Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Konten Cerita, Visual, dan Pangsa Pasar

[Gambar: pixabay.com]
Disadari atau tidak, sekarang kita berada di zaman yang paling menarik dalam sejarah manusia. Zaman di mana teknologi mulai mempengaruhi keseharian kita. Era di mana kita dibanjiri oleh informasi dari jutaan brand yang ingin menarik perhatian kita. Mereka mencoba membuat kita melihat sejenak, memperhatikan apa yang mereka ingin sampaikan, merasakan seketika, dan akhirnya membeli. Setidaknya mereka ingin kita bercerita pada teman-teman tentang brand itu. Konten yang mereka coba sisipkan itu memainkan peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan, karena mereka sadar semua berawal dari konten yang menarik.

Seperti yang saya ceritakan dalam artikel minggu lalu, emosi para pembaca atau calon pembeli kini menjadi tren pemasaran. Baik itu dalam pemasaran online maupun konvensional, brand-brand terkenal kini mulai beralih pada permainan emosi. Mereka ingin bermain dengan faktor psikologis kita. Sebagai contoh, apa yang ada dalam pikiran kita saat kita ingin membeli shampoo? Selain aspek kebutuhan karena shampoo Anda telah habis, ada juga elemen-elamen emosional yang membuat kita ingin membeli shampoo jenis tertentu. Tentu Anda tidak akan sembarangan membeli jenis shampoo, tapi Anda akan membeli jenis yang ada dalam pikiran Anda saja, benar?


Konten cerita yang menggunakan konteks. Beberapa hari yang lalu saya mempersiapkan konten untuk ditampilkan dalam sebuah video teaser suatu perusahaan travel terkenal di Malaysia. Mereka sedang dalam proses untuk mengunggah sebuah video teaser pendek berdurasi 50 detik dalam beberapa hari kedepan. Jadi tugas saya adalah mempersiapkan apa yang perlu ditulis pada setiap adegan video tersebut. Adegan-adegan video akan dibuat berdasarkan apa yang saya tulis. Mereka hanya memberikan saya musik dan konsep video yang akan dibuat. Tugas ini terdengar mudah, tapi sebenarnya sangat sulit. Berpedoman pada musik dan konsep yang diberikan, saya membutuhkan waktu tiga hari untuk mempersiapkan tujuh kalimat pendek untuk mereka. Dengan mendengarkan musiknya berkali-kali, kreativitas saya bekerja keras untuk menggambarkan bagaimana hasil akhirnya. Kalimat-kalimat yang saya tulis itu pendek tetapi setiap kalimat mempunyai konteks tersendiri yang akan menyentuh emosi siapa saja yang melihatnya. Tujuannya adalah membuat setiap penonton menekan tombol Subscribe untuk berlangganan halaman web tersebut.

Aspek visual yang sesuai dengan konteks konten dan cerita. Semalam saya telah menerima satu email dari perusahaan travel tersebut, terlampir video yang telah siap dibuat. Mereka meminta saya memberi sedikit saran tentang kesesuaian kalimat yang ada di video dengan adegan yang ditayangkan. Saya terpukau selama memutar video itu. Ternyata dampak yang dihasilkan begitu kuat. Memang penggunaan aspek visual dalam setiap pemasaran seperti video ini tidak dapat dipungkiri kekuatannya. Video ini dimulai dengan agak lambat, tapi mulai meningkat dan semakin cepat di puncaknya. Kemudian melambat lagi dan berakhir dengan visual yang menarik, diiringi dengan kalimat dan musik yang serasi!

Pangsa pasar yang tepat. Saya mengerti bahwa perusahaan travel ini mempunyai pangsa pasar yang unik, berbeda dari para pesaingnya. Mereka memberitahu saya pangsa pasarnya adalah mereka yang ingin berlibur tetapi tidak banyak yang ingat tentang liburan terakhir mereka. Tidak ada kenangan indah saat liburan, itu yang membuat mereka lupa. Jadi dengan memadukan pesan yang ingin mereka sampaikan ini, saya mulai memahami siapa pangsa pasar mereka. Dengan itu, proses mendesain kalimat dan cerita dapat dilakukan dengan baik.

Gunakan ketiga pendekatan ini untuk membangun video yang berdampak baik untuk pemasaran online Anda.

Tulisan ini adalah kontribusi dari Azleen Abdul Rahim, seorang blogger pemasaran digital di azleen.com, dengan penyesuaian standar LABANA.id