Bumi akan terus bertabrakan dan memisahkan diri menjadi bagian-bagian baru, yang menyatukan daratan-daratan Asia dan Amerika.

Struktur geologis Bumi didominasi oleh Cincin Api Pasifik. Wilayah tersebut diperkirakan akan bersatu dan membentuk sebuah benua super. Kesimpulan tersebut didapat dengan menggunakan metode orthoversi, yang mengatakan bahwa jika sebuah benua raksasa terpecah menjadi benua-benua yang lebih kecil, fragmen-fragmen yang awalnya saling menjauh akan tertarik kembali bersama-sama dan menyatu membentuk satu daratan yang amat besar, ketika masing-masing saling bertumpukan satu sama lain.

Banyak ilmuwan yang telah melakukan penelitian untuk membuktikannya. Salah satunya adalah ahli geologi asal Jepang Masaki Yoshida. Dia menggunakan model komputer gerakan lempeng bumi, dan meyimpulkan bahwa dalam 250 tahun mendatang, Amerika Utara, Eurasia, Australia, dan Afrika akan bersatu membentuk benua super yang dinamai Amasia. Pergerakan lempeng Bumi juga akan mengubah wajah planet ini, seperti pegunungan baru yang akan terbentuk, juga samudera-samudera baru.

Namun menurut peneliti Ross Mitchell dari Universitas Curtin di Perth, Australia, yang pada tahun 2012 lalu ikut membantu menjelaskan mekanisme terbentuknya Amasia, gagasan tentang benua super yang akan terbentuk di masa depan masih berupa spekulasi. “Namun berita baiknya, kita memiliki sains di balik spekulasi tersebut,” katanya.

Ide mengenai Amasia telah dilontarkan beberapa tahun lalu, namun berkat teknologi yang terus berkembang, ilmuwan telah membuka tabir-tabir kegelapan untuk mencapai kesimpulan akhir.