Home  »  Opinion   »  
Opinion

Kolonisasi Mars Terbentur Finansial, Akankah Misi Ini Bakal Terwujud?

[Foto: newscientist.com]
Meski selama ini NASA terlihat sangat ambisius dalam mewujudkan kolonisasi Mars, namun tak sedikit pihak yang menganggap pesimis terhadap misi tersebut. Alasannya tentu karena terdapat banyak kendala yang tampaknya sulit untuk diatasi.

Kini, rasa pesimis itu justru datang dari Associate Administrator for Human Exploration and Operations NASA, William H. Gerstenmaier. Ia mengatakan bahwa misi kolonisasi manusia untuk Planet Merah itu akan dihentikan untuk sementara karena terbentur masalah finansial.

Ia mengungkapkan, masalah finansial yang dialami NASA tak lain adalah karena kekurangan dana. Dana untuk misi kolonisasi ini diketahui berjumlah tinggi. “Misi-misi ‘kecil’ seperti roket SLS dan Orion untuk eksplorasi Mars saja, sebelumnya sudah banyak menyedot dana,” ungkap Gerstenmaier, seperti dilansir dari laman IBTimes.

Meski demikian, Gerstenmaier tidak mengklaim jika misi ini akan dibekukan permanen.

“Saya tidak bisa memberi tanggal tepatnya kapan manusia akan mencapai Mars. Dan sebenarnya, alasannya adalah hal lain, yaitu pada tingkat anggaran kami yang kenaikannya sekitar 2 persen ini. Padahal kami tidak memiliki sistem permukaan yang tersedia di Mars,” katanya, saat di pertemuan American Institute for Aeronautics and Astronautics, Rabu, 12 Juli 2017.

Gerstenmaier juga menyebutkan alasan lain, seperti masalah pemasukan yang besar untuk wahana yang nantinya akan menurunkan dan mendaratkan manusia di Mars. “Butuh dana yang besar untuk menciptakan teknologi semacam ini,” ucapnya.


Bagaimana pun, Gersteinmaier menjelaskan bahwa misi kolonisasi Mars sebetulnya tidak hanya dilakukan oleh NASA sendiri. Banyak perusahaan swasta komersil seperti SpaceX, turut ambil andil. Artinya, kini masa depan kolonisasi Mars juga berada di tangan perusahaan besutan Elon Musk tersebut.

Ia mengatakan bahwa kini perusahaan tersebut sudah menjadi “pemimpin orkestra” dalam industri ruang angkasa yang akan memajukan misi antariksa.

“Kita lihat juga upaya SpaceX yang sudah banyak kontribusinya. Ia juga sukses mengirimkan kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS, International Space Station),” lanjutnya.

Sebagai informasi, meski ambisi SpaceX untuk pergi ke Mars seolah begitu menggebu-gebu, buktinya perusahaan itu juga mengaku kewalahan dalam mempersiapkan proyek besarnya ini.

Karena itu, SpaceX harus menghabiskan beberapa tahun lagi agar bisa menyiapkan dukungan teknis yang lebih memadai untuk Red Dragon—wahana yang akan mengantar manusia ke Mars. “Red Dragon akan diterbangkan pada 2020,” kata Gwynne Shotwell, Presiden SpaceX.

Misi penerbangan Red Dragon ini juga didukung oleh NASA. Hanya saja, NASA dan Antariksa Amerika Serikat tersebut menetapkan ‘persyaratan’ yang harus dipenuhi SpaceX. Disebutkan, SpaceX nantinya harus mengirim data penting mengenai atmosfer, permukaan, dan ekosistem di planet merah tersebut.

NASA masih bisa membiayai eksplorasi Bulan

Meski sejauh ini Kongres Amerika Serikat tidak mau memperluas kemitraan NASA dengan perusahaan ruang angkasa komersial untuk eksplorasi luar angkasa, namun hal ini mungkin saja akan berubah di masa depan. Sebagai contoh, Wakil Presiden AS Mike Pence disebut sudah berbincang sangat intens untuk kerjasama di industri eksplorasi antariksa dengan perusahaan swasta.

Di sisi lain, NASA mengatakan bahwa pihaknya masih bisa membiayai eksplorasi Bulan. Gerstenmaier mengatakan bahwa untuk saat ini, eksplorasi Bulan jauh lebih terjangkau bagi NASA.

“Jika kita menemukan ada air di Bulan, dan kita ingin melakukan operasi yang lebih luas di Bulan untuk mengeksplorasi, kita memiliki Deep Space Gateway untuk mendukung program permukaan Bulan yang luas,” pungkasnya.

Jadi, akankah Misi Mars bakal benar-benar terwujud? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.