Home  »  News   »  
News

Inovasi Ini Memungkinkan Kita Gunakan Urin untuk Mengisi-ulang Baterai Ponsel

[Foto: Shutterstock]
Bagaimana dengan ide menggunakan urin untuk mengisi ulang baterai ponsel? Agak menjijikkan ya kedengarannya? Tapi temuan ini sebetulnya bisa menjadi solusi ramah lingkungan bagi kita, dan prosesnya sama sekali tidak menjijikkan.

Sebuah terobosan sains telah membawa sebuah teknologi biologis selangkah lebih maju untuk dapat digunakan untuk mengolah air limbah di negara-negara berkembang. Para ilmuwan dari University of the West of England (UWE Bristol) telah menemukan cara untuk memproduksi listrik melalui proses pembersihan limbah organik, seperti urin, dan membunuh bakteria yang berbahaya bagi manusia.

Para ilmuwan telah menunjukkan sebuah proses khusus yang mereka kembangkan, di mana air limbah mengalir melalui serangkaian sel yang dipenuhi dengan mikroba elektroaktif yang digunakan untuk menghancurkan patogen—Salmonella yang mematikan.

Diperkirakan teknologi sel bahan bakar mikroba (MFC) ini suatu hari nanti dapat digunakan di negara dunia ketiga di daerah-daerah yang fasiliras sanitasinya terbatas, untuk dipasang di rumah-rumah. Teknologi tersebut akan membantu membersihkan limbah sebelum  mengalir ke saluran pembuangan limbah umum seperti parit, selokan dan sungai, serta mengurangi beban pemerintah untuk membersihkan limbah kota.

Profesor Ioannis Ieropoulos yang mengepalai penelitian berkata, sangat penting untuk menetapkan teknologi yang bisa mengatasi patogen, agar bisa digunakan di negara-negara berkembang. Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal sains PLOS ONE.

Professor Ieropoulos yang juga merupakan direktur Bristol BioEnergy Centre yang berada di Bristol Robotics Laboratory, Bristol, Inggris, membenarkan bahwa untuk pertama kalinya patogen dilaporkan bisa dibasmi dengan metode yang digunakan timnya.


“Kami sangat bersemangat dengan hasilnya—yang menunjukkan bahwa kita memiliki sistem biologis yang stabid di mana kita bisa mengolah limbah, menghasilkan listrik, dan mencegah organisme berbahaya masuk ke saluran pembuangan air di kota-kota,” katanya.

Teknologi MFC yang dibuat Dr. Ieropoulos dan timnya telah terbukti mampu membersihkan limbah organik, termasuk urin, hingga level aman untuk dibuang di saluran pembuangan di lingkungan perumahan dan kota. Dalam proses yang sama, listrik pun bisa dihasilkan dan jumlahnya cukup untuk mengisi baterai ponsel dalam percobaan awal yang dilakukan tim.

Pada sistem unik yang dikembangkan atas biaya dari Bill & Melinda Gates Foundation, kandungan organik dari urin dikonsumsi mikroba di dalam sel-sel bahan bakar, memecahnya, dan menciptakan energi.

Untuk percobaan patogen, Salmonella enteritidis ditambahkan ke urin yang mengalir melalui sistem, kemudian diperiksa pada akhir proses untuk mengidentifikasi apakah jumlah bakteri telah berkurang. Hasil menunjukkan jumlah patogen telah menurun secara signifikan, di luar persyaratan minimum yang digunakan oleh sektor sanitasi.

Kandungan patogen lain, termasuk virus, sekarang sedang diuji dan mereka berencana untuk melakukan eksperimen yang akan menentukan apakah sistem MFC dapat menghilangkan patogen sepenuhnya.

“Hasil yang luar biasa dalam penelitian ini adalah bahwa tes menunjukkan penurunan jumlah patogen di luar perkiraan minimum di dunia sanitasi,” kata John Greenman, seorang profesor mikrobiologi yang menjadi bagian dari tim. “Kami telah mengurangi jumlah organisme patogen secara signifikan namun kami belum menunjukkan bahwa kami dapat menurunkannya menjadi nol—kami akan melanjutkan pekerjaan untuk melihat apakah kami dapat sepenuhnya menghilangkannya.”

Profesor Ieropoulos mengatakan—selain untuk rumah tangga—sistemnya juga dapat bermanfaat bagi industri pengolahan limbah, karena sistem MFC yang dipasang di rumah dapat mengakibatkan air limbah menjadi lebih bersih saat mencapai sistem pembuangan limbah.

“Perusahaan pengolah limbah berada di bawah tekanan untuk memperbaiki pengolahan limbah dan menghasilkan air bersih di akhir prosesnya. Ini berarti biaya besar, tingkat konsumsi energi tinggi, dan bahan kimia yang tidak baik untuk lingkungan terpaksa digunakan,” katanya.